Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

3 Cara Kenali Jenis Tanah, Salah Pilih Bisa Bikin Mati Tanaman Hias

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 14 Jan 2021 13:13 WIB

Two white square flower pots with geometric patterns with rhipsalis plants planted in them stand on windowsill with partially raised roller blind
Ilustrasi tanah tanaman hias/Foto: Getty Images/iStockphoto/TYNZA

Tanah merupakan hal terpenting ketika Bunda berkebun. Sayangnya, orang suka menganggap remeh jenis tanahnya.

Adam Frost, seorang presenter Gardeners’ World di BBC TV yang juga pendiri konsultan desain taman internasional dalam How to Create Your Garden: Ideas and Advice for Transforming Your Outdoor Space menjelaskan tanah itu penting untuk berkebun, karena dapat menentukan kisaran tanaman yang dapat kita tanam, serta seberapa sukses tanaman itu nantinya. 


Jenis tanah itu sebenarnya bermacam-macam, Bunda. Menurut Frost, tanah pada dasarnya merupakan humus dan subsoil. Meskipun jenis tanah itu berbeda-beda tergantung pada geologi tempat tinggal, seringkali taman Bunda memiliki hanya satu jenis tanah.

Tanah lapisan atas adalah apa yang perlu Bunda perhatikan, yang merupakan lapisan bumi yang paling dekat dengan permukaan tanah. Itu kaya bahan organik dan penuh kehidupan. Kedalaman tanah lapisan atas bisa bermacam-macam, tetapi umumnya dalamnya 5 - 12cm (2 - 5 inci).  

Sementara subsoil adalah lapisan yang terdapat di bawah humus. Itu tanpa kehidupan dan karena itu tidak banyak berguna untuk kebun.

String of hearts plant in plastic pot shot from above on white surface. Botanical background. Top view, flat lay, copy space.Ilustrasi tanah tanaman hias/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Diana Rebenciuc

Untuk tanah berpasir, kata Frost, ini rendah nutrisi dan sering kali asam. Ringan dan mudah digali, tanah berpasir cepat menghangat di musim panas, tetapi mudah mengering.

Beda lagi dengan tanah lempung yang merupakan kombinasi antara tanah liat dan pasir.  Untuk berkebun, sangat mudah bekerja dengan jenis tanah ini.

Untuk tanah liat, ini kaya nutrisi tetapi berat dan sulit digali.  Tanah ini menahan air, mengering perlahan, dan bisa membutuhkan waktu lama untuk menghangatkan di musim semi.  Dalam cuaca panas, tanah liat mengeras.


Ada lagi tanah berkapur atau kaya kapur, ini sangat basa dan bisa ringan atau berat.  Seringkali tanah kapur penuh dengan batu dan miskin nutrisi, jenis tanah ini mengalir dengan bebas dan cepat panas.

Bagaimana kita bisa tahu jenis tanah di taman kita? Frost berbagi tips mengetahui dengan cepat jenis tanah hanya dengan menggunakan tangan, merasakan teksturnya, dan melihat warna, serta komposisinya.

1. Ambil tanah
Ambil segenggam tanah di permukaan, tidak lebih dari sekitar 10 cm (4 inci). Rasakan teksturnya dan lihat komposisi serta warnanya. Bandingkan segenggam tanah ini dengan jenis tanah yang dijelaskan di atas.

2. Gosok tanah 
Cobalah menggosokkan tanah di antara jari telunjuk dan ibu jari. Apakah itu terasa seperti tanah liat?  Atau, apakah tanahnya terasa berpasir, atau penuh dengan pasir atau batu?  


3. Padatkan
Bunda bisa memadatkan tanah yang ada di tangan, untuk melihat seberapa banyak kandungan kelembapannya.

 “Saat jari dibuka kembali, apakah tanah bentuknya bertahan, seperti tanah liat, atau tergelincir melalui jari-jari Anda, seperti pasir?” kata Frost.

Beberapa tanaman, jelas Frost, bisa tumbuh lebih baik dalam kondisi asam sementara yang lain lebih menyukai tanah yang lebih basa. Tanah yang sehat biasanya berkisar dari pH 5-8,5. Namun, berkebunlah dengan apa yang Bunda miliki. 

“Jika tanaman tertentu menyukai Anda tetapi tidak menyukai tanah Anda, Anda selalu dapat menanamnya di dalam pot atau bedeng yang diisi dengan tanah yang sesuai,” kata Frost menjelaskan.

Selain cara di atas, Bunda bisa memperbaiki tanah dengan menambahkan organik. Tambahkan kompos setiap tahunnya dan ini dapat memberikan manfaat.

A mother and her children pick fresh squash from their garden on a warm late summer morning at their home.  Shot in Washington state.Ilustrasi tanaman hias/ Foto: Getty Images/RyanJLane


“Menambahkan bahan organik, seperti kompos buatan sendiri, pupuk kandang, ke dalam tanah meningkatkan kandungan hara, yang berarti Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk pupuk tanah. Sebagai bonus tambahan, lapisan bahan organik yang baik dapat membantu mempertahankan kelembapan,” tambahnya.  

Apabila Bunda memiliki tanah yang lempung atau berpasir, memberikan bahan organik akan memperbaiki strukturnya, membuatnya lebih mudah dikerjakan, dan mendorong pertumbuhan tanaman yang sehat.  

“Cacing dan mikro-organisme tanah menyerap bahan organik, dan pada waktunya cuaca bisa membersihkannya, jadi setiap 12 bulan Anda perlu menambahkan lebih banyak,” imbuhnya.


Sebenarnya, bertanam pada zaman sekarang juga bisa tanpa tanah. Tanaman hias dengan media tanam air juga enggak kalah populer.

Salah satunya tanaman sirih gading yang tak hanya hidup di tanah, tapi mampu tumbuh dengan media tanam air, Bunda. Cukup potong batang sirih gading, letakkan dalam vas berisi air, lalu akarnya akan mulai tumbuh secara perlahan.

Selain mudah dirawat dan tampilannya cantik, sirih gading mempunyai manfaat lan buat rumah Bunda. Tanaman hias sirih gading ini mampu membersihkan udara di dalam rumah.

Simak juga video berikut mengenai tanaman hias beracun yang jangan sampai disentuh oleh anak 

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Pramugara Sriwijaya



(ziz/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda