Jiangxi, China -
Bun, kasus ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita sebagai orang tua. Ya, ternyata anak bisa kepikiran untuk mengakhiri hidupnya hanya gara-gara nggak bisa mengerjakan PR.
Kabar ini datang dari China, Bun. Seorang bocah sekolah dasar mencoba
bunuh diri dengan melompat dari lantai 15. Penyebanya adalah PR yang ia dapat dari sekolahnya.
Sebuah video yang beredar memperlihatkan seorang anak berusia 12 tahun duduk di jendela lantai 15 sebuah bangunan di Fuzhou, Provinsi Jiangxi, China, tengah menjulurkan dan mengayun-ayunkan kakinya. Bocah itu bersiap-siap dalam posisi menjatuhkan diri. Demikian dilansir The Coverage.
 Anak bergelantungan di jendela lantai 15/ Foto: Shanghaiist |
Tak lama berselang, bocah itu pun membiarkan dirinya jatuh dari ketinggian tersebut. Beruntung, anak yang diketahui kelas 6 SD tersebut mendarat di bantal udara besar yang ditempatkan di tanah oleh regu penyelamat. Anak tersebut selamat dan hanya mengalami luka ringan di bagian telinga.
Dikutip dari Shanghaiist, sang ibu mengatakan putrinya memutuskan bunuh diri karena
stres di sekolahnya. Semester baru akan dimulai dan dia belum selesai mengerjakan tugas sekolah yang seharusnya diselesaikan selama liburan musim dingin.
Hmm, kok bisa ya anak sekecil itu sudah tahu soal bunuh diri. Ini yang perlu Bunda ketahui jika suatu saat anak bertanya tentang bunuh diri.
Kata psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo MPsi, Psikolog, berdasarkan penelitian memang kematian karena bunuh diri itu paling susah diterima dan dipahami. Nah, ketika anak-anak tanya soal bunuh diri, Bunda bisa menceritakan tentang bunuh diri sesuai usianya.
Semakin kecil usia anak, kasih penjelasan sesimpel mungkin ya, Bun. Tapi, kalau penjelasan kita nggak memuaskan anak, Anas menyarankan kita sabar aja Bun mengahadapi pertanyaan-pertanyaan anak.
Tugas rumah apalagi ujian-ujian sekolah terkadang memang jadi momok menakutkan bagi anak-anak baik SD, SMP maupun SMA. Sehingga nggak jarang kalau dalam masa ini anak jadi stres berat.
"Anak perlu memiliki disiplin belajar sehingga dia belajar bukan saat ujian saja. Belajar di sekolah ditambah pengulangan materi di rumah satu sampai dua jam sudah cukup kok," terang Roslina Verauli, psikolog anak dan keluarga seperti dilansir detikHealth.
Dikatakan Vera, sejatinya
stres tidak selamanya buruk, bahkan stres itu sehat. Dalam artian, individu baik anak atau dewasa yang stres akan berada di posisi mengancam atau menantang. Sehingga, mereka akan melakukan persiapan untuk menghadapi kejadian tersebut.
(Nurvita Indarini)