Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Laki-Laki Lebih Telat Bicara Dibandingkan Anak Perempuan, Mitos atau Fakta?

Kinan   |   HaiBunda

Senin, 06 Jun 2022 18:30 WIB

Cute baby boy in pajamas trying to explain something to his mother while standing in crib early in the morning
Ilustrasi anak laki-laki disebut lebih telat bicara daripada anak perempuan. Foto: Getty Images/miodrag ignjatovic

Telah lama dipercaya bahwa anak laki-laki dan perempuan memiliki tonggak perkembangan yang berbeda. Anak laki-laki cenderung telat bicara dibandingkan anak perempuan. Benarkah demikian?

Dikutip dari Baby Gaga, secara ilmiah ada beberapa penelitian yang menemukan kaitan antara sistem kerja tubuh anak laki-laki dan kondisi telat bicara. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Northwest University nih, Bunda.

Dipublikasikan dalam jurnal Science Daily, disebutkan bahwa anak laki-laki dan perempuan menggunakan bagian otak yang berbeda untuk bicara. Sisi otak anak perempuan yang berhubungan dengan bahasa dan bicara lebih aktif, jika dibandingkan dengan pada anak laki-laki.

Menurut peneliti Douglas D. Berman, hasil temuan ini menunjukkan bahwa pemrosesan bahasa anak perempuan cenderung lebih abstrak. Sementara anak laki-laki lebih sensorik.

"Anak laki-laki mungkin lebih suka belajar bicara jika ada objek terkait yang benar-benar dapat mereka pegang atau lihat, sedangkan anak perempuan lebih suka belajar berbicara dengan dibacakan atau diajak bicara," ujar Berman.

Banner Cara Percepat Pembukaan Saat PersalinanFoto: HaiBunda/ Novita Rizki

Dengan demikian, anak perempuan umumnya akan mulai mengoceh atau berbicara lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Alasannya, ketika ada lebih banyak aktivitas membaca, berbicara, dan bernyanyi, maka proses belajar bahasa pun jadi lebih aktif.

Hasil studi lain tentang kondisi telat bicara pada anak laki-laki

Dikutip dari Romper, psikoterapis Mayra Mendez, PhD, LMFT dalam studinya juga menemukan bahwa jumlah anak laki-laki yang mengalami telat bicara jumlahnya lebih banyak daripada anak-anak perempuan.

"Tidak berarti semua anak laki-laki mengalami keterlambatan berbicara dan perkembangan bahasa. Tetapi penting untuk orang tua mengetahui bahwa keterlambatan bisa dikurangi dengan intervensi dini dan terapi bicara," pesan Mendez.

Benarkah telat bicara pada anak laki-laki berkaitan dengan hormon?

Dikutip dari Web MD, ada sebuah studi yang menemukan bahwa faktor hormonal juga kemungkinan berperan dalam telat bicara pada anak laki-laki. 

Andrew J. O. Whitehouse, PhD, dari Telethon Institute for Child Health Research, University of Western Australia mengungkapkan bahwa ini disebabkan oleh paparan testosteron prenatal saat masa kehamilan.

Baca selanjutnya di halaman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video ini tiga tips atasi anak cengeng:

[Gambas:Video Haibunda]



CEGAH TELAT BICARA DENGAN SERING AJAK NGOBROL

Mother and toddler wearing red shirt playing together on a bed in the bedroom at home

Ilustrasi anak laki-laki disebut lebih telat bicara daripada anak perempuan. Foto: Getty Images/iStockphoto/AntonioGuillem

Testosteron prenatal diketahui menyebabkan keterlambatan bahasa pada anak laki-laki, tapi tidak pada anak perempuan. Keberadaan testosteron prenatal justru meningkatkan perkembangan otak sisi kiri anak perempuan, yang meningkatkan kemampuan bicaranya. 

Kendati demikian, para peneliti mengungkapkan masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami tentang efek hormonal ini, Bunda.

Ingat ya, walaupun beberapa penelitian menemukan risiko telat bicara pada anak laki-laki lebih tinggi, tapi bukan berarti akan selalu demikian. Bunda tetap dapat membantu meningkatkan kemampuan bahasa dan bicara Si Kecil sejak dini.

Cegah kondisi telat bicara dengan sering ajak anak mengobrol

Dikutip dari Healthline, pada usia 2 tahun, tonggak untuk keterampilan berbicara dan bahasa anak termasuk memiliki kosakata 50 kata atau lebih. Termasuk jika anak belum mampu mengucapkannya secara sempurna atau dipahami oleh orang asing. 

Perhatikan kemampuan komunikasi anak, mulai dari pengucapan secara verbal maupun gerakan tubuhnya (non-verbal). Upayakan Bunda dan orang lain di sekitar anak lebih aktif mengajaknya berbicara secara langsung.

Perbanyak komunikasi langsung pada anak di rumah, misalnya dengan membacakan buku, bernyanyi atau tanya jawab.


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda