MENYUSUI
3 Obat Pelancar ASI, Adakah Efek Sampingnya?
Annisa Afani | HaiBunda
Rabu, 14 Oct 2020 13:42 WIBBagi sebagian ibu yang baru melahirkan dan akan menyusui, mungkin mengalami masalah dalam menyusui, seperti air susu ibu (ASI) tidak lancar. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, salah satunya mengonsumsi obat pelancar ASI.
Meskipun sebenarnya obat untuk melancarkan suplai ASI secara khusus enggak ada. Namun ada obat resep yang dirancang untuk kondisi lain yang digunakan untuk tujuan tersebut, Bunda.
Obat-obatan ini bekerja dengan meningkatkan kadar prolaktin, yakni hormon yang berperan dalam produksi ASI. Namun, obat-obatan ini juga memiliki efek samping jika dikonsumsi tidak sesuai dengan resep dokter.
"Dibuat dalam pengawasan dan pemantauan dokter, obat-obat ini telah diresepkan untuk membantu produksi kembali atau meningkatkan suplai ASI ibu menyusui," kata Donna Murray selaku perawat bersertifikat, dikutip dari Very Well Family.
Alasan obat-obatan ini diresepkan karena beberapa alasan, Bunda. Misalnya, ibu telah menyapih anak dan ingin mulai menyusui lagi, suplai ASI rendah, sudah mencoba cara alami untuk meningkatkan produksi ASI tapi tidak berhasil.
Apa saja obat pelancar ASI?
Dr Kelly Bonyata IBCLC selaku konsultan laktasi mengatakan, ada beberapa resep obat yang telah digunakan untuk meningkatkan suplai ASI, yakni metoclopramide, domperidone, dan sulpiride.
"Obat ini tidak bekerja pada semua wanita dan diperkirakan tidak meningkatkan produksi ASI pada wanita yang sudah memiliki kadar prolaktin normal atau tinggi," kata dr Kelly, dikutip dari Kelly Mom.
1. Metoclopramide (reglan)
Metoclopramide adalah obat yang digunakan untuk mengatasi masalah perut seperti refluks, mual, dan muntah. Ini juga jadi obat yang paling umum untuk induksi laktasi dan meningkatkan suplai ASI yang rendah. Obat ini banyak digunakan di Amerika Serikat.
Hasil kerja obat ini biasanya dapat dilihat dalam beberapa hari, dan biasanya akan bertahan selama pengobatan terus dilanjutkan. Pasalnya, suplai ASI sering menyusut kembali setelah obat tidak lagi dikonsumsi.
Metoclopramide belum terbukti menyebabkan masalah apapun, Bunda. Namun efek samping yang umum dirasakan dari metoclopramide bagi yang mengonsumsinya adalah mengantuk, sakit kepala, atau gelisah. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperingatkan bahwa efek yang lebih parah, seperti depresi dan tardive dyskinesia jika dikonsumsi dalam dosis tinggi secara jangka panjang.
"Metoclopramide tidak boleh digunakan lebih dari 12 minggu, dan siapa pun yang menderita depresi, gangguan kejang, asma, dan tekanan darah tinggi," kata Donna Murray.
2. Domperidone (motilium)
Seperti metoclopramide, obat ini juga digunakan untuk mengobati masalah pencernaan, khususnya lambung. Obat ini tidak tersedia di Amerika Serikat, tetapi secara umum digunakan di Kanada dan negara lain untuk merangsang produksi ASI.
Domperidone diyakini lebih aman daripada metoclopramide karena memiliki efek samping yang lebih sedikit untuk ibu menyusui, Bunda. Selain itu, obat ini dianggap lebih tak berbahaya digunakan dalam jangka panjang.
"Domperidone telah berhasil digunakan di Kanada dan wilayah lain di dunia, dan memiliki efek samping yang jauh lebih sedikit daripada reglan," ujar Kelly Bonyata.
Adapun efek samping mengonsumsinya, seperti sakit kepala, kram perut, dan mulut kering. Namun, efek tersebut cenderung jarang terjadi.
3. Sulpiride
Obat ini umumnya digunakan di berbagai negara, seperti Zimbabawe, Afrika Selatan, dan Chili. Kegunaan utama sulpiride adalah untuk antipsikotik dan antidepresan, tetapi juga bisa meningkatkan kadar prolaktin, sehingga dapat meningkatkan produksi ASI.
Mengutip NCBI, dalam sebuah penelitian yang melibat ibu dengan produksi ASI rendah pasca melahirkan, sulpiride efektif meningkatkan volume ASI, tetapi hanya lebih efektif daripada plasebo dalam menghindari suplementasi bagi mereka yang tidak memproduksi ASI sejak awal.
Dua penelitian tidak menemukan efek samping pada bayi yang disusui oleh ibu yang mengonsumsi obat ini. Namun, ibu pasca persalinan memiliki resiko yang relatif lebih tinggi mengalami depresi dan obat ini bisa menjadi pemicunya. Karena itu, sulpiride harus dihindari oleh wanita dengan riwayat depresi berat dan tidak digunakan dalam waktu lama. Efek samping yang ditimbulkan dari obat ini adalah kelelahan, sakit kepala dan edema tungkai.
Karena obat-obatan ini memiliki efek samping, ibu menyusui harus berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi lebih dahulu sebelum mengonsumsinya. Jika dokter meresepkan obat tersebut, pastikan untuk meminumnya persis seperti yang diperintahkan dan lakukan kontrol ke dokter secara teratur ya.
Cara alami melancarkan ASI
Meski obat-obatan tersebut bisa melancarkan ASI, namun ada cara alami yang bisa Bunda lakukan untuk melancarkan atau meningkatkan produksi ASI. Dikutip dari HealthLine, berikut caranya:
1. Lebih sering menyusui
Sering menyusui dapat melepas hormon yang memicu payudara menghasilkan ASI, Bunda. Ini disebut sebagai refleks 'let-down', ketika otot-otot di payudara berkontraksi dan mengeluarkan ASI melalui puting payudara. Semakin banyak ibu menyusui, makin banyak pula ASI yang dihasilkan payudara.
Bayi baru lahir biasanya menyusui hingga 8-12 kali sehari atau tergantung kebutuhannya yang berbeda-beda. Jika dia menyusu lebih banyak atau lebih sedikit, ini bukan berarti pemberian ASI menunjukkan adanya masalah.
2. Pompa ASI di sela waktu menyusui
Memompa ASI di antara waktu menyusui juga dapat membantu meningkatkan produksi ASI, Bunda. Menghangatkan payudara sebelum memompa juga bisa membuat ibu menyusui merasa lebih nyaman dan mudah saat memompa.
Ibu menyusui dapat memompa ASI setiap kali berada dalam beberapa situasi, di antaranya:
- Memiliki sisa ASI setelah menyusui
- Bayi melewatkan menyusui
- Bayi sudah menyusul dari botol
3. Menyusui dari kedua sisi payudara
Buatlah bayi menyusu dari kedua payudara setiap kali disusui, Bunda. Dengan demikian, payudara terstimulasi untuk meningkatkan produksi ASI. Memompa ASI dari kedua payudara secara bersamaan juga bisa meningkatkan produksi ASI dan menghasilkan kandungan lemak yang lebih tinggi di dalamnya.
4. Konsumsi herbal
Menurut Canadian Breastfeeding Foundation, ada beberapa herbal yang dapat meningkatkan produksi ASI, seperti:
- Fenugreek
- Bawang putih
- Jahe
- Ragi
- Spirulina
Namun sebelum mencoba untuk mengonsumsi obat herbal atau suplemen ini, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya. Sehingga bila ada efek samping, dokter dapat memberikan pertolongan dan perawatan yang tepat dengan segera.
Bunda, simak juga yuk cara menghindari mastitis seperti yang dialami Citra Kirana dalam video berikut: