
kehamilan
Kontraksi atau Pecah Ketuban, Mana yang Lebih Dulu Terjadi?
HaiBunda
Sabtu, 11 Mar 2023 18:30 WIB

Masih awam dengan proses melahirkan yang normal dan sehat? Kontraksi atau pecah ketuban dulu ya?
Bagi seorang wanita, hamil pertama bisa menjadi sangat spesial. Bunda tentu tidak hanya ingin kehamilan yang sehat tapi juga proses melahirkan yang lancar.
Persalinan adalah proses alami. Inilah yang diharapkan selama tiga tahap persalinan dan kelahiran. Untuk mendapatkan proses melahirkan yang nyaman, Bunda perlu memahami dan mempelajari cara persalinan normal serta sehat.
Mengapa penting dipahami? Setidaknya bisa mengurangi rasa sakit, membuat Bunda lebih nyaman, dan memahami berbagai risiko jika terjadi indikasi tertentu selama proses melahirkan.
Mari kita bahas mengenai proses melahirkan. Untuk tahap awal, kontraksi atau pecah air ketuban lebih dulu ya? Cari tahu di sini jawabannya, mengutip dari Mayo Clinic.
Baca Juga : Kontraksi |
Kontraksi atau pecah air ketuban, mana yang lebih dulu?
Umumnya, kontraksi akan terjadi lebih dulu sebelum air ketuban pecah pada proses melahirkan yang normal. Kontraksi rahim bertanggung jawab untuk membuka serviks dan mempersiapkan tubuh untuk proses persalinan.Â
Ketika kontraksi terjadi, rahim menekan bayi ke bawah dan memperkuatnya untuk membantu proses kelahiran. Setelah kontraksi mulai, air ketuban bisa pecah.
Air ketuban adalah cairan yang melindungi dan memberi nutrisi pada bayi selama kehamilan. Pecahnya ketuban dapat terjadi karena tekanan dari kontraksi atau karena ketuban sudah lemah sehingga tidak dapat menahan tekanan.
Meski demikian dalam beberapa kasus, air ketuban dapat pecah sebelum kontraksi dimulai. Ketika air ketuban pecah, biasanya disertai dengan aliran cairan dari vagina.Â
Saat Bunda mengalami ketuban pecah dini (KPD) maka penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter demi memastikan kesehatan diri sendiri dan bayi serta memantau kemajuan persalinan.
Memahami proses melahirkan
Ada tiga tahap persalinan yang dapat Bunda persiapkan dengan memahami rangkaian yang tepat. Apa saja tahap persalinan tersebut?
Tahap 1: Persalinan awal dan aktif
Tahap pertama persalinan dan kelahiran terjadi saat Bunda mulai merasakan kontraksi yang terus-menerus. Kontraksi ini menjadi lebih kuat, teratur, dan sering dari waktu ke waktu.
Tahap awal persalinan akan membuat serviks terbuka (melebar) dan melunak serta menipis untuk memungkinkan bayi bergerak ke jalan lahir. Tahap pertama adalah yang terpanjang dari tiga tahap.
Ini sebenarnya dibagi menjadi dua fase, persalinan awal dan aktif.
Persalinan awal
Selama persalinan awal, serviks Bunda melebar. Bunda mungkin akan merasakan kontraksi ringan dan tidak teratur.
Saat serviks mulai terbuka, Bunda mungkin melihat cairan bening berwarna merah muda atau sedikit darah dari vagina. Ini kemungkinan sumbat lendir yang menghalangi pembukaan serviks selama kehamilan.
Persalinan awal tidak dapat diprediksi durasi waktunya. Untuk Bunda yang pertama kali melahirkan, panjang rata-rata bervariasi dari hitungan jam sampai hari. Seringkali lebih pendek saat melahirkan anak kedua dan seterusnya.
Cara agar tetap nyaman saat proses persalinan awal:
Bagi banyak wanita, persalinan awal tidak terlalu tidak nyaman, tapi kontraksi mungkin lebih intens. Cobalah tetap santai.
Untuk meningkatkan kenyamanan selama awal persalinan, Bunda bisa melakukan beberapa hal berikut:
- Jalan-jalan
- Mandi atau berendam
- Dengarkan musik santai
- Cobalah teknik pernapasan atau relaksasi yang diajarkan di kelas persalinan
- Ubah posisi
Jika Bunda mengalami kehamilan yang tidak rumit, mungkin menghabiskan sebagian besar persalinan tahap awal di rumah sampai frekuensi dan intensitas kontraksi meningkat. Dokter akan menginstruksikan Bunda kapan harus berangkat ke rumah sakit.
Berbeda ketika  air ketuban pecah lebih dulu atau mengalami pendarahan vagina yang signifikan, segera hubungi dokter.
Klik halaman selanjutnya untuk mengetahui kapan air ketuban pecah secara normal.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.
Saksikan video tentang menikmati kontraksi bisa mempermudah persalinan.
INI TAHAPAN SAAT AIR KETUBAN PECAH SECARA NORMAL
Kontraksi atau Pecah Ketuban, Mana yang Lebih Dulu Terjadi?/Foto: iStockphoto
Persalinan aktif
Selama persalinan aktif, serviks Bunda akan melebar dari 6 cm menjadi 10 cm. Kontraksi juga akan menjadi lebih kuat, dekat, dan teratur. Kaki Bunda mungkin kram dan bisa merasa mual.Â
Pada persalinan aktif umumnya akan merasakan air ketuban pecah. Jika Bunda belum pergi ke dokter untuk melahirkan, sekaranglah waktunya.
Persalinan aktif sering berlangsung 4 hingga 8 jam atau lebih. Rata-rata, serviks Bunda akan melebar sekitar 1 cm per jam.
Cara agar tetap nyaman saat proses persalinan aktif:
Dapatkan dukungan dari suami, keluarga, dan tim medis. Cobalah teknik pernapasan dan relaksasi untuk meredakan ketidaknyamanan Bunda.
Gunakan apa yang Bunda pelajari di kelas persalinan atau mintalah saran dari tim medis. Jika perlu berada dalam posisi tertentu untuk memungkinkan pemantauan ketat terhadap Bunda dan bayi, pertimbangkan cara-cara berikut untuk meningkatkan kenyamanan selama persalinan aktif:
- Ubah posisi
- Duduk di atas bola karet besar (bola bersalin)
- Mandi air hangat atau berendam
- Berjalan-jalan, berhenti bernapas melalui kontraksi
- Lakukan pijatan lembut di antara kontraksi
Bagian terakhir dari persalinan aktif, sering disebut sebagai transisi, bisa sangat intens dan menyakitkan. Kontraksi akan datang berdekatan dan dapat berlangsung selama 60 hingga 90 detik.
Bunda akan mengalami tekanan di punggung bawah dan rektum. Beri tahu tim medis ketika Bunda merasakan dorongan untuk mengejan.
Jika ingin mengejan tapi belum melebar sepenuhnya, dokter akan meminta Bunda untuk menahannya. Mengejan terlalu cepat bisa membuat Bunda lelah dan menyebabkan leher rahim membengkak sehingga mungkin menunda persalinan.
Terengah-engah atau tiup melalui kontraksi. Transisi biasanya berlangsung 15 hingga 60 menit.
Tahap 2: Kelahiran bayi
Sudah waktunya! Bunda akan melahirkan bayi selama tahap kedua persalinan. Diperlukan beberapa menit hingga jam atau lebih untuk mendorong bayi ke luar. Mungkin perlu waktu lebih lama untuk Bunda yang baru pertama kali menjalaninya.
Cara agar tetap nyaman saat proses persalinan tahap kedua: Dorong!
Dokter akan meminta Bunda untuk mengejan setiap kontraksi atau memberi tahu kapan harus mengejan. Bunda mungkin diminta untuk mendorong ketika merasakan dorongan untuk melakukannya.
Ketika saatnya untuk mendorong, Bunda dapat bereksperimen dengan posisi yang berbeda sampai menemukan posisi paling nyaman. Bunda bisa mendorong sambil berjongkok, duduk, berlutut bahkan dengan tangan dan lutut.
Pada titik tertentu, Bunda mungkin diminta untuk mendorong lebih lembut atau tidak sama sekali. Memperlambat memberi waktu pada jaringan vagina untuk meregang daripada robek.
Agar tetap termotivasi, Bunda dapat bertanya apakah dapat merasakan kepala bayi di antara kedua kaki Bunda atau melihatnya di cermin. Setelah kepala bayi Bunda lahir, sisa tubuh akan segera menyusul.
Jalan napas bayi akan dibersihkan jika perlu. Jika melahirkan tanpa komplikasi, dokter mungkin menunggu beberapa detik hingga menit sebelum tali pusat dipotong.
Menunda penjepitan dan pemotongan tali pusat setelah melahirkan akan meningkatkan aliran darah yang kaya nutrisi dari tali pusat dan plasenta ke bayi. Ini meningkatkan simpanan zat besi bayi dan mengurangi risiko anemia, mendorong perkembangan, serta pertumbuhan yang sehat.
Klik halaman selanjutnya untuk mengetahui tahap akhir persalinan.
TAHAP KEDUA: KELAHIRAN BAYI
Kontraksi atau Pecah Ketuban, Mana yang Lebih Dulu Terjadi?/Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages
Tahap 3: Kelahiran plasenta
Setelah bayi lahir, Bunda mungkin akan merasa sangat lega. Bunda juga bisa menggendong bayi di lengan atau perut. Hargai momen ini.
Ini bukan berarti sudah selesai, masih perlu melalui tahapan ketiga. Selama persalinan tahap tiga, Bunda akan melahirkan plasenta.
Plasenta biasanya lahir dalam 30 menit tapi prosesnya bisa berlangsung selama satu jam.
Cara agar tetap nyaman saat proses persalinan tahap ketiga: Tenang!
Saat ini fokus Bunda kemungkinan telah bergeser ke bayi. Bunda tidak menyadari apa yang terjadi di sekitar. Jika Bunda mau, cobalah menyusui bayi.
Bunda akan terus mengalami kontraksi ringan dan tidak terlalu menyakitkan yang berdekatan. Kontraksi membantu memindahkan plasenta ke jalan lahir.
Bunda akan diminta untuk mendorong dengan lembut sekali lagi untuk melahirkan plasenta. Bunda juga mungkin diberi obat sebelum atau setelah plasenta lahir untuk mendorong kontraksi rahim dan meminimalkan perdarahan.
Dokter juga akan memeriksa plasenta untuk memastikannya utuh. Setiap fragmen yang tersisa harus dikeluarkan dari rahim untuk mencegah perdarahan dan infeksi.
Jika Bunda tertarik, mintalah untuk melihat plasenta. Setelah melahirkan plasenta, rahim akan terus berkontraksi untuk membantunya kembali ke ukuran normal.
Perawat mungkin akan memijat perut Bunda. Ini dapat membantu rahim berkontraksi untuk mengurangi pendarahan.
Dokter juga yang akan menentukan apakah Bunda memerlukan perbaikan robekan di daerah vagina atau tidak. Jika tidak dibius, Bunda akan menerima suntikan bius lokal di area yang akan dijahit.
Itulah tahapan melahirkan. Nikmati prosesnya hingga bisa bersama bayi Bunda. Persiapan, rasa sakit, dan usaha Bunda akan terbayar. Jadi, usahakan bikin perasaan selalu senang selama proses melahirkan.
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Ketahui Durasi bila Bunda Melahirkan secara Normal dari Pembukaan sampai Akhir

Kehamilan
Usia Paling Pas dan Aman bila Bunda Ingin Melahirkan secara Normal

Kehamilan
3 Tahapan Pada Persalinan Normal, Kapan Harus ke Rumah Sakit?

Kehamilan
13 Tips Supaya Bunda Bisa Melahirkan Normal dengan Mudah

Kehamilan
7 Persiapan Penting agar Persalinan Normal Berjalan Lancar


7 Foto
Kehamilan
7 Potret Bahagianya Karina Salim Dikaruniai Anak Kedua Bertepatan dengan Ultah Suami
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda