
menyusui
Bayi ASI Jarang Pipis, Normalkah? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Senin, 17 Jun 2024 13:55 WIB

Daftar Isi
Sudah banyak menyusu tetapi kenapa bayi ASI jarang pipis ya, Bunda. Normalkah hal tersebut dan apa penyebabnya? Cari tahu yuk.
Sebagai ibu baru, serba serbi mengurus bayi dan juga menyusui memang banyak yang belum diketahui. Fokus untuk terus memenuhi nutrisi bayi biasanya menjadi hal yang cukup menyedot energi. Ketika menemui tantangan baru, para ibu menyusui pun masih tahap trial & error dalam menghadapinya. Termasuk ketika menghadapi bayi yang jarang buang air kecil.
Normalkah bayi ASI jarang buang air kecil?
Sebagai ibu baru, wajar saja jika Bunda bertanya-tanya mengenai pola buang air kecil pada bayi. Karena menjadi hal baru yang ditemui, tentunya Bunda tidak mengetahui pasti berapa banyak bayi ASI sering pipis dan seberapa sering juga mereka buang air kecil.
Melansir Very Well Family, cara terbaik untuk mengetahui hal tersebut yakni dengan menghitung popok basah bayi untuk membantu Bunda merasa yakin bahwa bayi mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Perlu Bunda ketahui bahwa jumlah popok basah dari bayi yang disusui setiap harinya berubah selama minggu pertama kehidupannya.
Selama beberapa hari pertama, bayi baru lahir mungkin tidak menerima banyak ASI sehingga popoknya tidak banyak yang basah. Kemudian, seiring berjalannya waktu dan persediaan ASI meningkat, bayi akan memproduksi lebih banyak urine dan popoknya menjadi lebih basah.
Baik pada bayi yang minum susu botol atau menyusui, bayi seharusnya mulai terbiasa dengan pola makan dengan baik pada minggu kedua kehidupannya. Bunda akan melihat setidaknya enam hingga delapan popok basah setiap harinya, namun anak Bunda bisa saja mengalami hingga 10 popok basah atau lebih.
Ya, kandung kemih bayi baru lahir memang kecil dan hanya menampung sekitar satu sendok makan (15 ml) urine, sehingga mereka mungkin sering mengosongkannya. Beberapa bayi baru lahir juga akan buang air kecil hingga 20 kali dalam 24 jam dan itu tidak masalah.
Jika bayi sedang tidur, Bunda tidak perlu membangunkannya untuk mengganti popok. Penggantian sebelum atau sesudah pemberian makan, kira-kira setiap dua hingga tiga jam, tidaklah menjadi masalah ya, Bunda.
Apa penyebab bayi ASI jarang pipis?
Bayi baru lahir biasanya akan buang air kecil pertama kalinya dalam waktu 12 hingga 24 jam setelah lahir. Tidak buang air kecil dalam 24 jam pertama menunjukkan adanya masalah saluran kemih. Karena ibu dan bayinya harus dirawat di rumah sakit selama 24 hingga 48 jam setelah melahirkan normal, dokter dapat dengan mudah mendiagnosis kondisi ini sejak dini.
Selama 2-3 hari pertama, bayi yang mendapat ASI mungkin tidak menghasilkan banyak urine, sehingga popoknya mungkin tidak basah. Frekuensi buang air kecil meningkat seiring dengan meningkatnya asupan ASI dalam beberapa hari berikutnya (ibu mulai sering menyusui bayinya dalam sehari).
Adalah normal jika bayi buang air kecil antara 1-6 jam (atau 4-8 popok basah) sehari. Dalam 2 hari pertama kehidupannya, bayi baru lahir mungkin buang air kecil berwarna kuning tua, oranye, atau bahkan merah muda karena keluarnya produk limbah yang disebut urat ke dalam urine, dan hal ini normal.
Makanan, jamu, dan suplemen tertentu dapat mengubah warna ASI dan menyebabkan warna urine bayi baru lahir yang disusui menjadi merah muda, hijau, atau oranye. Dokter mungkin dapat memberi tahu Bunda apa sebenarnya yang menyebabkan perubahan warna urine.
Menyoal bayi ASI jarang pipis, banyak penyebab yang melatarbelakanginya ya, Bunda. Diantaranya yakni karena cuaca panas, cuaca dingin, bayi mengalami demam, dan bayi kurang minum cairan seperti dikutip dari laman Medicinenet.Â
Berikut ini beberapa penyebab bayi jarang pipis yang perlu Bunda ketahui:
1. Dehidrasi
Selain itu, bayi juga bisa jarang pipis dikarenakan mengalami dehidrasi. Jika Si Kecil menghasilkan sedikit atau tidak mengeluarkan urine sama sekali dalam 6 hingga 8 jam, ia mungkin mengalami dehidrasi. Waspadai juga urine yang berwarna gelap dan pekat, yang bisa menjadi tanda awal kehilangan cairan.
2. Disfungsi kandung kemih
Disfungsi kandung kemih bisa menjadi penyebab utama balita tidak buang air kecil sepanjang hari. Ada berbagai macam penyebab oliguria pada bayi; sebagian besar disebabkan oleh bakteri yang masuk ke uretra. Infeksi urine biasanya disertai rasa sakit saat buang air kecil.Â
3. Infeks saluran kemih
ISK menjadi penyebab utama anak tidak buang air kecil selama 24 jam. Masuknya bakteri ke dalam uretra dapat menyebabkan infeksi sehingga menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan saat buang air kecil. Mengenali tanda-tanda seperti menangis saat buang air kecil atau sering buang air kecil dan segera berkonsultasi dengan dokter dapat membantu mendiagnosis dan mengobati ISK secara efektif.
4. Efek samping pengobatan
Jika balita tidak buang air kecil namun tidak mengalami dehidrasi maka hal tersebut mungkin disebabkan oleh efek samping obat. Terkadang, obat-obatan juga dapat menyebabkan berkurangnya buang air kecil. Antihistamin dan dekongestan dapat berdampak pada produksi urin sebagai efek sampingnya. Orang tua harus memeriksa apakah balita mereka baru saja diberi obat baru dan memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui kemungkinan efek sampingnya.
5. Stres dan cemas
Anak juga cenderung menahan kencing jika ada pengalaman tertentu yang memicu rasa takut buang air kecil, misalnya nyeri. Di sisi lain, berkurangnya keluaran urin juga bisa menjadi tanda bahwa balita sedang mencoba mengontrol kandung kemihnya.
Namun tidak ada usia tertentu di mana seorang balita dapat mengembangkan kebiasaan ini. Hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk memahami berkurangnya masalah urine pada anak adalah asupan makanan dan air, demam, dan tanda-tanda penyakit lainnya seperti dikutip dari laman Eurokidsindia.
Jika Bunda merasa anak Bunda mulai bisa mengontrol kandung kemihnya, ingatkan dia untuk ke kamar mandi jika dia menahan kencing lebih lama dari yang Bunda perkirakan.
Sebaiknya, temani Si Kecil ke kamar kecil dan periksa apakah kandung kemihnya sudah dikosongkan atau belum. Saat melakukannya, Bunda juga dapat memeriksa apakah balita mengalami rasa sakit, atau apakah warna dan bau urinenya tidak biasa.
Kapan harus ke dokter jika bayi jarang pipis?
Mengetahui kapan harus menghubungi dokter dapat menjadi hal yang membingungkan bagi orangtua baru. Apalagi, mengasuh anak sudah membawa berbagai tantangan tersendiri. Termasuk ketika mengalami anak yang jarang pipis walau terus menyusu.
Di sisi lain, ketidakmampuan bayi dalam berkomunikasi membuat para ibu sulit mengenali permasalahan yang sedang dihadapi bayi. Oleh karena itu, penting untuk segera menghubungi dokter spesialis anak (dokter anak) atau mengunjunginya jika ibu melihat tanda-tanda tertentu pada bayinya, antara lain:
1. Kurang dari empat popok basah dalam 24 jam
2. Urine berwarna kuning tua/oranye/merah muda/merah, pekat, berbau, dan jumlahnya juga lebih sedikit
3. Bintik merah sebenarnya di popok
Apa yang harus dilakukan jika bayi jarang pipis?
Frekuensi normal bayi buang air kecil bisa berbeda satu sama lain. Biasanya hal ini tergantung pada usia, asupan makanan atau susu, dan faktor lainnya. Bayi baru lahir (0-1 bulan) biasanya buang air kecil sekitar 6-12 kali sehari dan biasanya mereka akan buang air kecil setidaknya setiap 4 jam sekali.
Sementara pada bayi usia 1-6 bulan umumnya masih buang air kecil sekitar 6-8 kali sehari. Sedangkan bayi usia 6 bulan ke atas yang sudah mengonsumsi makanan padat mungkin akan buang air kecil sekitar 4-6 kali sehari. Membantu memperlancar proses buang air kecil bayi penting dilakukan untuk menjaga kesehatan dan kenyamanannya. Berikut ini beberapa cara mengatasi bayi jarang pipis ya, Bunda:
1. Cukupi kebutuhan ASI
Memberikan ASI yang cukup dapat menghindari bayi dari risiko dehidrasi ya, Bunda. Cairan dalam hal ini menjadi bagian penting yang menjaga bayi terhidrasi dengan baik untuk mendukung perkembangannya secara maksimal.
2. Tidak memberikan cairan manis
Pastikan untuk membuat bayi terpenuhi kebutuhan cairannya sehingga terhindari dari risiko dehidrasi. Pastikan juga untuk tidak memberikan cairan manis karena dapat menyebabkan karies gigi.
3. Pijatan lembut
Berikan pijatan pada kaki bayi guna memberikan rangsangan pada mereka agar buang air kecil lebih sering. Pijatan ini tidak saja membuat bayi rileks tetapi juga membantu frekuensi pipis meningkat pada bayi.
4. Tidak menggunakan popok sekali pakai dalam jangka waktu lama
Biarpun popok sekali pakai cukup bermanfaat karena menyerap banyak air kecil bayi, tetapi menggunakannya terlalu lama tidaklah disarankan ya, Bunda. Ikuti panduan pemakaian popok sekali pakai sehingga daya serapnya tetap terjaga dan Si Kecil juga tetap merasa aman dan nyaman.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Wajarkah Bayi ASI Sering Terbangun di Malam Hari untuk Menyusu?

Menyusui
Bayi ASI Tiba-tiba Menolak Disusui, Ketahui yuk Penyebab dan Cara Mengatasinya

Menyusui
10 Tips Mengatasi Bayi yang Ingin Menyusu 1 Payudara Saja, Bunda Perlu Tahu

Menyusui
Kenali 6 Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu

Menyusui
Bayi ASI Mengalami Sembelit? Kenali Penyebab dan 5 Gejalanya


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda