Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Serba-serbi tentang Benjolan Areola di Payudara Ibu Menyusui

Annisa A   |   HaiBunda

Sabtu, 07 May 2022 13:40 WIB

World Breast Cancer Day Concept,health care - woman wore  white t-shirt and holding her chest ,women's breast tumor illness
Ilustrasi Menyusui / Foto: Getty Images/Satoshi-K

Menyusui menjadi momen berharga di kehidupan seorang Bunda. Meski begitu, Bunda mungkin tak luput dari perubahan bentuk tubuh. Termasuk munculnya benjolan di payudara.

Benjolan pada payudara ketika Bunda menyusui merupakan hal yang wajar. Biasanya, benjolan akan terjadi pada areola, area melingkar berwarna gelap di sekitar puting payudara.

Payudara setiap wanita memiliki bentuk unik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak ada ukuran pasti untuk areola. Sangat wajar apabila areola berubah ukuran seiring siklus kehidupan wanita.

Salah satu faktor yang membuat areola sering berubah adalah hormon. Banyak wanita mengalami pembesaran ukuran areola menjelang kehamilan bayi. Warna areola juga tampak lebih menggelap.

Banner Obat Alami Atasi Payudara Sakit

Perubahan ini dapat berlanjut setelah Bunda melahirkan. Biasanya, hal ini terjadi akibat saluran air susu ibu (ASI) yang tersumbat.

"Saluran susu yang tersumbat adalah masalah umum menyusui, tetapi biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari," kata perawat bersertifikat, Donna Murray, melansir dari Very Well Family.

Selain itu, benjolan pada areola payudara juga disebabkan oleh perubahan pada kelenjar Montgomery yang terdapat di areola.

Menurut National Health Services, kelenjar Montgomery berfungsi menghasilkan cairan berminyak yang membantu menjaga puting tetap lembab dan terlindungi. Fungsi ini akan diaktifkan selama Bunda menyusui, untuk melindungi puting dari bakteri.

Cara mengatasi benjolan aerola payudara

Untuk mengatasi benjolan yang timbul pada areola saat menyusui, Bunda bisa melakukan sejumlah cara untuk mengatasinya. Melansir dari Medicinenet, berikut ini tips perawatan areola payudara saat menyusui:

  1. Cuci tangan setiap kali akan menyentuh payudara.
  2. Jangan mengobati benjolan areola dengan obat jerawat.
  3. Hindari sabun dengan formula keras. Penggunaan sabun ini dapat menghapus lapisan pelindung yang dikeluarkan oleh kelenjar Montgomery.
  4. Gunakan bra khusus menyusui yang tidak terlalu ketat namun juga tidak longgar.
  5. Apabila Bunda memakai breast pad, jangan lupa ganti ketika sudah mulai basah.
  6. Oleskan sedikit ASI pada areola payudara, diamkan hingga mengering.

Benjolan pada areola payudara ketika menyusui sebenarnya merupakan hal yang wajar. Meski begitu, Bunda harus memperhatikan disebabkan oleh hal lain. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

Saksikan juga video tentang 5 manfaat sawi hijau untuk Bunda yang menyusui:

[Gambas:Video Haibunda]




BENJOLAN YANG PATUT DICURIGAI

World Breast Cancer Day Concept,health care - woman wore  white t-shirt and holding her chest ,women's breast tumor illness

Foto: Getty Images/iStockphoto/patchanan promunat

Ada beberapa penyebab munculnya benjolan pada areola payudara Bunda menyusui. Sebagian penyebabnya tidak berbahaya, sebagian lagi membutuhkan perhatian khusus.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 5 penyebab benjolan pada payudara ibu menyusui.

1. Mastitis

Dikutip dari Breastfeeding Support, jika sumbatan pada payudara tidak segera hilang, Bunda mungkin mengalami mastitis payudara. Ini adalah peradangan atau pembengkakan jaringan payudara yang disebabkan oleh infeksi, saluran ASI yang tersumbat, atau alergi.

Gejala mastitis berupa pembengkakan payudara, sensasi nyeri atau terbakar ketika menyusui, demam 38,3 derajat celsius lebih tinggi, hingga payudara yang lebih sensitif. Mastitis terbilang umum ketika menyusui. Meski begitu, mastitis bisa berbahaya kalau tidak ditangani oleh dokter.

2. Abses payudara

Abses payudara merupakan benjolan dan bengkak pada payudara yang berisi nanah. Benjolan ini menimbulkan rasa sakit ketika disentuh, disertai dengan abses berwarna merah dan panas saat disentuh.

Abses payudara membutuhkan penanganan medis dengan segera. Biasanya, dokter akan melakukan diagnosis dengan USG. Pada kasus parah, Bunda mungkin perlu menjalankan operasi untuk mengeringkan abses.

3. Kista

Sama seperti abses, kista juga merupakan benjolan. Namun bedanya, kista biasanya berisi kumpulan cairan.

Dikutip dari Very Well Family, kista umumnya tidak menimbulkan masalah. Tapi, beberapa kista harus dihilangkan.

Salah satu jenis kista pada payudara adalah galaktokel yang tidak keras dan perih ketika disentuh. ASI dapat dibantu keluar dengan memijat galaktokel.

Galaktokel bisa hilang dengan sendirinya ketika berhenti menyusui. Untuk menganalisis jinak atau tidaknya kista, dokter akan melakukan USG

4. ASI tersumbat

ASI tersumbat menjadi masalah umum yang kerap dialami saat Bunda menyusui. Ada beberapa gejala yang disebabkan oleh kondisi ASI tersumbat.

Salah satunya, Bunda bisa merasakan benjolan lembut seukuran kacang polong hingga buah persik. Kemudian, akan muncul lepuhan berwarna putih kecil pada puting.

Payudara juga bisa menjadi lebih sensitif. Selain itu, bayi akan merasa kesulitan menyusui karena aliran ASI yang berkurang.

5. Terlalu banyak ASI

ASI yang terlalu banyak dapat menyebabkan payudara membengkak. Kondisi ini ditandai dengan kulit yang meregang pada payudara tampak lebih berkilau.

Selain itu, puting dan payudara jadi terasa keras, kencang, dan nyeri. Bentuk puting yang berubah jadi datar juga membuat bayi kesulitan melakukan pelekatan ketika menyusui.

Jika tidak diobati, pembengkakan dapat menyebabkan demam ringan, saluran ASI jadi tersumbat, atau menimbulkan mastitis.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda