Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

5 Perbedaan Air Ketuban dan Keputihan, Ketahui Ciri & Cara Mengeceknya

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Selasa, 20 Jun 2023 11:14 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil
5 Perbedaan Air Ketuban dan Keputihan, Ketahui Ciri & Cara Mengeceknya/ Foto: Getty Images/iStockphoto/photocheaper
Jakarta -

Selama kehamilan, beberapa Bunda hamil biasanya sulit membedakan cairan ketuban dan keputihan. Membedakan kedua fenomena ini sangatlah penting, para ibu perlu mengetahui untuk dapat merawat diri dengan lebih baik, mendeteksi kelainan tubuh dengan mudah, memastikan kehamilan yang sehat serta memastikan bayi berkembang baik.

Perbedaan air ketuban dan keputihan

Menurut Cleveland Clinic, cairan ketuban adalah zat seperti air yang mengelilingi janin di dalam rahim. Janin tumbuh di dalam kantung ketuban yang berisi cairan ketuban selama kehamilan. Kantung ketuban terbentuk sekitar 12 hari setelah Bunda hamil. Ketika air ketuban pecah dan menjadi tanda persalinan, kantung ketuban pecah dan cairan ketuban keluar dari vagina.

Cairan ketuban lebih dari sekadar cairan tempat janin mengapung. Cairan ketuban mengandung nutrisi, hormon, antibodi, dan cairan lain untuk membantu menjaga janin tetap sehat dan terlindungi. Cairan ketuban terus beredar karena janin menelannya, lalu mengeluarkannya. Memiliki terlalu sedikit atau terlalu banyak cairan ketuban dapat menyebabkan masalah bagi Bunda hamil atau janin.

Baca Juga : Ketuban

Apa manfaat cairan ketuban?

Cairan ketuban memiliki tugas penting di dalam rahim untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa manfaat cairan ketuban antara lain:

  • Melindungi janin dari infeksi
  • Bantalan gerakan janin dan membantunya bergerak.
  • Membantu perkembangan otot dan tulang janin.
  • Mencegah tali pusat agar tidak tertekan.
  • Membantu sistem pencernaan dan pernapasan janin berkembang.
  • Mengatur suhu tubuh janin.
  • Melindungi janin dari gerakan Bunda (seperti jatuh atau pukulan tiba-tiba).

Mengapa cairan ketuban sangat penting?

Cairan ketuban diperlukan untuk kehamilan yang sehat dan membantu mempersiapkan janin untuk dunia luar. Ini berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi mereka dari gerakan Bunda.

Bantalan yang sama ini memungkinkan mereka bergerak bebas dan mengembangkan otot dan tulang mereka. Cairan mencegah tali pusat dari kompresi. Tali pusar mengangkut oksigen dan nutrisi dari Bunda ke janin dan bisa terjepit tanpa cairan ketuban.

Cairan ketuban mengandung antibodi untuk membantu memperkuat sistem kekebalan janin. Janin berlatih bernapas dan menelan cairan ketuban untuk membantu mengembangkan paru-paru dan sistem pencernaannya. 

Bagaimana Bunda bisa membedakan antara keputihan normal yang biasanya jumlahnya lebih banyak daripada saat kita tidak hamil, dan air ketuban? Simak beberapa di antaranya, seperti dilansir dari Parents dan sumber lainnya berikut ini. 

1. Konsistensi cairan

Biasanya, keputihan berbentuk krim, berlendir, atau lengket dan tidak berbau. Sebagian besar cairan ketuban encer, cenderung jernih, tetapi terkadang kuning, hijau, atau dengan bintik putih. Biasanya mudah untuk mengetahui perbedaan antara cairan ketuban dan keputihan, yang sedikit lebih sulit adalah membedakan antara cairan ketuban dan urine.

2. Intensitas keluarnya cairan

Biasanya jika Bunda khawatir air ketuban pecah, dokter akan minta untuk mengevaluasi intensitas cairan, karena bisa saja urine yang keluar tak sengaja saat beraktivitas.

Bunda akan diminta mengenakan pakaian dalam kering, dan menggunakan peri-pad, lalu mengevaluasi apa yang keluar selama 30 hingga 60 menit. Menurut Romper, jika tidak ada yang keluar dalam kurun waktu tersebut kemungkinan yang keluar sebelumnya hanya keputihan.

Namun, Jika terus merasa bocor maka akan dilakukan evaluasi untuk ketuban pecah.

3. Tampak berbeda pada kertas lakmus

Bunda bisa membedakan cairan ketuban dan keputihan dengan dibantu kertas lakmus. Lakmus adalah kertas khusus berwarna merah dan biru yang dapat menilai tingkat keasaman dari suatu cairan.

Bunda bisa membeli kertas lakmus pada toko kesehatan atau apotek. Cara penggunaannya pun cukup mudah yaitu menempelkan kertas lakmus ke cairan yang telah keluar. Ketika kertas lakmus merah diteteskan air ketuban, maka kertas warna merah tersebut akan berubah menjadi biru. Jadi bukan air ketubannya sendiri yang berwarna biru.

Jika tidak berubah maka bisa dipastikan itu adalah keputihan yang keluar. Namun, bila ragu maka segera konsultasi dengan dokter kandungan atau bidan.

4. Cairan ketuban tidak dapat dikendalikan

Perbedaan air ketuban dan keputihan yang lain adalah Bunda tidak bisa mengontrol ketika aliran cairan ketuban keluar. Berbeda dengan keputihan yang hanya sesekali keluar. Sementara jika cairan yang keluar seperti kencing, berbau seperti kencing maka Bunda masih bisa menahannya.

5. Adanya mulas atau kontraksi ringan

Yang terasa dari perbedaan air ketuban dan keputihan lainnya yaitu saat cairan ketuban keluar maka biasanya disertai rasa mulas sebagai tanda akan ada persalinan dalam waktu dekat. Nah, ketika Bunda menyadari hal ini juga segera sebaiknya tempatkan pembalut di daerah vagina. Kemudian, dari pembalut bisa memeriksa warna dan bau dari cairan yang keluar.

Jika berwarna kuning, jernih, kuning pucat, atau kuning kehijauan dan berbau manis atau tidak berbau maka itu adalah cairan ketuban. Bau yang dikeluarkan oleh cairan ketuban bisa bervariasi tergantung individu, mulai dari berbau manis sampai berbau pahit, tapi yang paling umum adalah berbau manis.

Dan hal ini berbeda dengan keputihan yang tidak berbau dan berwarna kecuali ada perubahan warna pada keputihan, bisa jadi tanda melahirkan atau vagina mengalami masalah.

Cairan ketuban membantu pertumbuhan janin dan melindunginya dari cedera dan infeksi. Janin menelan dan berlatih menghirup cairan ketuban, lalu mengeluarkannya. Beberapa orang hamil memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban. Dokter mungkin memantau lebih dekat atau melakukan ultrasonografi tambahan jika ini terjadi. Jika khawatir tentang kehamilan atau mengalami kebocoran cairan dari vagina, jangan ragu untuk berbicara dengan dokter.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda