Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Stimulasi Puting agar Cepat Kontraksi, Apakah Efektif? Aturan dalam Merangsang Kontraksi

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 13 Mar 2023 21:33 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil
Stimulasi Puting agar Cepat Kontraksi, Apakah Efektif? Aturan dalam Merangsang Kontraksi/Foto: Getty Images/iStockphoto/

Stimulasi puting dipercaya sebagai cara agar cepat kontraksi. Namun, apakah ini efektif? Beberapa aturan ini perlu Bunda perhatikan dalam merangsang kontraksi.

Rangsangan puting memang dapat melepaskan hormon yang dapat menyebabkan kontraksi rahim. Namun sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa hal itu tidak dapat menyebabkan persalinan yang sebenarnya.

Dr. Valinda Nwadike, Dokter Spesialis Kebidanan dan Ginekologi mengatakan bahwa kebanyakan dokter tidak merekomendasikan stimulasi puting untuk menginduksi persalinan. Tapi ada beberapa bukti anekdot untuk efektivitasnya.

Kehamilan berisiko rendah

Nwadike menjabarkan beberapa studi tentang stimulasi puting untuk memicu kontraksi. Pada studi di jurnal PLoS One melaporkan bahwa 50 persen wanita di Jepang menggunakan stimulasi puting untuk membantu menginduksi persalinan.

Studi 2015 juga melaporkan bahwa stimulasi puting selama persalinan pervaginam menyebabkan fase kelahiran yang lebih pendek. Durasi rata-rata fase pertama kelahiran adalah 3,8 jam pada ibu hamil yang menggunakan stimulasi puting. Sedangkan bumil yang tidak menggunakan metode ini rata-rata 6,8 jam. 

Sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE meminta 16 ibu hamil berisiko rendah pada usia kehamilan 38-40 minggu untuk merangsang puting selama 1 jam sehari selama tiga hari.

Kemudian peneliti mengambil sampel air liur bumil untuk tes oksitosin. Tingkat oksitosin yang ada tidak meningkat secara signifikan hingga hari ketiga. Dan dari 16 peserta, enam bumil melahirkan dalam waktu 3 hari setelah memulai stimulasi puting.

Studi lain juga menyelidiki stimulasi puting pada kehamilan pertama yang berisiko rendah. Pada 38 minggu, setengah dari bumil mulai memijat payudara selama 15-20 menit tiga kali sehari. Para bumil ini melahirkan pada usia kehamilan rata-rata 39,2 minggu. 

Sebaliknya, bumil yang tidak menstimulasi puting rata-rata melahirkan 39,5 minggu. Studi ini juga menunjukkan tingkat persalinan caesar yang lebih rendah pada kelompok stimulasi.

Namun, sebagian besar percobaan stimulasi puting dan persalinan ternyata dilakukan pada wanita dengan kehamilan berisiko rendah. Kehamilan berisiko rendah merupakan kehamilan yang tidak memiliki risiko kesehatan tambahan. 

"Risiko kesehatan ini termasuk tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, jumlah cairan ketuban yang rendah atau tinggi, atau risiko lain yang dapat mempersulit kehamilan," jelas Nwadike dilansir Medicalnewstoday.

Seperti apa aturan untuk mempercepat kontraksi? Klik halaman berikutnya ya Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan video tentang 4 ciri-ciri kontraksi palsu jelang kelahiran

[Gambas:Video Haibunda]



ATURAN CEPAT KONTRAKSI

Ilustrasi Ibu Hamil

Stimulasi Puting agar Cepat Kontraksi, Apakah Efektif? Aturan dalam Merangsang Kontraksi/Foto: Getty Images/iStockphoto/eggeeggjiew

Dan Brennan, MD, Dokter Anak bersertifikat dan Konselor Laktasi di California menjelaskan bahwa stimulasi puting memang baru dipelajari pada bumil berisiko rendah. Jadi datanya belum cukup untuk menentukan apakah aman pada kehamilan berisiko tinggi.

"Meskipun tidak ada hasil buruk yang dilaporkan dalam studi stimulasi puting yang dilakukan, juga tidak ada cukup bukti untuk mengatakan bahwa tidak ada bahaya," jelas Brennan dilansir WebMD.

Menurutnya, ibu hamil tetap harus selalu berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum mencoba metode apa pun untuk menginduksi persalinan sehingga dapat memastikan itu aman.

Banner Anak Tidak Kuat Mental

Brennan bilang, stimulasi puting tampaknya hanya berhasil jika serviks sudah matang dan mendukung persalinan. Dalam tinjauan enam percobaan tahun 2005, tidak ada bukti stimulasi puting yang menyebabkan hiperstimulasi rahim, yaitu saat rahim berkontraksi terlalu sering atau terlalu lama, yang dapat mengganggu suplai darah bayi.

Namun, ada beberapa kasus pada bumil yang melakukan stimulasi puting untuk memicu kontraksi mengalami masalah dengan detak jantung bayi setelah rahim berkontraksi terlalu lama atau terlalu sering.

"Ini mungkin menjadi masalah karena tidak ada cara untuk mengontrol jumlah oksitosin yang dilepaskan dari stimulasi puting. Stimulasi puting tampaknya aman tetapi hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan dokter," imbuhnya.

Selain memicu kontraksi, kata Brennan, stimulasi puting juga dapat mengurangi risiko pendarahan postpartum.

Pada tinjauan tahun 2005 terhadap enam percobaan menemukan bahwa 0,7 persen wanita yang melakukan stimulasi puting mengalami perdarahan postpartum, sedangkan 6% wanita yang tidak melakukan stimulasi puting mengalami perdarahan.

Aturan cepat kontraksi

Stimulasi puting menjadi salah satu cara untuk mempercepat kontraksi. Namun, bumil perlu mengetahui aturan untuk mempercepat kontraksi. 

Apabila kehamilan Bunda belum menginjak usia 37 minggu, bumil tidak dianjurkan untuk mempercepat kontraksi. Stimulasi puting ini biasanya dapat dilakukan setelah kehamilan berusia lebih dari 37 minggu.

Jika kehamilan sudah melewati usia 40 minggu, bumil mungkin ingin mencari cara yang efektif untuk menginduksi persalinan secara alami. Misalnya dengan stimulasi puting. Namun, jangan lupa untuk meminta persetujuan dokter sebelum melakukan stimulasi puting. Karena cara tersebut dikhawatirkan dapat membahayakan pada kehamilan berisiko tinggi.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda