Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kenapa Ovulasi Menyebabkan Sakit dan Nyeri Perut Bagian Bawah?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 09 Mar 2023 07:39 WIB

Ilustrasi ovulasi
Kenapa Ovulasi Menyebabkan Sakit dan Nyeri/Foto: Getty Images/iStockphoto/InspirationGP

Wanita saat ovulasi merasakan nyeri di perutnya. Rasa sakit ini biasanya terjadi di perut sebelah kanan atau kiri. Kenapa ovulasi menyebabkan sakit dan nyeri?

Beberapa hari sebelum Bunda mengalami menstruasi, biasanya mengalami nyeri di perut. Ini bisa berlangsung hanya beberapa menit atau berlanjut selama satu atau dua hari. Bahkan ada juga wanita yang mengalami sedikit pendarahan di vaginanya.

Kenapa ovulasi menyebabkan sakit dan nyeri?

Melansir laman NHS, wanita saat berovulasi memang mengalami nyeri di satu sisi perut bagian bawah. Saat itu, ovarium melepaskan sel telur sebagai bagian dari siklus menstruasi. Ini juga dikenal sebagai mittelschmerz, yang merupakan bahasa Jerman artinya 'nyeri tengah' atau 'nyeri di tengah bulan'.

Seperti apa gejala nyeri ovulasi ini? Dr. Prati Sharma, M.D., FACOG, ahli endokrinologi reproduksi dan asisten profesor di Universitas Toronto, gejala ovulasi ini berupa perubahan lendir serviks, kram ringan atau nyeri perut bagian bawah yang biasanya di kedua sisi perut bagian bawah, serta kembung dan nyeri payudara.

Rasa sakit yang Bunda alami bisa berupa kram tumpul atau sengatan tajam yang datang tiba-tiba. Rasa sakit dan nyeri saat ovulasi ini cukup umum terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Tapi terkadang bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang mendasarinya.

"Biasanya wanita tidak merasa sakit, tapi nyeri perut bagian bawah yang ringan cukup khas. Perubahan suasana hati juga bisa terjadi," jelasnya dikutip dari Romper.

Sementara itu Kendra Segura, MD, MPH, FACOG, seorang obgyn di California, menjelaskan bahwa waktu ovulasi setiap wanita itu berbeda-beda. Tapi, cara untuk mengenali tanda ovulasi sehingga dapat melakukan hubungan intim di waktu tersebut untuk meningkatkan peluang hamil.

"Bahkan jika Anda belum mencoba untuk hamil, tetap penting untuk memahami tanda-tanda ovulasi dengan baik," ujar Segura dilansir dari TheBump.

Blackmores Pregnancy & Breast

Kapan ovulasi terjadi?

Pada kebanyakan wanita usia subur, siklus menstruasi berlangsung antara 28 dan 32 hari. Ovulasi biasanya terjadi antara hari ke 10 dan 19 dari siklus itu. Atau sekitar 12 hingga 16 hari sebelum menstruasi berikutnya.

"Pada wanita sehat, ovulasi terjadi 14 hari sebelum menstruasi," kata Donnica L. Moore, MD, presiden Sapphire Women's Health Group di Chester, New Jersey. 

Misalnya jika siklus Bunda adalah 35 hari, ovulasi akan terjadi pada hari ke 21 dari siklus tersebut. Tapi jika siklus Bunda 21 hari, ovulasi akan terjadi pada hari ke tujuh.

Shannon M. Clark, MD, profesor di University of Texas Medical Branch di Galveston di Galveston, Texas, juga menjelaskan dengan bervariasinya waktu ovulasi di setiap wanita, setiap wanita sebaiknya membiasakan diri dengan kalender menstruasi setidaknya selama 3 bulan atau lebih. Tujuannya untuk memperkirakan siklus ovulasi dengan lebih baik.

Untuk wanita yang haidnya tidak teratur, bagaimana cara melacak ovulasinya? Klik halaman berikutnya.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.

Saksikan juga video tentang 4 tanda khas ovulasi:

[Gambas:Video Haibunda]



LAMANYA OVULASI

Tes Kehamilan

Kenapa Ovulasi Menyebabkan Sakit dan Nyeri?/Foto: Getty Images/iStockphoto

Pada wanita yang siklus menstruasinya tidak teratur atau sangat pendek (kurang dari 21 hari) atau panjang (lebih dari 35 hari), Clark merekomendasikan Bunda untuk ke dokter demi mengesampingkan kondisi medis apa pun yang mungkin menyebabkan ketidakteraturan siklus. 

Clark menyadari bahwa melacak ovulasi pada wanita yang haidnya tidak teratur itu bisa lebih sulit. Namun perlu diingat bahwa ovulasi terjadi 14 hari sebelum menstruasi, jadi bahkan dengan menstruasi yang tidak teratur, Bunda masih bisa hamil di beberapa titik dalam siklus.

Dan bagi sebagian wanita, ovulasi tidak selalu terjadi. Apabila Bunda sedang hamil, telah mengalami menopause atau meminum pil KB secara konsisten dan tepat waktu, Bunda tidak akan berovulasi. 

Puasa Syaban

Penyakit atau kelainan tertentu seperti sindrom ovarium polikistik atau kegagalan ovarium prematur, serta obat-obatan tertentu termasuk beberapa antidepresan, obat antimual, dan kemoterapi juga dapat menyebabkan wanita berhenti berovulasi untuk jangka waktu tertentu. 

Sama halnya dengan faktor gaya hidup seperti stres atau kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan secara signifikan juga dapat memengaruhi menstruasi dan ovulasi.

Lamanya ovulasi

Patricia Pollio, MD,  seorang obgyn di New York mengatakan setelah sel telur matang dilepaskan dari permukaan ovarium, sel telur berpotensi dibuahi selama sekitar 24 jam. Meskipun demikian, ini bukan berarti Bunda harus berhubungan intim tepat pada hari ovulasi. 

Bunda masih ada waktu enam hari yang menjadi jendela subur dalam siklus, yakni lima hari menjelang ovulasi dan hari saat berovulasi. Dari enam hari tersebut, waktu paling subur itu selama dua hingga tiga hari sebelum ovulasi dan hari pada saat ovulasi.

Sel telur tidak dapat hidup lagi jika lebih dari 24 jam setelah ovulasi. Dan biasanya Bunda tidak bisa hamil sampai siklus menstruasi berikutnya.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda