Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Benarkah Keluar Gumpalan Darah saat Hamil Tanda Janin Keguguran? Ketahui Faktanya

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 07 Sep 2024 21:50 WIB

Sakit perut ibu hamil
Benarkah Keluar Gumpalan Darah saat Hamil Tanda Janin Keguguran? Ketahui Faktanya/Foto: Getty Images/PeopleImages
Jakarta -

Bercak atau pendarahan umum terjadi selama kehamilan, terutama pada saat hamil muda. Ini dikenal sebagai pendarahan implantasi. Akan tetapi benarkah keluar gumpalan darah saat hamil tanda janin keguguran?

Mengingat hal tersebut, siapa pun yang mengalami gejala ini harus menghubungi dokter. Satu-satunya cara untuk memastikan keguguran adalah dengan meminta tenaga medis menguji kadar hormon kehamilan dan melakukan USG rahim.

Lalu, jika benar keguguran, bagaimana ciri darah keguguran? Simak selengkapnya berikut ini, Bunda.

Ciri-ciri keluar gumpalan darah keguguran dan bedanya dengan perdarahan normal

Pendarahan dalam jumlah sedikit merupakan hal yang umum terjadi pada awal kehamilan dan tidak selalu mengindikasikan keguguran. Mengutip Healthline, menurut meta-analisis tahun 2019, sekitar 25 persen ibu hamil mengalami pendarahan selama trimester pertama.

Pendarahan implantasi memiliki warna yang jauh lebih terang, biasanya merah muda terang atau warna karat terang. Pendarahan implantasi normalnya hanya keluar dalam waktu sebentar.

Selain itu, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sekitar setengah dari ibu hamil tidak mengalami pendarahan apa pun sebelum keguguran. Mereka mungkin mengalami gejala lain terlebih dahulu.

Akibatnya, tidak ada satu pola yang selalu diikuti oleh pendarahan keguguran. Jika seseorang mengalami pendarahan karena alasan ini, pendarahannya mungkin:

  • Berat
  • Progresif, awalnya ringan atau disertai bercak, tetapi bertambah berat seiring
  • Berjalannya waktu
  • Disertai kram, terutama jika kram terjadi secara bergelombang

Sebelum 8 minggu kehamilan seperti 1 minggu atau 2 minggu, embrio akan sangat kecil. Seseorang mungkin tidak melihat gumpalan darah atau menyadarinya. Keguguran setelah 10 minggu atau lebih dari 2 bulan, embrio menjadi janin dan akan lebih besar. Keguguran pada trimester kedua dapat melibatkan pengeluaran lebih banyak jaringan atau gumpalan darah yang lebih besar.

Gumpalan darah yang dikeluarkan selama keguguran bisa berupa:

  • Coklat
  • Hitam
  • Merah tua
  • Merah terang atau merah muda
  • Putih atau abu-abu

Lalu, adakah aroma dari darah keguguran? Mengenai bau, biasanya jika memang tidak disebabkan bakteri, maka hanya berbau darah segar. Akan tetapi, jika disebabkan sepsis, ini adalah keguguran yang terinfeksi.

Ibu mengalami demam dan mungkin mengalami pendarahan serta keputihan dengan bau busuk. Nyeri perut adalah hal yang umum. Ini adalah masalah serius dan dapat menyebabkan syok serta kegagalan organ jika tidak diobati.

Berbagai gejala keguguran

Gejala keguguran dini yang paling umum adalah kram dan pendarahan. Namun, bercak atau pendarahan ringan selama awal kehamilan tidak selalu merupakan tanda keguguran. Jika ini terjadi, perhatikan gejala tidak biasa lainnya. Dilansir Medical News Today, gejala keguguran lainnya yaitu:

  • Kram di perut atau punggung bawah (Ini bisa dimulai seperti kram menstruasi, tetapi rasa sakitnya biasanya memburuk seiring waktu.)
  • Mual
  • Diare
  • Keluarnya cairan, gumpalan darah yang lebih besar dari biasanya, atau jaringan dari vagina.

Waspadai keguguran dan pahami penanganannya

Jika terdapat gumpalan darah dan Bunda mencurigai adanya masalah, sebaiknya segera pergi ke dokter kandungan. Pasalnya, seseorang tidak dapat menghentikan keguguran setelah dimulai. Namun, masih ada hal-hal yang mungkin perlu ditangani oleh dokter untuk mencegah komplikasi, seperti infeksi.

Penting untuk menghubungi dokter jika ibu hamil mengalami:

  • Pendarahan vagina, terutama jika semakin parah.
  • Nyeri hebat atau kram.
  • Pendarahan yang berhenti dan mulai lagi.
  • Pendarahan yang berlangsung lama, meskipun dokter telah memastikan keguguran.

Ibu hamil harus menerima perhatian medis darurat jika mereka:

  • Mengalami pendarahan hebat, demam, atau menggigil, dan tidak dapat menghubungi dokter.
  • Pendarahan cukup hebat hingga menghabiskan lebih dari dua pembalut per jam selama lebih dari 2 jam.
  • Merasa pingsan, pusing, atau kebingungan.
infografis kehamilan - penyebab keguguran berulangPenyebab keguguran berulang

Berapa lama pendarahan keguguran terjadi?

Jika seseorang mengalami pendarahan selama keguguran, durasinya cenderung bergantung pada sejauh mana kehamilan telah berkembang dan bagaimana keguguran terjadi.

Terkadang, pendarahan dapat terjadi tiba-tiba dan berhenti dengan cepat. Dalam kasus lain, pendarahan dapat berlangsung beberapa jam atau beberapa hari.

Penyebab dan faktor risiko keguguran

Apa yang menyebabkan keguguran? Dilansir Cleveland Health, berikut penyebabnya!

Kelainan kromosom

Kelainan kromosom menyebabkan sekitar 50 persen dari semua keguguran pada trimester pertama (hingga 13 minggu) kehamilan. Kromosom adalah struktur kecil di dalam sel-sel tubuh sang bunda yang membawa gen. Gen menentukan semua atribut fisik seseorang, seperti jenis kelamin, warna rambut dan mata, serta golongan darah.

Selama pembuahan, saat sel telur dan sperma menyatu, dua set kromosom bersatu. Jika sel telur atau sperma memiliki lebih banyak atau lebih sedikit kromosom dari biasanya, janin akan memiliki jumlah yang tidak normal. Saat sel telur yang dibuahi tumbuh menjadi janin, sel-selnya membelah dan berkembang biak beberapa kali. Kelainan selama proses ini juga menyebabkan keguguran.

Sebagian besar masalah kromosom terjadi secara kebetulan. Tidak sepenuhnya diketahui mengapa hal ini terjadi.

Beberapa faktor dapat menyebabkan keguguran:

  • Infeksi.
  • Paparan penyakit TORCH.
  • Ketidakseimbangan hormon.
  • Implantasi sel telur yang dibuahi yang tidak tepat di lapisan rahim.

Faktor Risiko

Faktor risiko adalah sifat atau perilaku yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit atau kondisi tertentu. Faktor risiko keguguran meliputi:'

  • Usia. Penelitian menunjukkan bahwa risiko keguguran adalah 12 persen hingga 15 persen untuk orang berusia 20-an dan meningkat menjadi sekitar 25 persen untuk orang berusia 40 tahun. Sebagian besar keguguran terkait usia terjadi karena kelainan kromosom (janin memiliki kromosom yang hilang atau berlebih).
  • Keguguran sebelumnya. Ibu hamil memiliki peluang 25 persen untuk mengalami keguguran lagi (hanya sedikit lebih tinggi daripada seseorang yang belum pernah mengalami keguguran) jika sudah pernah mengalaminya.
  • Kondisi kesehatan. Kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes yang tidak terkontrol, infeksi, atau masalah pada rahim atau serviks meningkatkan peluang ibu hamil untuk mengalami keguguran.

Bicarakan dengan dokter atau bidan tentang faktor risiko keguguran. Mereka dapat membahas risiko setelah meninjau riwayat kesehatan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda