Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenali Sederet Alasan di Balik Aksi GTM Bayi

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 25 Jul 2019 12:56 WIB

Bayi melakukan gerakan tutup mulut (GTM) bikin pusing. Bukan karena enggak doyan makananya saja, Bun, masih ada alasan lainnya.
Kenali penyebab anak susah makan/ Foto: iStock
Jakarta - Sudah ganti menu setiap hari, tapi kok si kecil tetap melakukan aksi tutup mulut ya. Kalau terus-terusan enggak makan, dari mana nutrisi yang masuk. Hmm, jadi bingung deh dengan perilaku gerakan tutup mulut (GTM) si kecil.

Sabar ya, Bun, menghadapi si kecil yang susah makan memang tidaklah mudah. Sebelum putus asa, kenali berbagai faktor yang bisa menjadi penyebabnya. Mulai dari tidak menyukai tekstur makanan, hingga enggan mencoba berbagai makanan baru.

"Anak-anak memang kerap menolak makanan baru. Untuk itu, mulai dengan porsi kecil dan membuat makanan baru yang terlihat mirip dengan makanan favoritnya yang sudah dikenalnya," ujar Elizabeth Ward, MS, RD, penulis The Complete Idiot's Guide to Feeding Your Baby and Toddler, dikutip dari laman WebMd.

Kondisi ini memang tidak mudah dilewati, Bun. Apalagi bayi yang menolak makan, biasanya akan memalingkan kepalanya, menepuk-nepuk sendok hingga menutup mulutnya. Alhasil, makanan pun makin sulit masuk.

Memaksanya makan tentu bukan jadi solusi. Beberapa alasan yang melatarbelakangi aksi GTM diantaranya si kecil sedang lelah, sakit, merasa terganggu atau memang masih merasa kenyang. Untuk itu, jangan dulu marah-marah ya, Bun, menghadapi si kecil yang menolak makanan yang disuguhkan.

Kenali Sederet Alasan di Balik Aksi GTM BayiPenyebab anak GTM/ Foto: iStock

Selain hal-hal di atas, menurut sebuah ulasan Yourkidstable, alasan sensorik kerap menjadi penyebab aksi tutup mulut si kecil. Misalnya saja, anak merasa terganggu dengan tekstur makanan yang kurang mereka sukai. Ketika mereka merasakan sesuatu terasa mengotori mulut atau tangan mereka, maka mereka pun tidak akan memakannya.

Pada faktor ini, biasanya akan menunjukkan gejala seperti tersedak, menggeliat, atau tampak ketakutan dengan aroma, sentuhan, atau rasa makanan tertentu, Bun.

Penyebab lainnya yakni faktor rutinitas seputar menu makanan dan waktu makan, dimana sangatlah penting membangun kebiasaan makan anak-anak dengan baik. Adakalanya, orangtua terlalu nyaman dengan kebiasaan makan diri sendiri, dan lupa untuk mengajari anak-anak kebiasaan makan yang sehat.

Misalnya, tidak membiasakan waktu makan yang teratur, makan di depan televisi, dan membiarkan anak-anak memilih makan atas apa yang mereka inginkan. Hal ini tentu menjadi perilaku buruk yang membangun kebiasaan makan tidak sehat bagi anak-anak. Sehingga, ketika hal tersebut tidak dipenuhi anak-anak, mereka cenderung menolak makanan yang disuguhkan.

Tidak hanya itu, terlalu memberikan kenyamanan berlebihan ketika si kecil tidak mau makan juga dapat menjadi celah bagi si kecil untuk menolak makanan. Seperti ketika bayi sedang tumbuh gigi dan nafsu makannya memburuk karena merasa tidak nyaman dengan fase tersebut.

Dalam posisi ini, sebaiknya Bunda tidak lantas memberikan si kecil makanan cepat saji yang membuat mereka lahap makan. Meski dalam kondisi susah makan, tetap tawarkan pada si kecil makanan sehat sehingga ketika mereka merasa lapar akhirnya mereka pun akan memakannya.

Terpenting, Bun, jangan pernah memberikan makan pada si kecil secara paksa ya. Sebab, hal tersebut akan membuat mereka tidak nyaman dan trauma makan. Nah, jika permasalahan mogok makan si kecil terus berlanjut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan solusi terbaik ya, Bun.

Bunda, simak juga yuk cerita April Jasmine waktu menghadapi anak-anaknya yang susah makan!

[Gambas:Video Haibunda]

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda