Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bagaimana Keadaan Janin saat Ibu Puasa? Ketahui Fakta Medisnya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 05 Nov 2023 19:20 WIB

Cheerful Pregnant Muslim Lady In Hijab Posing Embracing Belly Sitting On Couch At Home. Young Arab Mom's Portrait, Awaiting Baby. Pregnancy Happiness And Childbirth Concept
Bagaimana Keadaan Janin saat Ibu Puasa? Ketahui Fakta Medisnya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Daftar Isi
Jakarta -

Ibu hamil memang diperbolehkan menjalankan ibadah puasa. Namun, sejumlah ibu hamil mungkin khawatir puasa tersebut dapat memengaruhi janin. Bagaimana keadaan janin saat ibu berpuasa? Ketahui fakta medisnya.

Puasa adalah saat orang tidak makan atau minum apa pun, atau membatasi apa yang dimakan atau minum, selama jangka waktu tertentu. 

Keadaan janin saat ibu puasa

Melansir Pregnancybirthbaby, ketika ibu hamil berpuasa, salah satu yang dikhawatirkan apakah janin ikut kelaparan? Ternyata puasa tidak akan membuat bayi kelaparan Bunda. Puasa atau tidak, janin tidak akan kelaparan karena pasti mendapatkan asupan nutrisi dari tubuh ibunya.

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Sub Endokrinologi & Menopouse, Prof. Dr. dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG-KFer, puasa tidak akan memengaruhi janin. Puasa atau tidak, janin tidak akan kelaparan karena pasti mendapatkan asupan nutrisi dari ibunya.

"Janin tidak pernah kelaparan karena tubuh ibu pasti akan menyuplai makanan. Janin tidak akan pernah kekurangan kalsium karena dia akan mengambil dari tulang ibunya. Jadi kalau ibunya kurang kalsium yang dibongkar tulangnya sendiri untuk dikasih ke bayi. Begitu pun dengan kalori makan yang diberikan ke janin," kata Prof Andon kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Janin bisa kekurangan nutrisi dan menjadi kelaparan. Tapi, penyebabnya bukan karena ibu hamil berpuasa, melainkan ada masalah di plasenta. "Janin kekurangan makanan itu kalau ada masalah di plasenta, yang membuat nutrisi tidak bisa masuk ke janin," ujarnya.

Sementara itu, Dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan di RS Hermina Jatinegara, dr. Adila Rossa Amanda Malik, Sp.OG. Menurut Adila, juga mengatakan janin tak akan kelaparan ketika ibu hamil berpuasa. Ini karena janin akan mengambil nutrisi dari ibunya.

"Janin mengambil nutrisi yang sudah tercerna dari si ibu. Jadi, enggak serta merta ibu makan langsung masuk ke janin. Makanan yang masuk ini jadi dicerna dan dimetabolisme dulu, baru dikasih ke janin," kata Adila kepada Haibunda.

Puasa dan pertumbuhan janin

Secara medis, puasa bisa memengaruhi janin. Ketika berpuasa, tubuh memerlukan glukosa sebagai sumber energi. Tapi, pada saat berpuasa Bunda bisa mengalami hipoglikemia atau kondisi dengan kadar gula dalam darah rendah. Hal ini terjadi karena berkurangnya asupan glukosa yang dibutuhkan untuk membuat energi.

Saat kadar gula darah turun, tubuh akan menggunakan sumber lain, yakni cadangan lemak, untuk menghasilkan energi. Pada kondisi ini, terbentuklah benda keton yang berbahaya untuk tubuh dan bisa memengaruhi janin, Bunda.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Risma Maharani, Sp.OG., M.Kes, mengatakan bahwa puasa diperbolehkan saat hamil. Tapi secara medis, puasa memang dapat memengaruhi janin, Bunda.

"Kalau tidak cukup (kadar gula dalam darah), tubuh akan kompensasi menggunakan sumber lain, yakni cadangan lemak. Ini menghasilkan benda keton. Kalau berlebihan atau lama di tubuh, bisa terjadi ketosis yang dapat memengaruhi janin," ujar Risma saat Live Instagram HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Salah satu yang membuat kadar ketosis naik adalah asupan nutrisi yang kurang disertai gejala mual dan muntah selama ibu hamil puasa. Dalam kebanyakan kasus, Bunda akan kehilangan sumber energi dari asupan karbohidrat yang tersimpan dalam tubuh saat mual dan muntah.

"Takutnya (mual dan muntah berlebihan) bisa meningkatkan kadar ketosis pada janin karena asupan karbohirat drop, sehingga tubuh menggunakan cadangan lemaknya. Ini bisa mengakibatkan perkembangan janin terhambat dan persalinan prematur," ungkap Risma.

Jika kadar ketosis meningkat, lanjut Risma, bisa mengakibatkan perkembangan janin yang terhambat. Selain itu, ketosis berisiko persalinan prematur.

Ibu Hamil MuslimIbu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Poetra Dimatra

Syarat ibu hamil yang ingin berpuasa

Melansir laman Tommys, ibu hamil yang memutuskan untuk berpuasa penting untuk berkonsultasi dulu ke dokter atau bidan. Dokter atau bidan akan melihat riwayat kehamilan dan berbicara dengan Bunda tentang berat badan, gaya hidup, berapa minggu kehamilan.

Selain itu, apakah Bunda mengalami komplikasi. Ini akan membantu dokter atau bidan mengetahui bagaimana ibu hamil akan menjalani puasa dan apakah ada dukungan tambahan yang Bunda perlukan.

Jika Bunda memutuskan untuk berpuasa, pertimbangkan untuk berhenti berpuasa setiap beberapa hari. Berhati-hatilah jika berpuasa pada trimester ketiga karena ini adalah saat di mana Bunda mungkin memerlukan 200 kalori ekstra jika aktif. Istirahat yang cukup saat berpuasa karena energi ibu hamil cenderung berkurang.

Bagaimana dengan makanan yang harus ibu hamil konsumsi? Seperti halnya diet kehamilan seimbang lainnya, pilihlah berbagai makanan sehat, termasuk:

  1. Makanan kaya vitamin dan mineral, seperti zat besi dan kalsium.
  2. Makanan berenergi pelepasan lambat, seperti pasta gandum utuh, sereal berbahan dasar oat atau dedak, kacang-kacangan, kacang-kacangan tanpa garam, dan roti gandum.
  3. Makanan kaya protein, seperti daging, kacang-kacangan, dan telur.
  4. Perubahan apa pun pada kebiasaan makan dan kekurangan cairan dapat membuat ibu hamil mengalami sembelit. Perbanyak makanan berserat tinggi saat berbuka puasa, seperti biji-bijian, buah, sayur mayur, dan kacang-kacangan.
  5. Pastikan untuk minum banyak cairan saat tidak berpuasa untuk mengurangi risiko dehidrasi. Ingatlah untuk mengonsumsi asam folat (hingga 12 minggu kehamilan) dan suplemen vitamin D.

Namun, jika ibu hamil mengalami masalah kesehatan apa pun selama kehamilan, seperti diabetes gestasional atau komplikasi kehamilan lainnya, Bunda harus berkonsultasi dengan dokter dan pemuka agama setempat sebelum berpuasa. Secara umum, ada baiknya Bunda memastikan ke dokter atau bidan bahwa aman untuk berpuasa.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda