Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

3 Faktor Penyebab Janin Tetap Kecil Meski Ibu Hamil Sudah Banyak Makan

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 24 Jun 2023 10:00 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil
3 Faktor Penyebab Janin Tetap Kecil Meski Ibu Hamil Sudah Banyak Makan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/yacobchuk

Bunda tentu paham pentingnya nutrisi selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak tepat bisa menjadi penyebab janin tetap kecil meski ibu hamil sudah makan banyak.

Perlu diketahui, Bunda membutuhkan lebih banyak asupan nutrisi yang berkualitas daripada sebelum hamil. Membuat pilihan makanan sehat setiap hari akan membantu memenuhi kebutuhan bayi untuk berkembang, dan memastikan Bunda dan Si Kecil mendapatkan berat badan yang tepat.

Setidaknya, sekitar 300 kalori ekstra dibutuhkan setiap hari untuk mempertahankan kehamilan yang sehat. Kalori dapat diperoleh dari diet seimbang, yang terdiri dari protein, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Selain itu, jangan lupa untuk membatasi asupan makanan manis dan berlemak selama hamil. Pola makan yang sehat dan seimbang ini telah terbukti baik untuk janin dan dapat mengurangi gejala kehamilan, seperti mual dan sembelit.

"Kemampuan ibu untuk menyediakan nutrisi dan oksigen bagi bayinya merupakan faktor penting bagi kesehatan janin dan kelangsungan hidupnya," demikian isi penelitian ilmiah tentang nutrisi ibu selama kehamilan dan kesehatan janinnya oleh MS Martin-Gronert dan SE Ozanne.

Asupan ibu hamil dan berat janin

Academy of Nutrition and Dietetics merekomendasikan komponen utama gaya hidup sehat selama kehamilan, yakni penambahan berat badan yang tepat, makan makanan seimbang, berolahraga secara teratur, dan suplemen vitamin dan mineral yang tepat. Dapat dikatakan, asupan ibu hamil bisa berpengaruh pada berat janin, Bunda.

Namun, pada kasus tertentu ditemukan janin yang tetap kecil meskipun ibu hamil sudah banyak makan. Dalam istilah medis, kasus tersebut merupakan kasus IUGR (Intrauterine Growth Restriction). Dikutip dari Belly Belly, kebanyakan kasus IUGR tidak berhubungan dengan pola makan ibu.

IUGR terjadi ketika janin tidak menerima nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan yang tepat. IUGR dapat dimulai kapan saja dalam kehamilan.

Kondisi IUGR sering kali disebabkan oleh kelainan kromosom, penyakit ibu, atau masalah berat pada plasenta. Pembatasan pertumbuhan onset lambat (setelah 32 minggu) juga biasanya terkait dengan masalah lain.

Perkembangan janin 8 mingguIlustrasi USG/ Foto: iStockphoto

Penyebab janin tetap kecil

Dikutip dari laman Children Hospital of Philadelphia, berikut beberapa faktor penyebab IUGR atau janin tetap kecil meski ibu sudah makan banyak:

1. Faktor ibu hamil

Faktor yang terkait kondisi ibu selama hamil juga dapat menjadi salah satu penyebab janin tetap kecil. Berikut beberapa faktor yang dimaksud:

  • Memiliki tekanan darah tinggi
  • Mengidap penyakit ginjal kronis
  • Mengidap diabetes tingkat lanjut
  • Memiliki penyakit jantung atau pernapasan
  • Mengalami malnutrisi, anemia
  • Mengalami infeksi
  • Penggunaan zat (alkohol, obat-obatan)
  • Merokok

2. Faktor-faktor yang melibatkan rahim dan plasenta

Ada beberapa faktor yang melibatkan rahim dan plasenta, yang menyebabkan janin kecil di dalam kandungan, yakni:

  • Penurunan aliran darah di rahim dan plasenta
  • Solusio plasenta (plasenta terlepas dari rahim)
  • Plasenta previa (plasenta menempel di bawah rahim)
  • Infeksi pada jaringan sekitar janin

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan bayi (janin):

Ada pun faktor-faktor penyebab berat janin kecil yang berhubungan dengan bayi adalah sebagai berikut:

  • Kehamilan kembar
  • Infeksi
  • Cacat lahir
  • Kelainan kromosom

Tanda janin tetap kecil

Seorang ibu hamil mungkin tidak mengetahui bahwa janinnya tetap kecil atau tidak berkembang dengan baik. Tanda janin kecil mungkin baru terdeteksi dari tanda-tanda tertentu setelah ia lahir, seperti:

  • Berat lahir rendah
  • Kadar gula darah rendah
  • Suhu tubuh lebih rendah
  • Tingkat sel darah merah yang tinggi
  • Kesulitan melawan infeksi

Risiko pada janin yang kecil

Ketika janin tidak menerima oksigen atau nutrisi yang cukup selama kehamilan, pertumbuhannya akan terganggu, dan sel jaringan serta organ mungkin tidak tumbuh dengan optimal. Risiko bahkan dapat berlanjut selama persalinan, dan setelahnya.

Janin dengan berat badan yang rendah dan/atau IUGR mungkin mengalami masalah saat lahir, yakni:

  • Penurunan kadar oksigen
  • Skor Apgar rendah, yakni penilaian yang membantu mengidentifikasi bayi dengan kesulitan beradaptasi setelah melahirkan
  • Aspirasi mekonium (terhirupnya tinja pertama yang dikeluarkan dalam rahim) yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas
  • Hipoglikemia (gula darah rendah)
  • Kesulitan mempertahankan suhu tubuh normal
  • Polisitemia (terlalu banyak sel darah merah)

Cara penanganan janin yang tetap kecil

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi atau menangani janin tetap kecil. Berikut caranya:

1. Rutin cek gerakan janin

Cara terbaik untuk memastikan janin sehat adalah memperhatikan gerakannya. Pastikan janin bergerak setiap hari, Bunda.

Bayi yang sering bergerak atau tampak berpindah-pindah biasanya sehat. sebaliknya, bayi yang jarang bergerak atau berhenti bergerak mungkin sedang sakit atau mengalami masalah perkembangan. Jika tidak merasakan gerakan janin selama hamil, segera hubungi dokter.

2. Banyak istirahat

Cara lain untuk membantu mengoptimalkan perkembangan janin adalah dengan banyak istirahat. Istirahat dapat membantu tubuh merasa lebih baik.

Penting untuk tidur 8 jam (atau lebih) setiap malam selama hamil. Bunda juga bisa menyisihkan waktu istirahat sekitar 1-2 jam di siang atau sore hari.

3. Penanganan medis

Penanganan janin kecil juga dapat tergantung pada seberapa serius kondisinya. Ini dapat didasarkan pada USG (perkiraan berat janin), USG Doppler (aliran darah ke bayi), serta faktor risiko dan usia kehamilan.

Beberapa tindakan atau perawatan terkait janin kecil di antaranya:

  • Pemantauan yang rutin, seperti sering melakukan kunjungan prenatal, pemeriksaan USG, dan mungkin menjalani tes lainnya.
  • Penggunaan obat kortikosteroid sesuai dengan resep dokter.
  • Opname di rumah sakit untuk menjalani perawatan di bawah pengawasan dokter.
  • Persalinan prematur atau operasi caesar darurat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(aci/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda