Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

8 Kesulitan Orang Tua saat Dampingi Anak Belajar di Rumah

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 04 Jul 2021 16:44 WIB

Ibu dan anak
Fungsi Orang Tua sebagai Pelatih Emosi Anak di Masa Pandemi/ Foto: iStock

Peran orang tua penting dalam mendampingi anak belajar di rumah selama masa pandemi. Meski begitu, upaya pendampingan ini enggak mudah dilakukan karena enggak semua orang tua punya kemampuan yang sama.

Menurut psikolog Ifa Hanifah Misbach, M. A, Psikolog, ada banyak kesulitan yang sering dialami orang tua saat mendampingi anaknya belajar di rumah. Hal ini semakin dipersulit ketika Ayah dan Bunda juga disibukkan dengan kewajiban bekerja.

Berikut delapan kesulitan yang sering dialami orang tua saat mendampingi anaknya belajar di rumah:

  1. Anak sulit konsentrasi atau fokus
  2. Kesulitan menjaga mood anak
  3. Anak mudah bosan
  4. Anak sulit memahami materi pelajaran
  5. Anak lebih suka bermain daripada mengerjakan tugas
  6. Kesulitan membagi waktu antara bekerja dan mendampingi anak belajar
  7. Suasana rumah kurang mendukung mood anak untuk belajar, misalnya diganggu kakak atau adik
  8. Anak sulit menerima penjelasan dari orang tua

Dalam prinsip pendampingan belajar, orang tua sebenarnya memiliki tugas sebagai pelatih emosi. Emosi yang dikelola dengan baik akan memengaruhi tumbuh kembang anak, Bunda.

"Fungsi pendidik adalah sebagai pelatih emosi. Pelatih emosi tugasnya melatih mental anak untuk tumbuh, mandiri, dan menemukan potensi dirinya," kata Ifa dalam Media Talk Kemen PPPA dengan tema Anak Sehat dan Bahagia Meski #DiRumahAja via Zoom, Jumat (2/7/21).

Untuk melatih emosi anak memang tak mudah. Bunda perlu bekerjasama dengan pihak sekolah untuk mewujudkannya ya.

Hal terpenting lainnya adalah melatih emosi diri kira sendiri sebelum menerapkannya ke buah hati. Kita perlu menerima keadaan yang berubah karena pandemi dan melihat tuntutan sebagai sebuah tantangan.

"Masalahnya itu kita enggak bisa melatih emosi diri sendiri. Untuk menjadi pelatih emosi, orang tua dan sekolah juga perlu kerjasama," ujar Ifa.

"Kita juga tidak bisa melihat ini sebagai tuntutan yang berat, tapi sebagai tantangan. Saat ini kita ada di fase penerimaan, bukan lagi fase denial. Kita harus menerima bahwa dunia pendidikan kita tidak sama lagi agar kita terhindar dari stres," sambungnya.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk melatih emosi diri sendiri agar sukses menjadi pelatih emosi anak? Baca halaman berikutnya.


CARA MENGELOLA EMOSI ANAK

Ibu dan anak

Fungsi Orang Tua sebagai Pelatih Emosi Anak di Masa Pandemi/ Foto: iStock

Bunda tahu enggak sih, ada hal penting yang perlu diajarkan ke anak sebelum baca, tulis, dan berhitung lho. Hal tersebut adalah mengelola emosi anak.

Ifa mengatakan bahwa mengelola emosi secara psikologis itu penting. Sebab, emosi yang tidak dikelola dengan baik bisa membuat anak sulit diatur, sulit belajar, dan suka membantah.

Lalu bagaimana cara mengelola dan melatih emosi anak?

Cara terbaik untuk mengelola emosi adalah membangun koneksi sebelum memberikan koreksi. Kita perlu mengubah sikap kita yang suka mengoreksi sebelum melakukan koneksi dengan buah hati.

"Selama kita dominan suka koreksi atas nama apapun, mengelola emosi itu enggak akan berhasil," kata Ifa.

Cara paling mudah untuk membangun koneksi adalah bermain bersama anak. Aktivitas bermain adalah hal penting yang bisa membantu anak berempati, mengendalikan diri, dan tidak egois.


(ank/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda