Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ketahui Risiko bila Ibu Hamil Tak Cukup Tidur dan Dampaknya pada Janin

vania dinda   |   HaiBunda

Kamis, 23 Feb 2023 18:25 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil Tidur
Ketahui Risiko bila Ibu Hamil Tak Cukup Tidur dan Dampaknya pada Janin/Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz

Saat hamil, Bunda mungkin akan mengalami beragam perubahan yang bisa menyebabkan rasa tak nyaman pada tubuh, mulai dari morning sickness hingga sakit punggung.

Alhasil semua keluhan itu bisa menyebabkan bumil kesulitan tidur. Padahal bumil yang kekurangan waktu tidur memiliki risiko tersendiri lho pada perkembangan janin di rahim.

Risiko bila ibu hamil tak cukup tidur 

Kualitas tidur yang buruk selama kehamilan dapat menimbulkan perubahan kesehatan fisik dan emosional, termasuk stres saat hamil. Pola tidur yang tidak sehat dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti sleep apnea.  

Dilansir Verywell Health, kehamilan adalah masa perubahan besar dalam pola makan, kesehatan tubuh, dan pola tidur. Saat tubuh Bunda berubah, begitu pula persiapan mental dan fisik Bunda untuk ke depannya.

Penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk memengaruhi hampir setengah dari semua wanita selama kehamilan. Sebuah studi di National Sleep Foundation menemukan 78 persen wanita mengatakan tidur mereka lebih terganggu selama kehamilan.

Pasalnya, kualitas tidur yang buruk dapat berdampak buruk bagi kesehatan, apalagi pada Bunda yang sedang hamil. Dikutip dari NHS, penelitian baru menunjukkan bahwa Bunda yang tidak cukup tidur selama kehamilan mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena komplikasi kehamilan termasuk:

  • Preeklamsia
  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes gestasional
  • Persalinan yang lebih lama dan tingkat operasi caesar yang lebih tinggi, terutama pada Bunda yang tidur kurang dari enam jam selama 24 jam.

Tekanan darah tinggi pada kehamilan terjadi ketika tekanan darah yang diukur lebih besar dari 140/90 mmHg setelah 20 minggu kehamilan pada orang tanpa hipertensi sebelumnya. Jika tekanan darah tinggi disertai dengan protein dalam urine, preeklamsia dapat terjadi.

Preeklamsia ini dikaitkan dengan potensi cedera organ pada orang hamil dan meningkatkan risiko kematian baik bagi Bunda maupun Si Kecil. Sejumlah temuan terkait dengan preeklamsia ini biasanya terjadi pada mendengkur kronis, karena sekitar 59 persen orang dengan preeklamsia mendengkur secara kebiasaan.

Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan di sepanjang jalan napas, yang pada gilirannya mempersempit saluran yang dilalui udara. Studi telah menunjukkan orang dengan preeklamsia memiliki kualitas tidur yang buruk dengan peningkatan tidur gelombang lambat dan penurunan tidur gerakan mata cepat.

Sedangkan orang yang kelebihan berat badan mungkin memiliki risiko tambahan. Faktor-faktor ini berkontribusi pada kolapsnya jalan napas dan kesulitan bernapas saat tidur. Gangguan pernapasan (apnea), dapat dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah.

Peningkatan ini dapat menyebabkan perubahan pada pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah secara keseluruhan. Sehingga hal ini dapat mengurangi volume darah yang dipompa oleh jantung, akibatnya, aliran darah ke janin melalui plasenta bisa terganggu.

Jika aliran darah yang tidak cukup ke janin yang sedang berkembang, dapat terjadi penurunan kadar oksigen. Hal ini dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan janin yang sedang berkembang, atau bahkan lebih fatal lagi.

Kurang tidur parsial kronis juga dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional dan kenaikan berat badan yang berlebihan karena perubahan regulasi glukosa (gula darah).

Klik halaman berikutnya yuk Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan video tentang 5 posisi agar ibu hamil dapat tidur nyaman:

[Gambas:Video Haibunda]



RISIKO BILA IBU HAMIL TAK CUKUP TIDUR

Ilustrasi Ibu Hamil Tidur

Ketahui Risiko bila Ibu Hamil Tak Cukup Tidur dan Dampaknya pada Janin/Foto: Getty Images/iStockphoto/dolgachov

Kurang tidur dapat memengaruhi perkembangan janin

Janin yang sedang berkembang membutuhkan pasokan nutrisi yang baik, termasuk oksigen. Saat Bunda mengalami tidur terganggu, terutama saat aliran darah ke plasenta terganggu, bisa ada konsekuensi yang signifikan.

Kurang tidur total juga dapat mengurangi jumlah hormon pertumbuhan yang dilepaskan, sehingga dapat menyebabkan masalah perkembangan atau pertumbuhan pada janin yang belum lahir.

Oleh karena itu, ketika kadar oksigen mengalami penurunan yang kecil sekalipun dapat membahayakan janin. Saat oksigen darah ibu turun, janin bereaksi dengan perlambatan irama jantung dan asidosis.

Banner Leukemia pada Anak

Pembatasan pertumbuhan janin (FGR) adalah suatu kondisi yang terkait dengan konsekuensi serius bagi janin yang sedang berkembang, termasuk janin yang lahir namun tidak selamat ataupun kelahiran prematur. Kurangnya oksigen merupakan faktor yang berkontribusi, terkait dengan plasenta yang tidak cukup dan kondisi kesehatan Bunda seperti preeklamsia.

Faktor lain yang dapat menyebabkan FGR termasuk stres, kurang nutrisi, atau bahkan pengaruh kelebihan oksigen yang tersedia, serta kualitas dan posisi tidur Bunda juga bisa berkaitan dengan FGR.

Sehingga dapat disimpulkan mendengkur dan sleep apnea akan meningkatkan risiko masalah selama kehamilan. Akibatnya, ada peningkatan risiko kelahiran prematur, hambatan pertumbuhan, dan potensi masalah kesehatan, atau kematian bayi yang baru lahir.

Beberapa penelitian tentang orang yang mengalami gangguan kualitas tidur pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, menemukan tingkat persalinan sesar yang lebih tinggi daripada orang yang melaporkan insomnia pada saat sedang hamil.

Kualitas atau kuantitas tidur Bunda yang buruk dapat memengaruhi fungsi dan suasana hati Bunda di siang hari, seperti:

  • Membutuhkan perhatian ekstra
  • Kurang bisa berkonsentrasi
  • Kesulitan untuk mengingat sesuatu
  • Depresi
  • Masalah komunikasi
  • Sulit untuk interaksi sosial

Bagi banyak orang, masalah ini dapat bertahan hingga beberapa minggu pertama setelah melahirkan, terutama karena pemberian makan malam pada Si Kecil dapat menyebabkan Bunda kurang tidur. Hampir semua orang, terutama bagi Bunda yang kelebihan berat badan atau obesitas, akan memiliki masalah tidur selama kehamilan.

Untuk itu, jika Bunda khawatir saat sedang kesulitan untuk tidur dapat memengaruhi perkembangan Si Kecil. Bunda dapat konsultasikan pada dokter untuk meninjau kebiasaan tidur dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan Bunda kurang tidur.

Kualitas tidur yang buruk sering terjadi selama kehamilan, terutama saat Anda memasuki trimester ketiga dan kedua. Meskipun mudah diabaikan, kurang tidur berdampak pada kesehatan Bunda yang sedang hamil dan janin yang sedang berkembang.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda