Apakah Ada Bahaya Pemanis Buatan atau Aspartam untuk Ibu Menyusui?

Ilustrasi Ibu Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Aspartam merupakan pemanis buatan yang biasa digunakan pada makanan atau minuman yang dijual bebas di pasaran. Nah, apakah ada bahaya aspartam bagi ibu menyusui ya, Bunda?

aspartam merupakan pemanis non gizi yang dikaitkan dengan efek samping yang serius atau masalah kesehatan. Sehingga, orang dengan kondisi tertentu harus berhati-hati menelannya seperti dikatakan Jillian Kubala, MS, RD, dikutip dari laman Healthline.

Pemanis ini merupakan salah satu pemanis yang populer dan tersedia di pasaran. Komposisi aspartam antara lain asam aspartat dan fenilalanin. Keduanya adalah asam amino yang terjadi secara alami juga dikenal sebagai "blok pembangun" protein. Asam aspartat diproduksi secara alami oleh tubuh, dan fenilalanin adalah asam amino esensial yang Bunda dapatkan dari makanan.

Saat tubuh memproses aspartam, sebagian dipecah menjadi metanol. Konsumsi buah, jus buah, minuman fermentasi, dan beberapa sayuran juga mengandung atau menghasilkan produksi metanol.

Bahaya pemanis buatan atau aspartam untuk ibu menyusui

Sebuah studi tahun 2015 menunjukkan bahwa aspartam adalah sumber metanol terbesar dalam makanan orang Amerika. Metanol beracun dalam jumlah besar, namun jumlah yang lebih kecil juga dapat menjadi perhatian bila dikombinasikan dengan metanol bebas karena peningkatan penyerapan.

Metanol bebas hadir dalam beberapa makanan dan juga dibuat saat aspartam dipanaskan. Metanol bebas yang dikonsumsi secara teratur dapat menjadi masalah karena terurai menjadi formaldehida, yang dikenal sebagai karsinogen dan racun saraf, di dalam tubuh.

Namun, para ilmuwan dan kelompok pengatur ahli berhati-hati agar tidak membuat kesimpulan yang terlalu digeneralisasikan tentang hubungan antara asupan aspartam, produksi metanol dan formaldehida dalam tubuh, dan konsekuensi bagi kesehatan.

aspartam belum secara meyakinkan dikaitkan dengan efek samping yang serius atau masalah kesehatan pada populasi umum. Bagi orang-orang tertentu, produk yang mengandung aspartam sebaiknya dihindari karena berpotensi menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Pilihan Redaksi

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu menyusui lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.

APAKAH ADA BAHAYA ASPARTAME BAGI IBU MENYUSUI?

5 Fakta Pemanis Buatan yang Sering Dicap Buruk untuk Kesehatan

Ilustrasi aspartame/ Foto: Getty Images/NoDerog

Orang yang memiliki kondisi yang disebut fenilketonuria tidak boleh mengonsumsi produk yang mengandung aspartam. Ini adalah penyakit genetik langka yang didiagnosis saat lahir. Orang dengan penyakit ini tidak dapat memproses fenilalanin dengan baik, sehingga dapat terakumulasi ke tingkat yang berbahaya di dalam tubuh.

Penumpukan fenilalanin dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai efek samping negatif, termasuk kerusakan otak. Fenilalanin adalah asam amino esensial yang ditemukan dalam sumber protein seperti daging, ikan, telur, dan produk susu. Itu juga salah satu dari dua bahan aspartam.

Mengenai apakah aspartam aman dikonsumsi atau tidak, memang The American Cancer Society tidak mengambil sikap keras terhadap penggunaan aspartam. Klasifikasi aspartame WHO saat ini sebagai karsinogen potensial yang dapat menyebabkan orang mempertanyakan seberapa aman pemanis buatan ini dikonsumsi setiap hari.

Karena penelitian seputar konsumsi aspartam pada manusia terbatas, bahaya yang dilaporkan biasanya berasal dari penelitian pada hewan, beberapa di antaranya menemukan hubungan antara konsumsi aspartam dan kanker.

Kesimpulan dari banyak penelitian pada hewan ini mungkin terasa mengkhawatirkan, tetapi lembaga seperti The American Cancer Society berhati-hati agar tidak menganggap hasil pada hewan pengerat dapat diekstrapolasi dengan hasil pada manusia.

Namun, para ahli percaya bahwa klasifikasi baru WHO harus diperhatikan bahkan jika studi manusia skala besar masih berlangsung.

“Kita perlu mengubah budaya kita seputar konsumsi makanan,” catat Adrienne Youdim, M.D., seorang internis berbasis di California seperti dikutip dari laman Forbes.

“Kami sebelumnya memandang aspartam (dan pengganti gula lainnya) bukan hanya sebagai alternatif gula, tetapi sebagai sesuatu yang dapat dikonsumsi secara melimpah karena bebas kalori, tetapi (klasifikasi baru WHO) memberi tahu kami bahwa semuanya ada harganya,” tambahnya.

Ya, sedianya, pemanis rendah atau tanpa kalori adalah hal yang umum. Kandungan ini hadir dalam minuman ringan dan banyak makanan lain untuk menggantikan gula dan pemanis berkalori tinggi lainnya dalam upaya membantu penurunan berat badan atau membantu mengendalikan diabetes. Pemanis buatan ada di setiap meja restoran untuk ditambahkan ke kopi atau teh sebagai pengganti gula.

Pemanis buatan (atau pengganti gula) dianggap sebagai bahan tambahan makanan dan diawasi ketat oleh Health Canada melalui Food and Drug Regulations. Mereka dianggap aman untuk dikonsumsi pada atau di bawah asupan harian yang dapat diterima

Ketika digunakan dalam jumlah sedang dan dalam rekomendasi Health Canada untuk asupan harian yang dapat diterima, pemanis buatan dianggap aman untuk digunakan pada wanita hamil dan menyusui.

Oh iya, Bunda, sebaiknya selama menyusui Bunda membatasi penggunaan pemanis buatan karena ada beberapa kontroversi tentang keamanannya selama bertahun-tahun. Juga, terus ada penelitian baru di bidang pemanis buatan dan diabetes seperti dikutip dari laman Lifeofdrmom.

Penting juga untuk diperhatikan bahwa baik ibu hamil maupun menyusui memiliki kebutuhan energi yang lebih tinggi untuk menopang pertumbuhan bayi dan produksi ASI.

Penggunaan pengganti gula sebaiknya tidak menggantikan makanan yang dibutuhkan untuk kesehatan ibu hamil atau menyusui. Bicaralah dengan dokter atau Ahli Gizi Terdaftar jika Bunda mengkhawatirkan berat badan Bunda selama atau setelah kehamilan.

Semoga informasinya membantu, Bunda.

Simak juga video tentang jenis pemanis buatan yang tak boleh dikonsumsi balita:

[Gambas:Video Haibunda]