
parenting
5 Gejala Intoleransi Laktosa pada Anak dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Kamis, 13 Aug 2020 09:06 WIB

Bagi beberapa anak, mungkin akan mengalami masalah pencernaan seperti kram, kembung, atau diare setelah mengonsumsi makanan dan minuman dari produk susu. Anak-anak yang mengalami ketidaknyamanan setelah mengonsumsi produk susu mungkin mengalami intoleransi laktosa, Bunda.
Laktosa adalah gula dalam makanan yang disukai banyak anak, yakni susu dan produk susu seperti yogurt dan keju. Makanan lain yang mengandung laktosa, di antaranya roti, sereal, dan makanan beku atau kaleng.
Baca Juga : Bun, Ini Manfaat Protein Kedelai pada Susu Anak |
Sementara itu, intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh anak memproduksi terlalu sedikit enzim laktase. Enzim ini dibutuhkan untuk memecah laktosa menjadi dua gula yang lebih kecil, yakni glukosa dan galaktosa.
Ketika tidak ada cukup laktase di dalam tubuh, maka laktosa tidak dapat dipecah di usus kecil. Akibatnya, laktosa masuk ke usus besar, di mana bakteri memfermentasikannya menjadi gas dan asam.
"Ketika terjadi penurunan atau hilangnya enzim laktase, kita tidak dapat memecah atau menyerap laktosa. Laktosa yang tidak terserap dapat menyebabkan gejala yang disebut intoleransi," kata dokter anak dr Anthony Porto, MD, dikutip dari Healthy Children.
Gejala Intoleransi Laktosa pada Anak
Setelah 30 menit hingga 2 jam mengonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan laktosa, anak yang intoleransi laktosa akan mengalami beberapa gejala.
Dikutip dari Kids Health, untuk beberapa anak, gejala ini bisa jadi sangat parah karena sistem pencernaannya tidak dapat menolerir laktosa. Namun bagi yang lainnya, mungkin gejala yang dirasakan akan lebih ringan dan hanya perlu membatasi jumlah produk susu yang dikonsumsi.
Berikut ini gejala yang harus diwaspadai saat intoleransi laktosa, terutama setelah anak mengonsumsi produk olahan susu:
1. Buang air besar dan angin, terutama setelah anak makan produk susu
2. Diare encer dengan angin
3. Perut kembung dan mual
4. Ruam kulit dan sering masuk angin
5. Sakit perut dan kram menyeluruh
Gejala tersebut kadang membuat orang tua bingung antara intoleransi laktosa atau alergi susu. Meski keduanya punya gejala yang mirip, namun kondisinya sangat berbeda.
Alergi susu adalah reaksi sistem kekebalan yang serius yang biasanya muncul di tahun pertama kehidupan karena sistem pencernaan belum sempurna, sedangkan intoleransi laktosa dimulai sejak masa kanak-kanak hingga remaja dan dewasa.
"Jadi meski intoleransi laktosa dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang luar biasa, tapi tidak akan menghasilkan reaksi yang mengancam jiwa seperti anafilaksasi," ujar Anthony.
Mendiagnosis Intoleransi Laktosa
Dokter biasanya mendiagnosa intoleransi laktosa melalui tes napas hidrogen sederhana, Bunda. Anak akan diminta meniup udara ke dalam tabung untuk memberikan sampel napas.
Jika anak positif memiliki intoleransi laktosa, tes tersebut akan menunjukkan bahwa ada tingkat hidrogen dan metana yang lebih tinggi dari rata-rata dalam napasnya. Itu disebabkan oleh laktosa yang tidak tercerna mengarah ke tingkat yang lebih tinggi dan dapat dideteksi dalam napas.
Makanan, obat-obatan, dan paparan rokok tertentu dapat memengaruhi keakuratan tes. Jadi, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan beberapa tindakan pencegahan sebelum tes dimulai hingga selesai.
Selain tes napas, dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik dan mengambil riwayat kesehatan lengkap untuk menyingkirkan kondisi medis lainnya. Misalnya, melakukan endoskopi.
![]() |
Dengan endoskopi, dokter akan melihat kerongkongan, perut, dan bagian usus kecil menggunakan sebuah kamera mikro untuk memeriksa intoleransi laktosa. Nantinya, anak akan diberi anestesi dan tertidur saat prosedur ini dilakukan.
Selama endoskopi, dokter dapat menggunakan penjepit untuk mengangkat sepotong jaringan untuk biopsi. Biopsi dapat menunjukkan kerusakan yang disebabkan oleh refluks asam atau infeksi dan membantu menyingkirkan masalah lain.
Masalah terkait laktosa juga dapat terjadi pada orang dengan penyakit saluran pencernaan lain, seperti penyakit celiac, Bunda. Ini adalah suatu kondisi di mana usus menjadi rusak karena kepekaan abnormal orang terhadap gluten, yakni protein yang ditemukan dalam gandum dan biji-bijian tertentu.
Mengatasi intoleransi laktosa
Meskipun tidak ada obat untuk mengatasi masalahnya, beberapa perubahan pola makan dan diet dapat membuat perbedaan besar bagi anak. Bunda bisa memberikan suplemen enzim laktase jika anak akan mengonsumsi makanan yang mengandung laktosa untuk membantu meringankan gejala.
Namun, ini mungkin tidak membantu jika makanan yang dikonsumsi mengandung laktosa dalam jumlah besar. Meski begitu, seiring waktu, Bunda dan anak akan belajar dan paham seberapa banyak makanan dan minuman produk susu yang dapat dikonsumsi.
Tidak perlu terlalu cemas anak mengalami intoleransi laktosa, Bunda. Hidup dengan intoleransi laktosa bisa dilakukan, namun penting bagi Bunda untuk memastikan agar anak tetap mendapatkan kalsium dan vitamin D yang cukup dalam makanannya selama masa pertumbuhan.
Kabar baiknya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, anak bisa mengonsumsi susu kedelai dan almond, lho. Karena sama seperti susu biasa, keduanya juga mengandung kalsium dan vitamin D yang dibutuhkan anak.
Meski bagi kebanyakan orang dengan intoleransi laktosa akan mengalaminya seumur hidup, namun bagi beberapa anak, kondisi ini bisa berlangsung sementara. Asal, mengonsumsi antibiotik tertentu atau mengalami infeksi saluran cerna hingga akhirnya akan menghilang.
Selain itu, anak dengan intoleransi laktosa mungkin menemukan bahwa produk susu lain, seperti yogurt dan keju lebih mudah untuk dicerna. Mengonsumsi susu bebas laktosa juga jadi cara yang bagus untuk mendapatkan kalsium tanpa mengkhawatirkan adanya masalah.
Makanan kaya kalsium yang tidak mengandung laktosa, seperti brokoli, kangkung, lobak hijau, salmon, almond, kedelai, buah kering, jus jeruk dan tahu. Suplemen enzim laktase juga bisa digunakan. Mengonsumsi sebelum makan makanan yang mengandung susu akan membantu tubuh mencerna gula laktosa dalam produk susu dan mencegah gejala intoleransi laktosa.
Bunda juga bisa berkonsultasi dengan ahli diet terdaftar untuk menemukan alternatif susu dan diet seimbang untuk memberikan nutrisi penting untuk buah hati.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bunda, simak juga manfaat luar bisa mengonsumsi susu dan buah dalam video berikut ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Sudah Tahu Beda Susu Bebas Laktosa dengan Susu Sapi Biasa? Simak 5 Manfaatnya

Parenting
Perbedaan Alergi Susu dengan Intoleransi Laktosa pada Anak

Parenting
Beda Alergi Susu Sapi dengan Intoleransi Laktosa, Bunda Perlu Tahu

Parenting
Perbedaan Intoleransi Makanan dengan Alergi Makanan

Parenting
Cara Bedakan Ruam Akibat Alergi Susu atau Intoleransi Laktosa


5 Foto
Parenting
5 Potret Anak Artis saat MPASI, Menggemaskan Banget Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda