Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Kembali Mengandung, Bolehkah Ibu Hamil Tetap Menyusui?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 18 May 2022 13:50 WIB

Happy mom and baby with a breastfeeding together in bedroom.
Kembali Mengandung, Bolehkah Ibu Hamil Tetap Menyusui?/Foto: Getty Images/iStockphoto/staticnak1983

Jakarta - Saat masih dalam menyusui, tak sedikit Bunda yang malah kebobolan yang kembali menjalani kehamilan. Pada saat itulah busui pastinya dilanda kegalauan, apakah harus segera menyapih atau melanjutkan menyusui.

Apalagi menyusui selama kehamilan mungkin memerlukan energi ekstra ya, Bunda. Tetapi sebenarnya, bolehkah seorang ibu hamil menyusui?

The American College of Obstetrics and Gynecology and The American Academy of Pediatrics sendiri merekomendasikan untuk menyusui eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi kemudian menyusui kombinasi dengan makanan padat hingga 12 bulan. Bahkan, beberapa ibu terus menyusui dan memompa serta memberikan ASI kepada anak-anak hingga usia 4 tahun.

Tetapi, pilihan untuk menyusui selama kehamilan tidak bisa dianggap enteng. Meskipun sangat aman bagi banyak wanita dan kehamilannya, menyusui saat hamil bisa berisiko bagi sebagian orang, seperti dikutip dari laman Utswmed.

4 Cara Bersihkan AC di RumahKembali Mengandung, Bolehkah Ibu Hamil Tetap Menyusui?/ Foto: Novita Rizki/ HaiBunda

Sejauh ini, memang tidak ada aturan keras mengenai menyusui selama kehamilan. Namun, biasanya obgyn mungkin menyarankan untuk mempertimbangkan menyusui dengan hati-hati jika bunda termasuk dalam kategori bumil berisiko tinggi.

Wanita yang mengalami masalah pada trimester pertama atau memiliki riwayat keguguran dini mungkin ingin berhenti menyusui. Ini bisa termasuk mereka yang memiliki riwayat keguguran berulang atau perdarahan selama kehamilan.

Kemudian, jika Bunda pernah mengalami persalinan prematur sebelumnya atau pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan, Bunda juga perlu mempertimbangkan untuk menyapih anak Bunda.

Selama menyusui, kelenjar pituitari melepaskan hormon oksitosin yang memungkinkan pelepasan ASI di payudara. Hormon yang sama ini juga dikenal untuk merangsang kontraksi rahim. 

Young mother is breastfeeding her baby. In Vitro Fertilization (IVF). Family of asians.Ilustrasi menyusui. Foto: Getty Images/iStockphoto/Nestea06

Pada kehamilan berisiko tinggi, pelepasan oksitosin yang menyertai stimulasi puting selama menyusui dapat meningkatkan aktivitas rahim yang berpotensi mempengaruhi kehamilan.

"Tubuh setiap wanita bereaksi sedikit berbeda terhadap menyusui. Saya tidak dapat menghitung apa risiko melanjutkan menyusui dalam pengaturan komplikasi ini,"ujar Robyn Horsager Boehrer, M.D.

Simak penjelasan lebih lanjut di halaman berikutnya yuk Bunda.

Saksikan juga video tentang cara aman cegah kehamilan untuk ibu menyusui.

[Gambas:Video Haibunda]




IBU HAMIL BOLEH MENYUSUI, ASALKAN..

Young mother, holding her sick toddler boy, breastfeeding him at home, sunny living room

Kembali Mengandung, Bolehkah Ibu Hamil Tetap Menyusui?/Foto: iStock

Jika seorang ibu memilih menyusui selama kehamilan dan kemudian muncul dengan bercak dan akhirnya keguguran, kecenderungan pertamanya mungkin menyalahkan dirinya sendiri. Tetapi, pada kehamilan berisiko tinggi, sering kali sulit untuk menentukan apa yang sebenarnya salah dan bisa jadi menyusui sama sekali tidak ada hubungannya dengan komplikasi.

Melansir Mayo Clinic, secara umum memang aman-aman saja untuk terus menyusui selama hamil. Dalam artian, selama ibu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang sehat dan minum banyak cairan.

Picu kontraksi

Namun, menyusui bisa memicu kontraksi rahim ringan. Meskipun kontraksi ini tidak menjadi perhatian selama kehamilan yang tidak rumit, petugas medis mungkin tidak menganjurkan menyusui saat hamil jika ibu sebelumnya pernah mengalami keguguran atau memiliki riwayat kelahiran prematur.

Jika Bunda mempertimbangkan untuk menyusui saat hamil, bersiaplah untuk perubahan yang mungkin perlu diperhatikan. Meskipun ASI tetap sehat secara nutrisi selama kehamilan, kandungan ASI akan berubah selama kehamilan yang mungkin mengubah rasa susu.

Selain itu, produksi ASI cenderung menurun seiring dengan perkembangan kehamilan. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan anak menyusui untuk menyapih sendiri sebelum bayi lahir.

Kemudian, kenyamanan mungkin juga menjadi perhatian. Selama kehamilan, nyeri puting dan nyeri payudara sering terjadi. Ketidaknyamanan mungkin meningkat saat menyusui. Kelelahan terkait kehamilan juga dapat menimbulkan tantangan.

Sehingga, ada baiknya dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter terlebih dahulu ya, Bunda. Semoga informasinya membantu, Bunda.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda