
kehamilan
Mengenal Kematian Mudigah pada Janin: Pengertian, Ciri, dan Gejalanya
HaiBunda
Selasa, 20 Aug 2024 12:37 WIB

Daftar Isi
Bunda, masa kehamilan merupakan periode yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan. Namun, ada berbagai kondisi medis yang bisa terjadi selama kehamilan, termasuk kematian mudigah pada janin.
Kondisi ini sering kali sulit dipahami dan menimbulkan banyak pertanyaan serta kekhawatiran bagi Bunda yang mengalaminya. Artikel ini akan membantu Bunda memahami apa itu kematian mudigah pada janin, ciri-ciri, dan gejala yang perlu diperhatikan.
Apa itu kematian mudigah pada janin?
Kematian mudigah pada janin, atau dikenal juga sebagai blighted ovum, adalah kondisi bila janin tidak berkembang setelah pembuahan, meskipun kantong kehamilan terbentuk di dalam rahim. Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan dan seringkali tidak disadari oleh Bunda karena gejalanya bisa mirip dengan gejala kehamilan normal.
Sementara menurut Cleveland Clinic, blighted ovum, atau kehamilan anembrionik, atau kematian mudigah, terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim tetapi tidak tumbuh menjadi embrio. Kantong kehamilan dan plasenta akan tumbuh, tetapi embrio tidak tumbuh sehingga kantung kehamilan tetap kosong. Kondisi ini menyebabkan keguguran pada trimester pertama kehamilan.
Baca Juga : Tanda Hamil Kosong: Pendarahan Hingga Keguguran |
Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh American Pregnancy Association, sekitar 50% dari semua keguguran di trimester pertama disebabkan oleh blighted ovum. Blighted ovum terjadi ketika telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim, namun gagal berkembang menjadi embrio. Faktor-faktor genetik dan kelainan kromosom sering menjadi penyebab utama kondisi ini.
Ciri-ciri dan gejala kematian mudigah pada janin
Bunda mungkin tidak merasakan gejala yang berbeda dari kehamilan normal pada awalnya, sehingga kematian mudigah seringkali terdeteksi saat pemeriksaan rutin menggunakan ultrasonografi (USG). Namun, ada beberapa tanda dan gejala yang dapat menjadi indikator bahwa ada masalah dengan kehamilan Bunda.
1. Tidak ada detak jantung janin
Pada tahap awal kehamilan, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan USG untuk memastikan perkembangan janin dan mendeteksi detak jantungnya. Jika tidak ditemukan detak jantung setelah minggu ke-6 hingga ke-8 kehamilan, ini bisa menjadi indikasi adanya kematian mudigah pada janin.
2. Penurunan gejala kehamilan
Bunda mungkin memperhatikan bahwa gejala kehamilan seperti mual, muntah, dan kelelahan mulai berkurang atau bahkan menghilang. Penurunan tiba-tiba dalam gejala kehamilan bisa menjadi tanda bahwa janin tidak berkembang dengan baik.
3. Pendarahan vaginal
Pendarahan ringan atau bercak darah adalah hal yang umum terjadi pada awal kehamilan. Namun, jika Bunda mengalami pendarahan yang lebih berat atau berkelanjutan, ini bisa menjadi tanda kematian mudigah pada janin. Segera hubungi dokter jika Bunda mengalami pendarahan yang tidak biasa.
4. Kram dan nyeri perut
Kram perut ringan adalah hal yang umum selama kehamilan, tetapi jika Bunda mengalami kram yang lebih parah disertai dengan nyeri, ini bisa menjadi gejala keguguran atau kematian mudigah. Kram yang disertai pendarahan sebaiknya segera diperiksakan oleh tenaga medis.
Penyebab dan faktor risiko
Seperti yang telah disebutkan, kelainan kromosom adalah penyebab utama kematian mudigah pada janin. Namun, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ini:
- Usia ibu: Kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami blighted ovum atau keguguran.
- Riwayat keguguran: Jika Bunda memiliki riwayat keguguran sebelumnya, risiko mengalami kematian mudigah juga meningkat.
- Infeksi: Infeksi tertentu yang dialami selama kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan janin dan meningkatkan risiko blighted ovum.
Yang perlu dilakukan jika mengalami kematian mudigah
Jika dokter mendeteksi kematian mudigah pada janin, Bunda mungkin akan diberikan beberapa pilihan pengobatan. Salah satunya adalah membiarkan tubuh Bunda secara alami mengeluarkan jaringan yang tidak berkembang. Namun, dalam beberapa kasus, prosedur medis seperti kuretase mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan dari rahim.
Kehilangan janin, terutama pada tahap awal kehamilan, bisa menjadi pengalaman yang sangat emosional. Penting bagi Bunda untuk mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga medis selama masa pemulihan. Jangan ragu untuk berbicara dengan konselor atau psikolog jika Bunda merasa membutuhkan bantuan untuk menghadapi perasaan sedih dan kehilangan.
Kematian mudigah pada janin adalah kondisi yang sulit untuk dihadapi, tetapi dengan pengetahuan yang tepat, Bunda dapat lebih memahami apa yang terjadi dan langkah-langkah yang perlu diambil. Selalu lakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan dan segera hubungi tenaga medis jika Bunda merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ingatlah bahwa dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting dalam melalui masa-masa sulit ini.
Tetaplah kuat, Bunda, dan jangan pernah ragu untuk mencari bantuan ketika diperlukan. Semoga artikel ini dapat membantu Bunda mengenali dan memahami kematian mudigah pada janin serta memberikan dukungan yang Bunda butuhkan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Kematian Mudigah pada Janin: Pengertian, Ciri, Penyebab & Gejalanya

Kehamilan
Kisah Ibu Hamil Bertahan Tak Kuret saat Divonis Blighted Ovum, Ternyata Bayinya Sehat

Kehamilan
Hamil Kosong atau Blighted Ovum Bertahan Berapa Lama Hingga Akhirnya Keguguran?

Kehamilan
Kenali 6 Ciri-ciri Hamil Kosong, Kadang Susah Dibedakan dengan Kehamilan Normal

Kehamilan
Tanda-tanda Hamil Kosong atau Blighted Ovum, Bunda Perlu Tahu


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Qurrotuayun Istri Qibil The Changchuters Jalani Trimester 2, Dipuji Makin Cantik
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda