Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Awas! Jam Tidur Kacau Selama Pandemi, Sebabkan Anak Lebih Emosional

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 05 Aug 2020 14:43 WIB

ilustrasi anak susah tidur
Awas! Jam Tidur Kacau Selama Pandemi, Sebabkan Anak Lebih Emosional/ Foto: iStock
Jakarta -

Pandemi Corona membuat aktivitas anak terbatas, termasuk belajar yang dilakukan dari rumah. Meski di rumah, bukan berarti Bunda boleh sedikit melonggarkan jadwal tidur anak nih.

Hmm.. apa alasannya? Menurut terapis Erin Leyba, LCSW, Ph.D., banyak orang tua kewalahan dan kelelahan setelah bekerja, e-teaching, dan merawat anak-anak selama 24/7 untuk beradaptasi di masa pandemi.

Sebuah survei yang dilakukan oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa 46 persen orang tua mengatakan tingkat stres rata-rata mereka terkait pandemi Corona tinggi.

"Tidak mudah untuk mengumpulkan sisa energi sehari-hari," kata Leyba, dikutip dari Psychology Today.

Jadi, mengapa tidak boleh membiarkan anak-anak begadang? Sebab, anak-anak tidak bisa menangani emosi dengan baik ketika mereka tidak cukup tidur, Bunda.

Leyba mengacu pada sebuah studi eksperimental baru-baru ini di mana menunjukkan bahwa tidur malam yang tidak memadai, mengubah beberapa aspek kesehatan emosional anak-anak, termasuk cara mereka mengalami, mengatur, dan mengekspresikan emosi mereka.

Asian boy sleeping in bed in the morning while mother sitting in backgroundilustrasi anak tidur/ Foto: Getty Images/iStockphoto/allensima

"Setelah kurang tidur, 'perubahan buruk' diamati pada pengaruh anak-anak, rangsangan emosional, ekspresi wajah, dan regulasi emosi. Ketika disajikan dengan sesuatu yang positif, anak-anak tidak menjadi bersemangat dan tidak tampak bahagia," papar Leyba.

Para peneliti menekankan bahwa jadwal tidur yang buruk sering membuat 'meluap-luap' alias tak baik ke dalam kehidupan sosial dan emosional anak-anak sehari-hari. Ini lah yang membuat mereka lebih sulit bertahan secara emosional di era pandemi.

"Sekarang, lebih dari sebelumnya, anak-anak harus mampu menangani emosi mereka," kata Leyba.

Banyak yang mengalami perubahan perasaan terkait dengan perubahan hidup selama pandemi COVID-19. Survei Save the Children menemukan bahwa dari 1.500 rumah tangga yang disurvei, ada 52 persen anak mengatakan bahwa mereka merasa bosan di rumah.

Kemudian, sebanyak 49 persen khawatir tentang orang yang dicintai tertular COVID-19, 34 persen merasa takut, 27 persen merasa cemas, dan 22 persen merasa tidak bahagia.

"Anak-anak bersedih karena kehilangan kehidupan lama mereka, kenormalan, kegiatan, sekolah, dan bisa menghabiskan waktu (nyata) dengan teman dan keluarga besar," kata Leyba.

"Mereka merasakan tekanan ekonomi dan sosial orang tua mereka. Sekarang adalah waktunya untuk tidur lebih awal," sambungnya.

Ya, membantu anak-anak mendapatkan tidur yang cukup adalah salah satu cara paling sederhana untuk meningkatkan kesehatan emosional mereka dan membantu mereka mengatasinya, Bunda.

Simak juga penyebab seseorang tidur dalam keadaan mulut terbuka:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda