Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Hiperpigmentasi pada Ibu Hamil, Wajarkah? Penyebab dan Cara Mengatasinya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 29 Mar 2023 07:10 WIB

Skincare Ibu Hamil
Hiperpigmentasi pada Ibu Hamil, Wajarkah? Penyebab dan Cara Mengatasinya/Foto: Getty Images/iStockphoto

Ibu hamil mengalami banyak perubahan di tubuhnya, salah satunya kulit akan mengalami hiperpigmentasi. Namun, wajarkah hiperpegmentasi pada ibu hamil ini? Ketahui penyebab dan cara mengatasinya.

Jika Bunda hamil pertama kali, mungkin bertanya-tanya kenapa muncul bercak-bercak gelap di kulit wajah serta bagian tubuh lainnya. Kondisi tersebut dikenal dengan melasma. Namun mengapa munculnya saat hamil?

Hiperpigmentasi pada ibu hamil

Dr. Cynthia Cobb, praktisi perawat yang berspesialisasi dalam kesehatan wanita, estetika dan kosmetik, serta perawatan kulit, menjelaskan bahwa secara keseluruhan, antara 50 dan 70 persen orang akan mengalami beberapa bentuk melasma selama kehamilan.

Melasma merupakan kelainan kulit ketika melanosit (sel penghasil warna) di kulit menghasilkan pigmen ekstra karena suatu alasan. Dalam kehamilan, ini sering disebut sebagai chloasma, atau 'topeng kehamilan'.

Chloasma adalah masalah kosmetik. Itu tidak memengaruhi bayi dengan cara apa pun atau menunjukkan komplikasi kehamilan lainnya.

Gejala dan penyebab hiperpigmentasi

Cobb mengatakan gejala utama chloasma ini berupa kulit wajah yang menggelap. Ibu hamil kemungkinan juga melihat bercak gelap di dahi, pipi, dagu, atau sekitar mulut.

"Area-area ini mungkin menjadi lebih gelap semakin Anda terpapar sinar matahari atau semakin lama Anda hamil," ujar Cobb dikutip dari Healthline.

Apabila Bunda mengalami nyeri, gatal, atau perih, kata Cobb, itu bukanlah gejala melasma. Ibu hamil yang mengalami iritasi parah sebaiknya menyampaikan gejala tersebut ke dokter.

Dokter kulit dapat mendiagnosis kondisi Bunda dengan menggunakan lampu Wood, yang membantu menunjukkan apakah kondisi kulit tersebut disebabkan oleh bakteri, jamur, atau lainnya.

Menurut Cobb, hiperpegmentasi kulit pada bumil ini bisa terlihat di puting/areola, ketiak, atau alat kelamin yang menjadi lebih gelap. Selain itu juga berupa garis (linea nigra) memanjang dari area kemaluan di atas perut, atau penggelapan kulit di seluruh tubuh.

Penyebabnya, ujar Cobb, karena perubahan hormon. Terutama kelebihan estrogen dan progesteron yang menjadi penyebab utama melasma selama kehamilan. 

Mama's Choice Daily Protection Face Moisturizer 30 mlMama's Choice Daily Protection Face Moisturizer 30 ml/ Foto: Lazada

Paparan sinar matahari juga berperan. Wanita dengan kulit lebih gelap lebih cenderung memiliki melasma dibandingkan wanita dengan kulit lebih terang. Ibu hamil juga lebih mungkin mengembangkan melasma jika ada keturunan dari keluarga.

"Di luar itu, bercak hitam di wajah bisa diperparah oleh paparan sinar matahari, penggunaan produk atau perawatan kulit tertentu, dan bahkan genetika," katanya.

Ketidakseimbangan hormon yang mungkin telah ada sebelum kehamilan juga dapat memperburuk chloasma.

"Apa pun masalahnya, hormon perangsang melanosit Anda bereaksi terhadap pemicu ini dengan membuat kelebihan pigmen pelindung (bercak gelap) pada kulit yang disebut melanin," kata Cobb menambahkan.

Hiperpengmentasi pada kehamilan ini dapat terjadi kapan saja selama kehamilan Bunda. Namun, paling sering terjadi mulai trimester kedua atau ketiga.

Simak cara mengatasi kulit hiperpegmentasi selama kehamilan dengan klik halaman berikutnya.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.

Saksikan video tentang penyebab ibu hamil berjerawat:

[Gambas:Video Haibunda]



CARA MENGATASI HIPERPEGMENTASI SELAMA KEHAMILAN

Skincare Ibu Hamil

Hiperpigmentasi pada Ibu Hamil, Wajarkah? Penyebab dan Cara Mengatasinya/Foto: Getty Images/iStockphoto

Layan Alrahmani, M.D., yang merupakan Dokter Spesialis Kebidanan dan Ginekologi menjelaskan bahwa perubahan pigmentasi kulit akibat melasma akan menghilang sendirinya setelah melahirkan.

Melasma biasanya memudar tanpa pengobatan setelah Bunda melahirkan. Bintik-bintik gelap mungkin akan memudar dalam waktu satu tahun setelah melahirkan, dan kulit akan kembali ke warna normalnya, meski terkadang perubahannya tidak pernah hilang sama sekali.

Beberapa ahli tidak merekomendasikan pengobatan melasma selama kehamilan. Salah satu alasannya dapat diselesaikan dengan sendirinya. Dan beberapa metode pengobatan mungkin tidak aman atau efektif untuk digunakan saat hamil.

Banner Resep Lauk Pauk Buka Puasa

Perawatan terbaik sebenarnya adalah pencegahan, dengan bantuan beberapa perubahan gaya hidup. Mengatasi perubahan pada kulit selama kehamilan bisa membuat frustrasi.

Tapi, beberapa cara ini dapat bumil coba untuk mencegah hiperpegmentasi, meminimalkan bintik-bintik gelap pada kulit dengan cara aman. 

1. Gunakan pelindung matahari

Ini penting karena paparan sinar ultraviolet (UV) matahari memicu melasma dan mengintensifkan perubahan pigmen. Gunakan tabir surya spektrum luas (formula yang melindungi dari sinar UVA dan UVB) dengan SPF 30 atau lebih tinggi setiap hari, bahkan saat tidak cerah, dan sering-seringlah mengoleskannya di siang hari jika ibu hamil berada di luar. Hal ini berlaku bahkan jika ibu hamil berkulit gelap. 

Kulit gelap memang memiliki lebih banyak melanin (pigmen) daripada kulit yang lebih terang dan tidak cepat terbakar sinar matahari, tapi itu tidak cukup untuk melindungi ibu hamil dari radiasi UV yang berbahaya.

"Bahkan jika Anda tidak berencana untuk keluar rumah atau menghabiskan banyak waktu di luar, ada baiknya menggunakan tabir surya sebagai bagian dari rutinitas pagi Anda," jelas Alrahmani dilansir dari BabyCenter.

American Academy of Dermatology memperingatkan bahwa kulit terpapar sinar UV dalam jumlah yang signifikan setiap kali Anda berjalan di jalan, mengendarai mobil, atau bahkan duduk di dalam dekat jendela.

2. Kenakan topi bertepi lebar dan kemeja lengan panjang saat di luar jika mengalami perubahan pigmentasi pada lengan. 

3. Batasi waktu di bawah sinar matahari, terutama antara pukul 10.00 dan 14.00. Dan pastinya hindari salon penyamakan kulit (tanning).

4. Jangan melakukan waxing. Menggunakan wax untuk menghilangkan rambut dapat menyebabkan peradangan kulit yang memperburuk melasma, terutama di area tubuh yang mengalami perubahan pigmentasi.

5. Gunakan produk perawatan kulit hipoalergenik. Pembersih dan krim wajah yang mengiritasi kulit dapat memperburuk melasma.

6. Terapkan concealer. Jika bintik-bintik gelap mengganggu, tutupi dengan menggunakan riasan untuk saat ini. Concealer dengan nada putih dan kuning sering membantu, tetapi konsultasikan dulu dengan meminta saran dari dokter kulit bersertifikat.

7. Jangan gunakan produk pemutih kulit saat hamil, dan bicarakan dengan dokter  sebelum memulainya jika sedang menyusui.

Dengan beberapa cara di atas, masalah hiperpegmentasi pada ibu hamil diharapkan bisa diminimalkan.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda