Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Cara Menyusui yang Benar agar Bayi Cukup ASI & Puting Bunda Tak Lecet

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 11 Nov 2020 20:23 WIB

Mother breastfeeding a new born baby boy in a hospital room
Cara Menyusui yang Benar Supaya Bayi Cukup ASI & Puting Bunda Tak Lecet/Foto: iStock
Jakarta -

Ibu yang baru melahirkan disarankan untuk menyusui bayi dalam beberapa menit setelah bayi dilahirkan, dan menggunakan kontak skin to skin untuk ikatan yang lebih baik dengan buah hati. Ibu pun dianjurkan untuk menyusui eksklusif selama enam bulan, kemudian memperkenalkan makanan pada sebagai suplemen sambil terus menyusui untuk tahun pertama dan setelahnya.

Banyak ibu baru yang mengalami kesulitan untuk menyusui pada awalnya. Namun menyusui dapat dipelajari oleh ibu dan bayi secara bersamaan. Meski demikian, dalam prosesnya kadang ditemui beberapa halangan, namun hal tersebut dapat dilalui dengan kesabaran dan membiasakannya.

Bagian dari mempelajari kegiatan menyusui sendiri adalah mencari tahu cara hingga posisi terbaik yang cocok bagi ibu dan bayi. Ini supaya bayi mendapatkan cukup ASI dan ibu tidak mengalami masalah, seperti payudara lecet misalnya.

Bagaimana cara menyusui?

Mempelajari cara menyusui dengan benar, nyaman, dan efektif membutuhkan sedikit latihan, tapi tindakan menyusui sendiri cukup mudah, Bunda. Berikut ini cara menyusui bayi, dikutip dari The Bump:

Langkah 1: Cari tanda bayi lapar

Menurut March of Dimes, ketika bayi lapar, dia mungkin melakukan root atau menoleh ke arah apa pun yang menyentuh mulut atau pipinya, meletakan tanganya ke mulut atau mengeluarkan suara hisap.

Langkah 2: Siapkan bayi untuk menyusui

Dekatkan bayi ke Bunda dalam posisi menyusui apa pun yang paling nyaman bagi Bunda dan bayi. Bunda juga bisa menggunakan bantal menyusui sebagai penyangga.

Langkah 3: Bujuk bayi untuk menyusu

Biarkan mulut bayi terbuka lebar, dengan mengusap pipinya atau dengan lembut mendorong puting Bunda ke bibir atas bayi. Bunda juga bisa memeras sedikit ASI dan mengoleskannya ke puting, karena aroma ASI akan membantu menarik minat bayi untuk menyusu.

Langkah 4: Dorong pelekatan yang baik

Untuk memastikan bayi melakukan pelekatan yang tepat, buat jari jempol dan telunjuk Bunda membentuk bentuk V dan letakkan di sekitar areola. Upayakan supaya bibir bawah bayi berada jauh di bawah puting, sehingga bisa melakukan pelekatan yang dalam. Pelekatan yang dalam membantu memastikan puting berada di langit-langit lunak bayi di bagian belakang mulutnya, bukan di langit-langit keras depan depan, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.

Soal pelekatan, dua hal penting yang harus diperhatikan Bunda ketika mulai menyusui adalah kedalaman pelekatan, dan posisi mulut bayi. Menurut konsultan laktasi bersertifikat di New York City, Wendy Wisner, pelekatan yang dalam adalah kunci dalam menyusui yang benar.

"Umumnya, Anda menginginkan bayi membuka mulutnya dengan lebar untuk bisa mengisap sebanyak mungkin jaringan payudara. Seorang bayi yang menghisap hanya ujung puting sangat menyakitkan," ujarnya.

Sementara posisi mulut di sekitar puting juga penting diperhatikan, Bunda. Ini karena akan memengaruhi kemampuan bayi untuk menghisap.

"Bibir bawah mungkin melengkung ke dalam bukannya ke luar. Jika itu masalahnya, tarik perlahan kulit di bawah bibir, dan bibir secara alami akan mengembang ke luar," ucap profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, Susan Crowe.

Posisi menyusui yang benar

Bagian dari mempelajari cara menyusui adalah mencari tahu posisi menyusui mana yang terbaik atau paling benar untuk ibu dan bayi. Tidak ada satu posisi spesifik yang ideal, karena tiap ibu berbeda dalam mendapatkan kenyamanannya.

Sebagaimana yang HaiBunda rangkum dari The Bump dan Parents, berikut beberapa posisi menyusui:

1. Cradle hold

Gendong bayi di pangkuan, tummy to tummy, dengan menggunakan salah satu lengan sama dengan sisi payudara menyusui untuk menopang kepala dan tubuh bayi. Jadi, jika Bunda menyusui bayi di sebalh kiri, maka lengan yang digunakan untuk menopang kepala dan tubuh bayi adalah lengan kanan.

2. Football hold

Posisi ini dilakukan dengan mengapit bayi di samping tubuh di bawah lengan, menghadap ke atas dan memanjang. Baringkan bayi di sepanjang lengan dan arahkan kepalanya ke payudara. Jika ibu menyusui pernah menjalani operasi caesar, posisi ini akan lebih terasa nyaman.

3. Lying-down (berbaring)

Gendong bayi dengan berbaring di samping tubuh ibu menyusui di tempat tidur. Posisikan mulut bayi sama atau sedikit lebih rendah dari puting payudara. Gunakan salah satu tangan Bunda untuk membantu mendorong punggungnya agar mulutnya mencapai puting dan lingkarkan lengan lainnya di sekeliling tubuh bayi.

4. Laid-back (bersandar)

Menyusui bayi dengan posisi ini, memungkinkan ibu bersandar pada sudut 45 derajat dengan tubuh bayi yang diletakkan bersandar di tubuh bagian depan Bunda untuk menyusui. Namun sebelum menyusui dengan posisi ini, ada yang perlu diingat, Bunda.

"Anda harus memiliki bayi yang sehat dan cukup bulan. Tempat tidur harus bebas dari gangguan, atau bahaya, termasuk orang lain, hewan peliharaan, dan selimut. Dan yang terakhir, sangat berbahaya untuk menyusui sambil tertidur di tempat tidur atau bahkan di kursi dengan bayi yang baru lahir," kata Tamara Hawkins, konsultan laktasi bersertifikat.

5. Upright (duduk tegak)

Dalam posisi ini, buat bayi dengan cukup umur duduk tegak, menghadap payudara. Tahan tubuh bayi dengan lengan di sisi yang sama saat bayi menyusu, dan tahan payudara dengan tangan lainnya.

6. Cross cradle

Posisi ini hampir sama dengan cradle hold, tapi lengan yang digunakan untuk menopang bayi berlawanan dengan payudara bayi menyusu. Jadi, jika bayi menyusu di payudara kiri, bayi akan di sebelah kiri, namun tangan yang dipakai untuk menopang tubuh bayi adalah tangan kanan.

Seberapa sering bayi menyusu?

Bagi bayi baru lahir, ibu dapat menyusuinya hingga 12 kali atau lebih dalam sehari, Bunda. Meski terkesan berlebihan, namun ini menjadi hal yang normal, kok.

"Ini adalah periode di mana Anda harus membangun pasokan air susu ibu (ASI) yang banyak. Jadi bayi perlu sering menyusu agar hal tersebut terwujud," kata Crowe.

Sementara soal berapa lama bayi menyusui pada tiap payudara bisa berbeda. Bayi mungkin menghabiskan 10 menit untuk setiap payudara, sementara lainnya mungkin sekitar 30 menit. Saat bayi bertambah besar, durasi juga berubah.

Bunda bayi yang cukup ASI akan menunjukkan beberapa hal. Dikutip dari NHS, bagi bayi yang baru lahir, setelah beberapa hari pertama harus memiliki setidaknya 6 popok basah dalam sehari, Bunda. Kemudian sekitar 5-6 hari setelahnya, bayi akan berhenti mengeluarkan feses berwarna hitam kental, lalu setidaknya mengeluarkan 2 kali feses kuning dengan tekstur lunak atau encer.

Selain itu, saat menyusu bayi akan memulainya dengan hisapan yang cepat, dan diikuti dengan hisapan yang lebih lama setelahnya. Pipi bayi pun akan terlihat membulat, dan akan terdengar suara saat ia menelan ASI.

Selama menyusu, bayi pun akan tampak tenang dan melepaskan payudara dengan sendirinya ketika sudah merasa cukup. Cara lain untuk memastikan bayi mendapat ASI cukup adalah dengan melihat kondisi tubuhnya yang sehat dan berat badan yang terus bertambah.

Bila hal tersebut tak terlihat dari bayi, maka ibu menyusui dapat membicarakannya pada dokter anak atau konsultan laktasi untuk mendapat saran. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu ya, Bunda. Selamat MengASIhi!

Bunda, simak juga tips memperbanyak ASI saat menstruasi dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda