Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bunda Perlu Tahu, Ini Dampak dan Faktor Penyebab Stunting di Indonesia

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 28 Feb 2021 12:46 WIB

Anak makan
Bunda Perlu Tahu, Ini Dampak dan Faktor Penyebab Stunting di Indonesia/ Foto: iStock

Stunting masih menjadi masalah gizi dan kesehatan anak Indonesia. Tahukah Bunda? 1 dari 3 anak balita di Indonesia mengalami stunting akibat kekurangan gizi yang kronis dalam waktu lama.

Dari tahun 2018 hingga 2019, data stunting anak Indonesia mengalami perubahan yang lebih baik. Meski begitu, stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, Bunda.

Menurut Direktur Gizi Masyarakat dari Kementerian Kesehatan, DR. Dhian Dipo, MA, Indonesia menunjukkan kemajuan dalan perbaikan masalah gizi dan stunting. Tahun 2018, angka prevalensi stunting adalah 30,8 persen. Di tahun 2019, data menunjukkan prevalensi 27,7 persen atau 6,6 juta anak.

"Secara data ada penurunan, namun dalam jumlah, sangat banyak anak dengan masalah gizi kurang dan lebih," kata Dhian, dalam Webinar Festival Isi Piringku Anak Usia 4-6 Tahun bersama Danone Indonesia, Jumat (26/2/2020) via Zoom.

Masalah gizi pada anak bisa berdampak jangka panjang lho. Gizi yang buruk dapat menyebabkan imunitas anak rendah, sehingga berisiko terkena penyakit infeksi dan kronis.

Dhian mengatakan jika anak yang sering sakit, maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan secara kognitif. Saat anak yang tumbuh dewasa, dia akan memiliki daya saing dan produktivitas yang rendah.

"Kemampuan individu yang rendah serta daya saing yang menurun akan berpengaruh pada penurunan ekonomi di sekitarnya," ujar Dhian.

Masalah kekurangan gizi dan stunting juga dipengaruhi pemberian ASI dan imunisasi. Data yang diperoleh menunjukkan 1 sampai 3 dari 10 bayi tidak mendapat ASI eksklusif dan hampir 50 persen anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap.

Sementara itu, setengah dari seluruh balita tidak dipantau pertumbuhannya secara rutin. Asupan makanan balita 6 sampai 23 bulan juga tidak terpenuhi atau belum sesuai gizi seimbang.

Banner kiat khusus merawat janda bolong

"Dengan keadaan ini, balita akan menjadi sehat jika sejak awal hidup sudah diberi makanan sehat dan seimbang sehingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang diharapkan menjadi optimal," kata Dhian.

Lalu apa saja faktor penyebab stunting dan masalah gizi pada balita di Indonesia? Baca di halaman berikut ya, Bunda.

Simak juga penjelasan dokter tentang nutrisi anak susah makan, di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


FAKTOR PENYEBAB STUNTING PADA ANAK

Anak makan

Bunda Perlu Tahu, Ini Dampak dan Faktor Penyebab Stunting di Indonesia/ Foto: iStock

Faktor penyebab stunting dan masalah gizi balita

1.000 hari pertama kehidupan anak sangat penting untuk tumbuh kembangnya. Nutrisi dan gizi yang tepat di masa ini dibutuhkan untuk mencegah stunting. Berikut faktor penyebab stunting dan masalah gizi pada balita di Indonesia :

1. Anemia pada anak dan remaja sebanyak 26,7 persen

2. Pemantauan pertumbuhan balita tidak rutin ada 54,6 persen

3. 42,1 persen imunisasi anak tidak lengkap

4. Asupan makanan balita 6-23 bulan tidak terpenuhi, terutama asupan protein sebanyak 53,4 persen

5. Anak yang tidak menerima ASI eksklusif sebanyak 33,9 persen

6. Ibu hamil tidak mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) ada 38,1 persen

7. Anemia pada ibu hamil ada 48,9 persen

8. Antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan secara rutin pada ibu hamil masih kurang dari empat kali

9. Akses sanitasi yang tidak layak sebanyak 22,39 persen

10. Kasus diare pada anak sebanyak 11 persen

11. 17,1 persen daerah dengan kerawanan pangan

12. Penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan ada 9,68 persen.


(ank/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda