Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Agar Tetap Berkualitas, Begini Teknik Penyimpanan ASI yang Benar Bun

Inkana Putri   |   HaiBunda

Rabu, 13 Jan 2021 13:10 WIB

Medical electric breast pump to increase milk supply for breastfeeding mother and children's clothing
Ilustrasi ASI/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Shavel Ludmila
Jakarta -

Saat menyusui, Bunda pastinya ingin menyusui Si Kecil secara langsung dari payudara. Namun, beberapa kondisi seperti bekerja, bayi lahir prematur, atau payudara penuh sering kali membuat Bunda harus memerah ASI dan menyimpannya.

Penyimpanan ASI memang jadi solusi dalam berbagai kondisi. Tapi, tahukah Bunda bahwa penyimpanan ASI yang tidak benar dapat mempengaruhi kualitas ASI. Jadi, Bunda harus tahu teknik penyimpanan ASI yang benar agar tetap berkualitas, tahan lama, dan aman diminum Si Kecil.

Cara memerah ASI

Sebelum beralih ke teknik penyimpanan ASI yang benar, Bunda harus tahu dulu cara memerah ASI yang baik. Mengingat ini juga akan mempengaruhi kualitas ASI yang disimpan. Berikut cara memerah ASI yang benar seperti dikutip dari NHS UK.

- Sebelum memulai, cuci tangan dengan sabun dan air hangat.

- Pegang botol susu atau wadah yang disterilkan di bawah payudara untuk menampung ASI.

- Pijat payudara dengan lembut untuk membantu keluarnya ASI. Sebaiknya hindari meremas puting karena bisa membuatnya sakit.

- Saat aliran dari satu payudara melambat, lakukan hal yang sama ke payudara lainnya.

- Jika menggunakan pompa, pastikan pompa dan wadah bersih dan disterilkan sebelum digunakan. Pada pompa elektrik, sebaiknya hindari menggunakan kekuatan hisap yang langsung tinggi karena dapat merusak atau menyebabkan memar pada puting.

Teknik penyimpanan ASI

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merangkum beberapa hal yang perlu Bunda lakukan saat menyimpan ASI. Dengan begitu, ASI yang telah diperah bisa tersimpan dengan baik dan tidak cepat rusak.

- Cuci tangan Bunda sebelum menyimpan ASI

- Untuk penyimpanan ASI, sebaiknya gunakan botol kaca ASI atau kontainer plastik tertutup rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA). Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun botol susu disposable karena mudah bocor dan terkontaminasi.

- Pastikan kontainer bersih. Kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dibiarkan hingga kering sebelum dipakai.

- Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan Si Kecil.

- Pastikan wadah ASI telah diberi label berisi nama Si Kecil dan tanggal ASI diperah. Tanggal perlu dicantumkan untuk memastikan ASI yang dipakai adalah ASI yang lebih lama.

- Jangan campurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih baru pada wadah penyimpanan.

- Jangan simpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk konsumsi berikutnya.

- Putar kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas tercampur merata. Hindari juga mengocok ASI karena dapat merusak komponen penting ASI.

Cukup mudah bukan, Bun? Bicara soal penyimpanan ASI, setiap Bunda tentu menyimpannya di tempat berbeda-beda. Bunda bisa menyimpannya di lemari es atau bahkan membekukannya di freezer.

Untuk membekukan ASI, Bunda perlu mengencangkan tutup botol atau kontainer. Beri ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol karena volume ASI bisa meningkat saat beku. Pastikan juga Bunda tidak menyimpan ASI pada bagian pintu lemari es atau freezer.

Lama penyimpanan ASI

Melansir Today's Parent, American Academy of Pediatrics menyebut ASI dapat disimpan hingga delapan hari setelah dimasukkan ke dalam lemari es. Namun, sebaiknya Bunda gunakan ASI dalam empat hari pertama karena pada saat itu lemak, aktivitas enzim pencernaan, dan manfaat anti infeksi berada pada puncaknya.

IDAI pun mengatakan durasi ketahanan ASI berbeda-beda sesuai tempat penyimpanannya seperti berikut:

- Ruangan bersuhu maksimal 25 derajat Celsius. ASI dapat bertahan selama 6-8 jam dengan syarat wadah harus ditutupi dan dijaga sedingin mungkin, misalnya dibalut dengan handuk dingin.

- Cooler bag bersuhu -15-4 derajat Celsius. ASI dapat bertahan selama 24 jam dengan kondisi es batu menyentuh wadah ASI sepanjang waktu dan cooler bag tidak sering dibuka tutup.

- Lemari es bersuhu 4 derajat Celsius, ASI dapat bertahan selama 5 hari. Asi harus disimpan di bagian belakang lemari es, bukan di pintu.

- Freezer lemari es 1 pintu bersuhu -15 derajat Celsius, ASI dapat bertahan selama 2 minggu. Freezer lemari es 2 pintu bersuhu -18 derajat Celsius, ASI dapat bertahan selama 3-6 bulan. Freezer dengan pintu di atas bersuhu -20 derajat Celsius, ASI dapat bertahan selama 6-12 bulan. Dalam tempat ini, ASI harus disimpan pada bagian belakang freezer, yakni bagian suhu paling stabil.

Meskipun ASI bisa disimpan hingga waktu yang lama, akan lebih baik jika Bunda mengonsumsinya segera. ASI yang disimpan terlalu lama dapat mengalami penurunan kandungan lemak dan kualitas. Buanglah ASI jika keadaannya basi. ASI yang basi biasanya akan berbau asam atau anyir.

Sebelum memberikannya ke Si Kecil, Bunda juga perlu mencairkan ASI beku. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti membiarkannya semalaman di lemari es, gunakan penghangat botol, atau menaruh kontainer di dalam wadah berisi air hangat.

Jangan lupa juga ya, Bunda untuk menghangatkan kembali ASI yang telah dicairkan. Menghangatkan ASI yang sudah dicairkan paling baik dilakukan di dalam wadah berisi air hangat bersuhu 40 derajat Celsius selama sekitar 20 menit.

Simak juga tips penyimpanan dan cara membersihkan botol ASI dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda