Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenali Campak pada Bayi, Begini Gejala & Cara Mencegahnya Bun

Haikal Luthfi   |   HaiBunda

Selasa, 08 Dec 2020 20:04 WIB

a sick cute girl is measuring the temperature
Foto: Getty Images/iStockphoto/s-dmit
Jakarta -

Campak adalah penyakit yang sangat mudah menular, Bunda. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang juga dikenal sebagai Morbili atau Measles. Biasanya gejala yang ditimbulkan meliputi batuk pilek, demam tinggi, hingga disertai ruam merah di sekujur tubuh.

Di samping itu, campak bisa menjadi penyakit serius dan fatal bagi anak-anak, khususnya pada bayi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), campak menjadi salah satu penyebab utama kematian anak-anak di seluruh dunia. Lebih dari 140 ribu orang meninggal akibat campak pada tahun 2018, dan sebagian besar berada di bawah usia 5 tahun.

Penularannya dapat melalui droplet dari hidung, mulut dan tenggorokan dari orang yang terinfeksi. Penyakit ini akan sangat berbahaya bila disertai dengan komplikasi pneumonia, radang otak, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Kebanyakan mereka yang tertular kemudian jatuh sakit karena tidak mendapat vaksinasi, Bunda. Oleh sebab itu, pastikan untuk melakukan vaksin rutin kepada bayi atau anak sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

"Virus campak akan selalu mencari anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin," ujar Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore seperti dikutip dari Reuters.

Campak pada bayi

Bayi yang baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap penyakit campak, sejak dalam kandungan ibunya. Sehingga, amat jarang bayi dapat menderita campak saat umurnya kurang dari enam bulan.

Mengutip Medical News Today, bayi baru lahir memiliki kekebalan dari ibunya selama beberapa bulan setelah lahir jika ibunya memiliki kekebalan tubuh yang baik. Meski begitu, seiring bertambahnya usia bayi, kekebalan tersebut akan semakin berkurang dan rentan terkena campak apabila tidak diimunisasi, Bunda.

Pemberian vaksin imunisasi pada bayi tidak hanya memberikan pencegahan, tetapi juga memberikan dampak yang lebih luas karena akan meghindari terjadinya penularan. Dokter mungkin akan memberikan bayi dosis pertama vaksin antara umur 12 dan 15 bulan, dengan dosis kedua diberikan antara usia 4 dan 6 tahun.

Namun dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan vaksinasi sebelum usia mereka 12 bulan. Dirangkum dari berbagai sumber, ini mungkin jadi pertimbangan jika:

  1. Terdapat risiko wabah di daerah tempat mereka tinggal
  2. Bayi dibawa bepergian ke luar negeri saat mereka berusia 6 hingga 11 bulan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu tentang mendapatkan vaksin campak lebih awal.
  3. Tidak mendapatkan dua dosis pada waktu yang disarankan, maka mungkin dia memerlukan dua dosis vaksin dengan jarak empat minggu.

Bayi yang belum mendapat vaksinasi, berpotensi terkena campak. Namun jika sudah diberi vaksin, maka peluangnya sangat rendah untuk terkena campak, Bunda.

Gejala campak

Mother nursing sick child At HomeCampak pada bayi/ Foto: iStock

Mengutip laman WebMD, campak biasanya terjadi secara bertahap selama sekitar 2-3 minggu. Selama 10-14 hari pertama setelah terkena virus, biasanya tidak akan memiliki tanda-tanda apa pun. Hal ini merupakan fase di mana virus mengalami masa inkubasi.

Setelah itu, demam tinggi biasanya menjadi tanda pertama dari infeksi setelah masa inkubasi berakhir. Demam akan berlangsung selama 4 hingga 7 hari. Selama waktu tersebut, bayi mungkin akan mengalami gejala seperti berikut:

  • Batuk
  • Pilek
  • Mata merah
  • Sakit tenggorokan
  • Bintik putih kecil di mulut
  • Ruam pada kulit

Setelah gejala awal muncul, timbul ruam merah kecoklatan. Ruam pertama akan terlihat di kepala atau leher bagian atas bayi, sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Saat ruam muncul, demam bayi bisa naik hingga 40 derajat celcius.

Cara mencegah campak

Imunisasi merupakan langkah konkret untuk mencegah penyakit campak pada bayi, Bunda. Ini dilakukan guna mencegah terjadinya campak pada bayi dan anak karena termasuk penyakit yang menular.

Mengenai waktu yang tepat melakukan imunisasi vaksin campak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin campak dan rubella (MR) masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan kepada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD atau sederajat menggantikan imunisasi campak.

Sementara American Academy of Pediatrics (AAP) dan American Academy of Family Physicians merekomendasikan anak-anak untuk menerima vaksin campak, gondok dan rubella (MMR) pada usia 12-15 bulan, dan sekali lagi pada usia 4-6 tahun.

Selain itu, terdapat juga vaksin kombinasi yang disebut sebagai MMRV, yang mana di dalamnya terkandung vaksin cacar air dan MMR. MMRV sendiri adalah pilihan untuk beberapa anak usia 12 bulan sampai 12 tahun, Bunda.

Pengobatan campak

Jika anak tertular virus campak, obat tidak bisa menyembuhkannya karena kebanyakan obat tidak membunuh virus, Bunda. Cara terbaik untuk mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi adalah dengan minum banyak cairan dan istirahat.

Jika campak menyebabkan infeksi bakteri, seperti infeksi telinga atau pneumonia, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk membantu mengobatinya. Sementara itu, Bunda juga bisa membantu meringankan gejala anak yang kena campak, dengan cara:

  1. Memberikan obat penurunan demam seperti asetaminofen, ibuprofen atau naproxen, namun konsultasi lebih dahulu ke dokter anak.
  2. Beri vitamin A untuk membantu membuat gejala campak tidak terlalu parah. Ini juga sebaiknya dikonsultasikan ke dokter untuk mengetahui dosis yang tepat.
  3. Beristirahat.
  4. Mengonsumsi cairan untuk menghidrasi setelah mengalami demam dan berkeringat.
  5. Letakkan humidifier untuk memudahkan pernapasan si kecil.

Simak juga Bunda, risiko anak tidak diimunisasi pada video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(haf/haf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda