Jakarta -
Vape alias rokok eletrik tak hanya digunakan oleh orang dewasa, tapi bisa juga oleh remaja. Dalam kondisi seperti itu, apa yang baiknya dilakukan orang tua?
Apalagi nih, Bun, pada 2015, ahli bedah umum di AS melaporkan penggunaan vape di kalangan siswa sekolah menengah meningkat 900 persen. Sebanyak 40 persen di antara pengguna vape muda tidak pernah merokok.
Jasmine Reese, M.D., direktur Klinik Khusus Remaja dan Dewasa Muda di Rumah Sakit Johns Hopkins All Children, menjelaskan dalam rokok elektrik biasanya digunakan produk cair yang dipanaskan menggunakan alat yang dioperasikan dengan baterai. Alhasil, terbentuklah uap cairan aerosol.
Apa yang membuat vape begitu populer di kalangan remaja? Reese bilang karena cairan itu hadir dalam berbagai rasa. Ini membuat kaum muda tertarik, selain itu perangkat rokok elektrik hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran serta sangat mudah disembunyikan.
"Orang tua sebenarnya bisa membantu mencegah anak ikut-ikutan tren memakai
vape. Caranya dengan terbiasa dengan percakapan yang terbuka dan jujur. Orang tua harus menekankan pentingnya menghindari produk-produk ini dan mendiskusikan bahaya dari zat-zat ini terhadap kesehatan mereka," tulis Reese mengutip
Hopskins All Children.Dan yang terpenting, Bun, lanjut Reese, orang tua jangan sampai menggunakan vape agaranak tak mencontohnya. Dikutip dari
Health Line, studi tahun 2015 menunjukkan orang yang menggunakan vape dengan nikotin, lebih cenderung ketergantungan dengan vaoe. Meski pada label vape tercantum 0 mg nikotin, tetap masih ada karena vape pada umumnya mengandung nikotin.
Sementara itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dalam situsnya menjelaskan kebanyakan vape mengandung nikotin yang bisa berbahaya untuk otak remaja yang sedang berkembang. Konsumsi nikotin juga bisa membahayakan bagian otak remaja yang mengontrol perhatian, pembelajaran, suasana hati, dan kontrol impuls.
"Setiap kali memori baru diciptakan atau keterampilan baru dipelajari, koneksi yang lebih kuat atau sinapsis dibangun di antara sel-sel otak. Otak orang muda membangun sinapsis lebih cepat daripada otak orang dewasa. Nikotin mengubah cara sinapsis ini terbentuk," tulis
CDC.
Untuk risiko vape pada remaja, sejumlah ilmuwan masih mempelajari efek jangka panjang vape terhadap kesehatan. Namun, CDC menjabarkan beberapa risiko vape pada anak, remaja, dan kaum muda:
 Ilustrasi vape/ Foto: iStock |
1. Beberapa bahan dalam aerosol vape bisa berbahaya bagi paru-paru dalam jangka panjang.
2. Baterai rokok elektrik yang rusak bisa memicu kebakaran yang berujung pada risiko cedera serius.
3. Kulit atauÂ
mata yang terpapar asap vape juga bisa mengalami gangguan.
Bunda, rambut rontok juga bisa jadi tanda penyakit. Simak ulasannya di video berikut.
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/rdn)