Jakarta -
MaraknyaÂ
kejahatan seksual pada anak tentunya menimbulkan keresahan bagi orang tua. Untuk itu kita perlu ajari anak
pendidikan seks. Setidaknya anak akan punya bekal jika ada perilaku seseorang yang menyimpang dan menjuru ke organ intim.
Menurut psikolog anak Monica Sulistiawati, dalam memberi pendidikan seks pada anak ada tahapannya, tergantung jenjang usia anak. Monica juga memaparkan manfaat yang didapat saat orang tua mengajari anak pendidikan seks sejak dini.
"Ketika kita sudah mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak sejak dini, mereka akan paham dan kenal dengan diri sendiri. Mereka sudah tahu alat kelaminnya dan lawan jenisnya," tutur Monica saat mengisi acara beberapa waktu lalu.
Kata Monica, kita sendiri sebenarnya sudah menerapkanÂ
pendidikan seks itu sebelum anak lahir, misalnya memberikan nama sesuai dengan jenis kelamin. Selain itu, Bunda diharuskan untuk perlakukan anak sesuai dengan kodratnya.
Contohnya, sosok lelaki adalah yang bisa melindungi dan jadi pemimpin. Sedangkan, wanita lebih lembut sifatnya. Dengan begitu si kecil akan mampu menjalankan fungsi sosial di masyarakat dengan baik.
 ilustrasi ibu dan anak/ Foto: iStock |
"Susui anak dengan penuh cinta kasih. Lalu, khitan bagi anak laki-laki, kenalkan anak pada organ tubuhnya dengan menggunakan istilah yang sesungguhnya," kata Monica.
Banyak mungkin dari kita menggunakan istilah-istilah yang bukan sesungguhnya. Seperti sebutan 'burung', 'titit' untuk penis laki-laki dan 'memek', 'pepek' untuk vagina. Lebih baik gunakan istilah sesungguhnya, Bun.
Lalu, menurut psikolog klinis dewasa, Inez Kristanti, M.Psi., orang tua enggak boleh kagok saat menyebut istilah tersebut. "Anak akan melihat kok ortu kagok ngomong. Akhirnya itu menjadi hal yang tabu dibicarakan," kata Inez di kesempatan yang berbeda.
Terakhir, tahapÂ
pendidikan seks untuk usia 0 - 2 tahun, Bunda bisa ajari anak cara membersihkan organ tubuhnya secara sederhana.
Simak juga video tentang kiat edukasi seks pada anak:
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)