Miliki Ayah Genius, Bagaimana Kehidupan Anak-anak Einstein?

Albert Einstein merupakan salah satu pesohor di bidang fisika modern. Pria asal Jerman ini dikenal atas temuan teori relativitas. Menjadi role model bagi banyak anak-anak, bagaimana dengan buah hati Einstein sendiri?

Ternyata pria dengan IQ 160 ini punya banyak misteri, Bunda. Termasuk dengan sisi kehidupannya sebagai Ayah. Tak banyak yang diketahui tentang seluk beluk keluarga Einstein.

Ia menikah dengan istri pertamanya, ahli fisika Mileva Maric pada 1903 silam. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai tiga anak, Bunda. Namun identitas anak sulungnya, Lieserl, masih menjadi misteri hingga sekarang.

Mileva diketahui melahirkan Lieserl di luar nikah pada 1902. Hal itu diketahui oleh Ze'ev Rosenkranz, editor dan wakil direktur Einstein Papers Project (Proyek Makalah Einstein).

Rosenkranz menerjemahkan dan menerbitkan ribuan makalah Einstein pada kala itu. Melalui surat-surat yang diterjemahkan, ia menemukan fakta bahwa Einstein dan Mileva memiliki anak bernama Lieserl. Namun sosoknya menghilang setelah menginjak usia dua tahun.

"Kami tidak mengetahui apa yang terjadi dengannya setelah berusia dua tahun. Dia hilang dari sejarah," ujar Rosenkranz, dikutip dari BBC.

Mileva meninggalkan Swiss untuk melahirkan sang putri karena hubungannya dengan Albert Einstein ditentang oleh sang ibu. Einstein bahkan tak mengetahui seperti apa rupa sang putri ketika dilahirkan.

Selama istrinya hamil, Einstein menulis surat kepada Mileva dan berjanji untuk menjadi suami yang baik. Namun tampaknya ia tak pernah bertemu dengan sang putri. Saat kembali ke Swiss, Mileva menitipkan Lieserl kepada kerabatnya di Serbia.

"Terakhir kali dia disebutkan adalah ketika berusia sekitar dua tahun, dia menderita demam scarlet. Kami tidak tahu apakah dia selamat dari sakitnya," kata Rosenkranz.

Sejak saat itu muncul spekulasi apakah putri pertama Einstein meninggal atau mungkin saja diadopsi oleh orang lain. Einstein tak memberi tahu siapa pun tentang hal tersebut.

Kembali bersama, Einstein dan Mileva akhirnya dikaruniai anak kedua pada tahun berikutnya. Simak di halaman selanjutnya, Bunda.

Simak juga video mengenai 3 macam kecerdasan anak.

[Gambas:Video Haibunda]

KESEHATAN MENTAL ANAK

German born American physicist Albert Einstein (1879 - 1955), 1946. (Photo by Central Press/Getty Images)

Foto: Getty Images

Anak kedua Albert Einstein, Hans Albert tumbuh mengikuti jejak sang Ayah dengan menjadi ilmuwan. Hans menjadi profesor dalam bidang teknik hidrolika, Bunda.

"Apa yang membuat ayah saya luar biasa, menurut saya, adalah kegigihan dan ketekunannya menghadapi sejumlah masalah, bahkan ketika menemui solusi yang salah. Dia akan selalu mencoba dan mencoba lagi," kata Hans Albert.

Kemudian ia memiliki adik bernama Eduard setelah mereka pindah ke Zurich pada 1910. Hans bercerita bagaimana sang Ayah kerap mengesampingkan pekerjaan demi menemani mereka ketika sang Bunda sibuk mengurus rumah.

Putra bungsu Einstein diketahui memiliki kondisi kesehatan yang buruk dan sering terbaring berminggu-minggu di tempat tidur. Ia mengalami radang paru-paru di 1917 dan membuat Einstein sempat depresi.

"Walau begitu, ia menjadi siswa yang luar biasa dan menaruh minat khusus pada seni, menulis puisi, dan bermain piano," seperti yang dikutip dari buku An Einstein Encyclopedia (Calaprice, Kennefick dan Schulmann).

Eduard juga terlibat dalam diskusi intens dengan ayahnya tentang musik dan filosofi. Namun mereka berpisah ketika Einstein berselingkuh dengan sepupunya, Elsa. Mileva kembali ke Swiss bersama anak-anaknya.

Bercerai di 1919, Einstein kerap mengundang kedua putranya ke Berlin untuk menghabiskan waktu bersama. Ia juga masih sering menyurati Hans dan Eduard.

Eduard kemudian punya mimpi untuk menjadi psikiater. Namun ia harus dirawat di klinik psikiatri ketika sedang belajar kedokteran. Eduard didiagnosis mengidap skizofrenia pada usia 22 tahun, Bunda.

Hal itu sangat menyakitkan bagi Albert Einstein. Mileva yang merawat Eduard kemudian sakit parah dan meninggal dunia pada 1948. Eduard menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di klinik psikiatri sebelum meninggal di usia 55 tahun akibat stroke.

Einstein tak pernah lagi mengunjungi kedua putranya karena dihadapkan pada ancaman kebangkitan Nazi di Jerman pada 1933. Einstein juga sempat mengalami konflik dengan Hans. Simak di halaman selanjutnya.

SEMPAT CEKCOK DENGAN ANAK

Foto: getty images

Hubungan Albert Einsten dengan Hans mengalami pasang surut sejak saat itu. Mereka kerap dihadapkan dengan konflik, terutama mengenai pilihan Hans untuk mendalami ilmu teknik.

Rupanya Einstein tidak menyukai keputusan itu. Namun Hans mengabaikan sang Ayah. Ternyata ia cukup mengalami beban terlahir dari sosok yang jenius.

Hans Albert, yang lahir setahun sebelum ayahnya mempublikasikan teori khusus relativitas, pernah ditanya apa rasanya jadi putra seorang ilmuwan yang tersohor.

"Mungkin saya bisa kehilangan harapan bila tidak belajar untuk menertawakan kejengkelan sedari kecil," ujar Hans.

Meski tak setuju dengan pilihan hidup sang putra, Albert Einstein merasa bangga karena pencapaian yang diraih oleh Hans. Ia disebut memiliki perpaduan langka antara ilmuwan peneliti, insinyur lapangan, dan pengajar yang baik.

Hans bekerja di Amerika Serikat menjadi pengajar di bidang teknik hidrolik Universitas California, Berkeley. Dalam suratnya pada 1954, Albert Einstein memuji putranya itu dengan mengatakan bahwa dia mewarisi hal yang dimilikinya.

"Ia mewarisi karakteristik utama kepribadian saya, yaitu kemampuan untuk bukan sekadar ada, dengan secara terus-menerus mengabdikan diri agar menjadi yang terbaik untuk mencapai tujuan impersonal," tulis Einstein.