
kehamilan
Ibu Bawa Bayi Hendak Bunuh Diri di Stasiun, Kenali Apa Itu Baby Blues & Depresi Postpartum
HaiBunda
Selasa, 05 Sep 2023 10:50 WIB

Peristiwa memilukan terjadi di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Seorang bunda nekat melakukan percobaan bunuh diri dengan membawa anaknya di rel Kereta Rangkaian Listrik (KRL).
Aksi tersebut sempat terekam dalam video yang viral di media sosial. Salah satu pengguna TikTok dengan akun @akar*** mengunggah video berdurasi singkat itu.
Dalam videonya, terlihat seorang perempuan yang hendak melompat ke rel KRL bersama bayi di dekapannya. Beruntung, aksinya berhasil digagalkan oleh petugas stasiun.
Seorang petugas tampak berusaha menahan perempuan itu agar tak kembali melompat ke rel, sedangkan bayi perempuan di gendongannya sudah diamankan oleh petugas lain.
"Saya tahu ibu ada masalah, tapi ngomong baik-baik," kata petugas berusaha mencegah perempuan itu untuk melakukan aksi bunuh diri.
"Ibu kenapa bu? Ibu enggak boleh gitu, bu," kata seorang penumpang KRL menimpali.
Kapolsek Pasar Minggu Kompol David Pratama mengatakan, sang bunda beserta anaknya sudah berhasil diselamatkan. Perempuan itu juga membuat pernyataan untuk tidak mengulangi aksinya lagi.
"Itu orang mau percobaan bunuh diri, barangkali stres, tapi sudah diselamatkan. Sudah selamat, nggak ada apa-apa dan balik ke rumahnya. Dia sudah berjanji nggak mau ulangi lagi dan sudah dibawa ke rumah," kata David, dikutip dari detikcom.
David menambahkan, saat ini pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan dinas terkait guna memantau sang ibu agar tidak melakukan aksi nekat itu lagi.
Video aksi perempuan itu viral dan langsung diramaikan oleh komentar warganet. Banyak netizen menduga sang ibu mengalami baby blues hingga nekat mengakhiri nyawanya bersama Si Kecil.
"Apakah Babyblues??" komentar akun @Tan*****
Beberapa netizen juga menduga perempuan itu mengalami postpartum depression. Keduanya merupakan hal yang berbeda, Bunda.
Sering dianggap sama, apa sebenarnya perbedaan antara kedua hal ini? Baca di halaman selanjutnya.
Saksikan juga video tentang baby blues yang berpengaruh pada kondisi ASI busui:
BABY BLUES & POSTPARTUM DEPRESSION
Ilustrasi baby blues/ Foto: Getty Images/iStockphoto/staticnak1983
Baby blues dan depresi postpartum merupakan masalah psikologis yang rentan dialami oleh ibu baru.
Menurut American Pregnancy Association, baby blues rata-rata berlangsung selama hitungan hari sampai minggu setelah melahirkan. Ibu yang mengalaminya akan sering menangis, sensitif, mood swing dan cemas.
Apabila baby blues terus berlanjut lebih dari dua pekan dan bahkan semakin parah, hal ini bisa berlanjut menjadi depresi postpartum.
Melansir dari Mayo Clinic, perbedaan baby blues dan depresi postpartum juga dapat dilihat dari penanganannya. Baby blues biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah ibu mulai beradaptasi dengan rutinitas mengurus bayi, maksimal dalam waktu dua pekan.
Kondisi baby blues dapat ditangani dengan cukup istirahat, makan makanan bergizi, tetap melakukan aktivitas yang disukai serta sering mengobrol dengan keluarga terdekat.
"Baby blues maupun depresi postpartum merupakan kondisi yang sangat wajar dialami ibu setelah melahirkan. Tapi dengan penanganan yang tepat, masalah ini bisa diatasi," ujar profesor psikiatri The Ohio State University Wexner Medical Center, Tamar Gur, MD, PhD, dilansir Parents.
Sedangkan pada kasus depresi postpartum, faktor hormonal biasanya juga turut berperan. Kondisi lingkungan dan fisik seperti kelelahan bercampur dengan kurang tidur serta tidak ada dukungan dari orang terdekat berpotensi memicu depresi pada ibu setelah melahirkan.
Depresi postpartum membutuhkan penanganan yang lebih kompleks, misalnya dengan psikoterapi atau konseling. Dalam beberapa kasus, dibutuhkan pula konsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
Oleh karena itu, mencari dukungan dan tetap terbuka secara komunikasi saat membutuhkan bantuan untuk merawat Si Kecil menjadi salah satu kunci penting mencegah baby blues maupun depresi postpartum.
Kita perlu memahami bahwa kecenderungan bunuh diri biasanya diawali dari depresi. Ditambah adanya perasaan bersalah, atau sedih yang mendalam. Bahkan umumnya yang bersangkutan juga sulit untuk dihibur. Mengutip ulasan Bahan Kesehatan Dunia (WHO), Preventing suicide: a global imperative, orang yang berbicara tentang bunuh diri bisa saja mendapat bantuan atau dukungan.
Jika menemukan gejalanya pada orang terdekat segera hubungi lima rumah sakit yang disiagakan Kementerian Kesehatan untuk melayani panggilan telepon konseling pencegahan bunuh diri, yakni:
1. RSJ Amino Gondohutomo Semarang (024) 6722565
2. RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251) 8324024, 8324025, 8320467
3. RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021) 5682841
4. RSJ Prof Dr Soerojo Magelang (0293) 363601
5. RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang (0341) 423444
Ada pula nomor hot line Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.
Saksikan juga video tentang drama hidup pasca melahirkan yang kerap dialami seorang ibu:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
5 Penyebab Depresi Pasca Melahirkan Paling Umum, Salah Satunya Kurang Tidur

Kehamilan
Serba-serbi Sindrom Baby Blues yang Rentan Dialami Ibu Baru

Kehamilan
Jangan Tertukar Bunda, Ini Perbedaan Baby Blues dan Depresi Postpartum

Kehamilan
Beda Baby Blues, Cemas, dan Depresi Pascamelahirkan

Kehamilan
Penyebab Depresi Postpartum yang Perlu Bunda Waspadai

Kehamilan
Memahami Alasan Nikita Mirzani Tak Mau Lahiran Didampingi Suami
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda