Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Kontrasepsi Implan Vs KB Suntik, Mana yang Aman & Efektif untuk Ibu Menyusui?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Jumat, 16 Jun 2023 15:21 WIB

Kb suntik
Kontrasepsi Implan Vs KB Suntik, Mana yang Aman & Efektif untuk Ibu Menyusui? /Foto: Getty Images/iStockphoto/nikom1234

Ibu menyusui banyak yang memilih KB implan ataupun suntik demi keamanan dan juga faktor efektivitas. Lantas, kontrasepsi implan vs suntik, mana yang aman & efektif untuk ibu menyusui ya, Bunda?

Tak sedikit ibu menyusui yang merasa galau saat harus menentukan KB yang ingin digunakan. Selain faktor keamanan, mereka juga memikirkan apakah KB tersebut cocok untuk dirinya, tidak menimbulkan efek samping saat menyusui hingga apakah KB tersebut efektivitasnya tinggi atau tidak.

Diantara berbagai alat KB, ibu menyusui banyak yang menjatuhkan pilihan pada implan dan juga KB suntik. Faktor minimnya efek samping terhadap ASI menjadi pilihan banyak busui memilih KB implan dan juga KB suntik.

Kontrasepsi implan vs KB suntik

KB implan merupakan bagian dari KB hormonal yang bentuknya seperti batang seukuran batang korek api yang dimasukkan ke lengan. Batang tersebut melepaskan hormon progestin ke dalam aliran darah, yang mencegah indung telur melepaskan sel telur dan mencegah sperma mencapai sel telur. KB ini lebih dari 99 persen efektif mencegah kehamilan.

Batang ini harus dimasukkan oleh petugas kesehatan. Meskipun proses memasukkan implan ke lengan proses yang sederhana dan tidak memerlukan jahitan, tetapi ada yang mengalami sedikit memar saat dimasukkan, seperti dikatakan Dr Elinor Molder, M.D, dikutip dari laman Hhma.

KB implan populer digunakan karena setelah digunakan, orang tersebut tidak perlu mengecek atau mengutak-atiknya. Kemungkinan mengalami menstruasi tidak teratur atau bercak mungkin akan dialami di fase awal, tetapi banyak wanita berhenti mengalami menstruasi bulanan setelah satu tahun penggunaan.

Jika Bunda memutuskan ingin hamil atau ingin melepasnya lebih awal, dokter dapat mengeluarkannya semudah dimasukkan hanya dengan sayatan kecil. Dan, Bunda bisa langsung hamil begitu implan dilepas.

Penelitian pada ibu menyusui dengan KB implan yang melibatkan 100 wanita yang menerima KB implan yang dipasang segera setelah melahirkan atau 6 minggu pasca persalinan.

Studi ini menemukan tidak ada perbedaan berat badan bayi pada 1 tahun. Bayi yang ibunya menerima implan segera setelah melahirkan memiliki berat rata-rata 0,3 kg lebih berat daripada bayi dari ibu yang menerima implan 6 minggu setelah melahirkan, seperti dikutip dari laman Infantrisk.

Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam berat, tinggi, atau lingkar kepala dan lengan antara bayi masing-masing kelompok. Dengan demikian, tingkat pertumbuhan bayi tidak terpengaruh oleh adanya implan.

Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.


KONTRASEPSI IMPLAN VS KB SUNTIK, MANA YANG AMAN & EFEKTIF UNTUK IBU MENYUSUI?

Ilustrasi KB Implan

Kontrasepsi Implan Vs KB Suntik, Mana yang Aman & Efektif untuk Ibu Menyusui? /Foto: Getty Images/iStockphoto/celsopupo

Pengaruh kontrasepsi implan dan KB suntik terhadap ASI

Sebuah studi mengelompokkan 24 wanita postpartum dan bayi baru lahir mereka secara acak dalam kelompok tanpa metode kontrasepsi atau pemasangan implan 24 jam setelah melahirkan. Penelitian ini memasukkan 12 wanita ke dalam kelompok tanpa kontrasepsi, dan 12 wanita lainnya dimasukkan ke dalam kelompok dengan pemasangan implan 24 jam setelah melahirkan. 

Mereka mengukur jumlah ASI yang diminum bayi baru lahir dalam 6 minggu pertama setelah melahirkan. Asupan ASI rata-rata antara kedua kelompok adalah serupa: 340 ml/hari (implan) dan 330 ml/hari (kontrol) pada minggu pertama dan 845 ml/hari (implan) dan 785 ml/hari (kontrol) pada 6 minggu. Mereka menyimpulkan bahwa implan kontrasepsi tidak mengubah volume asupan ASI oleh bayi yang baru lahir.

Kemudian, apakah implan berpengaruh pada kandungan ASI dan kadar hormon pada ASI. pada penelitian ini, 42 ibu memilih menggunakan implan sedangkan 38 ibu memilih IUD tembaga non hormonal. Satu bulan setelah pemasangan implan, ASI ibu dipelajari dan 19,86 ng/kg/hari (nanogram) etonogestrel ditransfer melalui ASI. Baik bayi baru lahir laki-laki maupun perempuan tidak ada perbedaan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala. 

Banner Malaria

Oleh karena itu, rendahnya konsentrasi etonogestrel dari KB implan yang tertelan bayi tidak berhubungan dengan perubahan pertumbuhan. Volume ASI yang diproduksi juga tidak terpengaruh. Terakhir, kandungan ASI tidak mengalami perubahan signifikan pada kandungan lemak total, protein, dan laktosa.

Sementara pada KB suntik, dokter ataupun bidan mungkin akan memberikan suntikan di lengan setiap 12 minggu. Hormon dalam suntikan mencegah kehamilan dengan menghentikan ovulasi dan menebalkan lendir serviks sehingga sperma tidak dapat melewatinya.

Sebagian besar wanita berhenti mengalami menstruasi saat disuntik dan beberapa diantaranya mengalami kenaikan berat badan, depresi, dan perubahan gairah seks. Penting sekali untuk kembali pada jadwal KB suntik berikutnya dengan tepat waktu untuk mengurangi risiko kehamilan. Juga, dibutuhkan waktu hingga enam bulan setelah suntikan terakhir untuk hamil jika Bunda memutuskan untuk melakukannya.

KB suntik juga aman digunakan saat Bunda sedang menyusui. Dan, seharusnya tidak berpengaruh pada berapa banyak ASI yang dihasilkan serta tentunya tidak menyakiti bayi selama KB ini digunakan. Faktanya, KB suntik merupakan metode yang bagus untuk digunakan jika Bunda sedang menyusui dan tidak ingin hamil. 

Efektivitas dari KB suntik sendiri sekitar 97 persen. Wanita yang menerima suntikan tepat waktu setiap 12 minggu memiliki tingkat kemanjuran yang lebih tinggi daripada wanita yang melewatkan suntikan atau tidak sesuai jadwal, seperti dikutip dari laman Healthline.

Efek samping yang mungkin timbul yakni termasuk sakit perut hingga sakit kepala hingga penambahan berat badan. Beberapa wanita juga mengalami kehilangan kepadatan tulang saat menggunakan metode KB ini. 

Jika Bunda ingin memiliki anak kembali, penting untuk dicatat bahwa mungkin diperlukan waktu 10 bulan atau lebih untuk kesuburan Bunda kembali setelah menghentikan penggunaan. Ada baiknya, konsultasikan dengan dokter atau bidan mengenai KB yang akan digunakan selama menyusui.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

 

[Gambas:Video Haibunda]



 

 


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda