
kehamilan
Mengenal Hipospadia, Kelainan Bawaan Lahir pada Anak Laki-laki
HaiBunda
Jumat, 11 Aug 2023 15:02 WIB

Hipospadia adalah cacat lahir (kondisi bawaan) yang dialami anak laki-laki. Bunda perlu mengenal hipospadia, kelainan bawaan lahir pada anak laki-laki.
Pada hipospadia ini, lubang uretra tidak terletak di ujung penis. Meski begitu, tidak menyebabkan kesulitan dalam merawat bayi. Pembedahan biasanya menjadi cara untuk mengembalikan penampilan normal penis anak.
Mengenal hipospadia
Uretra ini merupakan saluran tempat urine mengalir dari kandung kemih dan keluar dari tubuh. Melansir laman Mayoclinic, pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu ke 8-14 kehamilan.
Pembukaan abnormal dapat terbentuk di mana saja dari tepat di bawah ujung penis hingga skrotum. Namun, sejumlah pengobatan hipospadia berhasil sehingga sebagian besar pria dapat buang air kecil dan bereproduksi secara normal.
Baca Juga : Hipospadia |
Gejala hispodia
Hipospadia adalah pembukaan uretra terletak di bagian bawah penis, bukan di ujungnya. Dalam kebanyakan kasus, pembukaan uretra berada di dalam kepala penis. Dan yang lebih jarang, bukaannya ada di tengah atau pangkal penis. Atau lubangnya ada di dalam atau di bawah skrotum.
Tanda dan gejala hipospadia meliputi:
- Pembukaan uretra di lokasi selain ujung penis
- Kurva penis ke bawah (chordee)
- Penampilan penis yang berkerudung karena hanya setengah bagian atas penis yang ditutupi kulup
- Semburan tidak normal saat buang air kecil
Sebagian besar bayi dengan hipospadia didiagnosis segera setelah lahir saat masih di rumah sakit. Namun, jika berpindahnya pembukaan uretra sedikit saja mungkin tidak kentara dan lebih sulit untuk diidentifikasi.
Bicaralah dengan dokter jika Bunda khawatir tentang penampilan penis anak atau jika ada masalah dengan buang air kecil.
Jenis hipospadia yang dimiliki anak laki-laki bergantung pada lokasi pembukaan uretra:
- Subcoronal: Pembukaan uretra terletak di suatu tempat di dekat kepala penis.
- Midshaft: Pembukaan uretra terletak di sepanjang batang penis.
- Penoscrotal: Pembukaan uretra terletak di tempat pertemuan penis dan skrotum.
Penyebab hipospadia
Hipospadia sudah ada saat lahir (bawaan). Saat penis berkembang pada janin laki-laki, hormon tertentu merangsang pembentukan uretra dan kulup. Hipospadia terjadi ketika terjadi kerusakan pada aksi hormon-hormon ini, menyebabkan uretra berkembang secara tidak normal.
Penyebab hipospadia pada sebagian besar bayi tidak diketahui. Dalam kebanyakan kasus, hipospadia diduga disebabkan kombinasi gen dan faktor lain, seperti hal-hal yang bersentuhan dengan ibu di lingkungannya, atau apa yang dimakan atau diminum ibu, atau obat-obatan tertentu yang dia gunakan selama kehamilan.
Faktor risiko hipospadia
Meskipun penyebab hipospadia biasanya tidak diketahui, faktor-faktor ini mungkin berhubungan dengan kondisi tersebut:
- Sejarah keluarga. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dengan riwayat keluarga hipospadia.
- Genetika. Variasi gen tertentu mungkin berperan dalam gangguan hormon yang merangsang pembentukan alat kelamin laki-laki.
- Usia ibu di atas 35. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mungkin ada peningkatan risiko hipospadia pada bayi laki-laki yang lahir dari wanita yang berusia lebih dari 35 tahun.
- Paparan zat tertentu selama kehamilan. Ada beberapa spekulasi tentang hubungan antara hipospadia dan paparan ibu terhadap hormon tertentu atau senyawa tertentu seperti pestisida atau bahan kimia industri, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.
- Perawatan kesuburan: Wanita yang menggunakan teknologi reproduksi berbantuan untuk membantu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
Anak laki-laki dengan hipospadia terkadang memiliki penis yang bengkok. Anak ini mungkin memiliki masalah dengan semburan urine yang tidak normal dan mungkin harus duduk untuk buang air kecil.
Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum. Jika hipospadia tidak diobati dapat menimbulkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil sambil berdiri.
Melansir laman CDC, para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 1 dari setiap 200 bayi lahir dengan hipospadia di Amerika Serikat,1,2 menjadikannya salah satu cacat lahir yang paling umum.
Komplikasi hipospadia
Jika hipospadia tidak diobati, dapat mengakibatkan:
- Penampilan penis yang tidak normal
- Masalah belajar menggunakan toilet
- Kelengkungan penis yang tidak normal dengan ereksi
- Masalah dengan gangguan ejakulasi
Pengobatan hipospadia
Pembedahan dapat memperbaiki hipospadia. Dengan metode bedah yang lebih baru, anak-anak dapat menjalani operasi korektif pada usia lebih dini. Dokter akan mendiskusikan waktu yang tepat untuk operasi anak.
Banyak ahli urologi pediatrik melakukan operasi saat anak berusia antara enam dan 12 bulan. Pada usia itu, lebih mudah merawat tempat operasi setelah operasi. Juga lebih aman bagi anak untuk dibius.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
5 Alasan Bunda Membutuhkan Penyangga Perut Saat Hamil Trimester 2 dan 3

Kehamilan
7 Cara Ampuh Agar Janin Bergerak, Bisa Lari Kecil atau Hanya Berbaring

Kehamilan
3 Faktor Penyebab Bayi Meninggal dalam Kandungan Menurut Dokter

Kehamilan
Tahapan Perkembangan Janin dari Awal hingga Persalinan, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
10 Hal Bikin Ibu Hamil Overthinking, Morning Sickness hingga Keguguran


7 Foto
Kehamilan
Intip 7 Potret Baby Moon Siti Badriah di Bali, Seru Bareng Suami Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda