Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Salut untuk Bunda, Angka Menyusui di Indonesia Meningkat Tajam Selama Pandemi

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 20 Jan 2021 16:37 WIB

Two people, mother with protective mask breastfeeding her baby son at home, they are at home do to pandemic outbreak quarantine.
Salut untuk Bunda, Angka Menyusui di Indonesia Meningkat Tajam Selama Pandemi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/South_agency

Saat pandemi COVID-19, tak dimungkiri bahwa banyak ibu yang takut dan khawatir dengan kondisinya, terlebih anak. Sebanyak lima peneliti di Indonesia dari Health Collaborative Center (HCC) mengungkap bahwa ternyata angka menyusui di Indonesia meningkat tajam selama pandemi, Bunda.

Kabar ini tentu menjadi angin segar dan penyemangat Bunda yang sedang berjuang memberikan ASI eksklusif di masa pandemi. Dr. dr. Ray W Basrowi, MKK, Ketua Tim Peneliti dari Health Collaborative Center (HCC) mengatakan yang melatarbelakangi penelitian ini, sejak pandemi terjadi, ada perubahan pola hidup yang signifikan.

"Terjadi disrupsi sistem kesehatan. Perubahan bukan pelayanan tapi akses kesehatan karena semua berfokus pada COVID-19. Salah satu yang menjadi fokus kami dari HCC, pandemi memberi pengaruh besar pada pelayanan konseling ibu menyusui karena kita tahu posyandu selama pandemi ditutup, dibatasi," ujarnya di Media Briefing: 89% Ibu Menyusui Selama Masa Pandemi COVID-19 Berhasil Menyusui ASI Secara Eksklusif via Zoom, Rabu (20/1/2021)

Menurut Ray, pandemi ini memberikan dampak besar pada angka ASI eksklusif. Ini karena sebelumnya, angkanya tidak pernah tinggi hanya berkisar 30 - 50 persen. Bahkan, pada pekerja lebih rendah lagi yaitu 19 - 47 persen.

Kenapa sih meneliti angka pemberian ASI eksklusif selama pandemi ini begitu penting? Seperti yang Bunda ketahui, karena ASI eksklusif bukan hanya untuk bayi, tapi untuk negara. Bahwa negara maju, angka ASI eksklusifnya tinggi.

"Selama PSBB di saat pandemi, konseling menjadi terbatas, kami dari HCC melakukan penelitian, cross sectional, survei kuesioner daring. Divalidasi 5 pakar kesehatan masyarakat dan pakar laktasi," kata Ray.

Penelitian ini, dipaparkan Ray, memiliki 379 responden yaitu ibu yang memiliki bayi usia di bawah 12 bulan. Surveinya juga dilakukan di 20 provinsi dengan mayoritas 60 persen DKI Jakarta dan Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung sejak Desember 2020 hingga Januari 2021.

"Hasil dari 379 ibu, dari perhitungan statistik bahwa 350 ibu ini sudah cukup memberikan gambaran nasional dari pemberian ASI eksklusif. Data ini sudah merepresentasikan Indonesia akan angka laktasi," ujarnya.

Hasil penelitian Ray dan rekan-rekannya bersifat deskriptif. Sementara, hasil awal belum dilakukan uji statistik mendalam. Karena nantinya, uji statistik lebih lanjut akan diproses agar bisa masuk ke jurnal internasional.

Bagaimana hasil survei di penelitiannya? Baca kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Simak juga cara aman cegah kehamilan bagi ibu menyusui:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner suami pengangguran

Hasil penelitian tentang pemberian ASI eksklusif di Indonesia selama pandemi

Ilustrasi ibu menyusui

Salut untuk Bunda, Angka Menyusui di Indonesia Meningkat Tajam Selama Pandemi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/tatyana_tomsickova

Ray Basrowi memaparkan bahwa ASI eksklusif di Indonesia meningkat tajam selama masa pandemi COVID-19, Bunda. Hasil survei menunjukkan angka ASI eksklusif di Indonesia selama pandemi yaitu sebesar 89,4 persen. Artinya, 9 dari 10 ibu menyusui berhasil ASI eksklusif selama masa pandemi.

Menurut Ray, para ibu di Indonesia patut diapresiasi karena jika kita lihat beberapa belas tahun ke belakang, dari Riskesdas, berkisar 30 - 40 persen saja angka ASI eksklusifnya. Sementara, hasil penelitian dari FKUI berkisar 19 - 42 persen, dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hanya 46 persen.

"Anak-anak yang lahir di masa pandemi berhasil mendapatkan ASI secara eksklusif dengan baik," kata Ray.

Sementara itu, dari hasil survei juga menunjukkan angka ASI eksklusif ibu tetap kerja dari kantor, 82,9 persen. Lalu, angka ASI eksklusif pada kelompok ibu bekerja dari rumah atau Working from Home (WFH) selama pandemi sebesar 97,8 persen. Sangat besar ya, Bunda?

"Ini menjadi faktor penting untuk menyukseskan ASI eksklusif. Kabar baik di masa pandemi, ibu-ibu di Indonesia berhasil memberikan ASI eksklusif," paparnya.

Tak cuma angka keberhasilan menyusui, Ray dan rekan peneliti juga membahas alasan ibu berhenti menyusui selama masa pandemi COVID-19. Dari survei, sebanyak 12 persen ibu berhenti menyusui karena masih bekerja. Lalu, sebanyak 10 persen ibu berhenti menyusui karena dukungan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk konseling menyusui tidak memadai selama masa pandemi.

Lalu, sebanyak 7 persen ibu berhenti menyusui selama pandemi karena kurang dukungan suami dan keluarga. "Ini insight yang penting bagi kita semua, faktor pekerjaan bisa membatasi maka lingkungan kantor atau kerja harus mendukung," ujar Ray.

Supaya aman, bagaimana tips menyusui di era pandemi? Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Tips aman menyusui di masa pandemi COVID-19

Tired mother holding her newborn child at home after tying to pump.

Salut untuk Bunda, Angka Menyusui di Indonesia Meningkat Tajam Selama Pandemi/ Foto: iStock

Di kesempatan yang sama, Ray Basrowi membagikan tips aman menyusui selama pandemi COVID-19. Jadi, yang pertama adalah perhatikan kondisi ibu. Kalau ibu sehat, kita berikan seperti biasa.

"Aspek higienitas harus diperhatikan, cuci tangan, bersihkan payudara, bersihkan pompa. Yang harus diingat adalah kalau tidak ada masalah, usahakan tetap menyusui secara langsung skin to skin," ujarnya.

Bagaimana dengan ibu yang positif? Menurut Ray, masih kontroversial, meskipun WHO tegas mengatakan tidak ada satupun ibu untuk setop menyusui dan IDAI juga merekomendasi ASI tetap berjalan dengan melakukan pompa.

"Yang perlu diingat, ASI bukan media penularan COVID-19. Sudah ada 20 penelitian di dunia, dan ini sangat relevan. Semua membuktikan tidak ada virus Sars-COV2 di ASI, jadi ASI tetap diberikan meskipun ibu positif," kata Ray.

"ASI itu punya oligosakarida, agen imunitas paling baik. Diberikan beberapa jam pertama, secreto immunoglobulin, meningkatkan sistem imun bayi. ASI bisa menghindari penyakit apapun termasuk ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), COVID-19," papar Ray.


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda