HaiBunda

PARENTING

Cara Menghilangkan Bekas Campak yang Menghitam, Berlubang & Bintik Merah

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Kamis, 09 Feb 2023 19:35 WIB
Ilustrasi Cara Menghilangkan Bekas Campak/Foto: Getty Images/iStockphoto/triocean
Jakarta -

Akhir-akhir ini penyakit campak menarik perhatian masyarakat. Menurut data, di tahun 2022 lalu suspek campak tercatat hingga 13.920 kasus. Sementara itu, hingga kini suspek yang terkonfirmasi campak tercatat sekitar 3.341 kasus.

Campak sendiri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, Bunda. Virus ini menular dan bisa menimbulkan komplikasi berbahaya, bahkan sampai kematian.

Melihat dari situs resmi sehatnegriku.kemkes.go.id, campak disebabkan oleh virus campak yang penularannya melalui droplet. Misalnya saja percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau melalui cairan hidung.


Campak sangat menular yang berarti infeksinya akan mudah menyebar dari orang ke orang. Seseorang yang tentang terkena virus campak memiliki peluang 90 persen untuk terinfeksi.

Tak hanya itu, orang yang terinfeksi campak dapat terus menyebarkan virusnya ke 9 hingga 18 individu rentan lainnya. Mereka juga tidak akan menyadari jika mereka memiliki campak.

Pencegahan campak hanya bisa dilakukan dengan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal. Sayangnya, masa pandemi COVID-19 membuat Indonesia mengalami kemunduran dalam pemberian imunisasi, selain imunisasi COVID-19.

Cakupan imunisasi campak terus menurun secara signifikan. Akibatnya, sepanjang tahun 2022 sudah ada 12 provinsi yang mengeluarkan pernyataan kejadian luar biasa (KLB) terhadap campak.

Gejala khas campak

Menurut dokter spesialis anak, dr.Melisa Anggraeni, M.Biomed, Sp.A, ada beberapa gejala utama penyakit campak yang bisa diperhatikan, Bunda. Misalnya saja demam, batuk, iritasi, hingga adanya bercak putih di dalam mulut.

"Ada tiga gejala utama campak, yaitu demam, batuk dan iritasi mata. Kemudian diikuti dengan adanya bercak putih di dalam mulut, yang dikenal dengan nama bercak koplik," kata dr Melisa pada HaiBunda, baru-baru ini.

Menambahkan, dokter spesialis anak, dr. K.S. Denta, M.Sc, Sp.A mengatakan anak yang terkena campak juga kerap terlihat lemas. Beberapa juga mengalami infeksi saluran napas seperti sesak.

"(Gejalanya) Demam tinggi, ruam, mata merah, lemas, gejala infeksi saluran napas seperti batuk, sesak, dan lain-lain," ungkap dr Denta melalui pesan singkat pada HaiBunda.

Seseorang yang menderita campak biasanya juga mengalami ruam pada kulit yang meluas seiring berjalannya waktu. Ruam ini biasanya bertahan hingga 7 hari dan umumnya muncul setelah 14 hari terpapar virus.

Cara menghilangkan bekas ruam campak

Biasanya ruam campak akan meninggalkan bekas yang menghitam, berlubang, dan berbintik merah. Menurut dr. Melisa, bekas campak ini akan hilang dengan sendirinya selama beberapa hari.

"Kalau bekas campak, biasanya akan hilang sendiri dalam 5-10 hari, berbeda dengan bekas cacar air. Olesi pelembap saja," ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan dr Denta. Ia bahkan memperbolehkan ketika orang tua ingin mengoleskan krim, gel lidah buaya, atau bedak pada bekas campak.

"Bekas campak lama-lama akan menghilang sendiri. Boleh (diberikan krim, gel lidah buaya, atau bedak)," papar Denta.

Ilustrasi campak pada anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/kipgodi

Proses penyembuhan campak

Campak bisa menyerang seseorang dari segala kelompok umur. Namun, dr. Melisa mengatakan usia yang rentan terkena campak adalah anak yang kurang dari lima tahun dan ibu hamil.

"kelompok usia yang rentan terkena campak adalah usia kurang dari lima tahun dan ibu hamil," tuturnya.

Meski dikenal sebagai penyakit yang berbahaya dan mematikan, campak tetap bisa disembuhkan. Dokter Melisa mengungkapkan campak bisa sembuh ketika dilakukan deteksi dini dan pemberian vaksin.

"Bisa sembuh jika dilakukan deteksi awal dan segera diberikan. Ada vaksinasi campak yang wajib diberikan pada anak, yaitu MR di usia 9 bulan, MR/MMR di usia 18 bulan, dan MR/MMR di usia 5 tahun," ungkap Melisa.

Vaksin campak untuk anak

Ada beberapa vaksin campak yang bisa diberikan pada anak sesuai dengan usianya. Berikut ini pernjelasannya menurut Dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A:

  • Pada umur 9 bulan, anak diberikan vaksin MR, namun jika sampai umur 12 bulan belum pernah mendapatkan vaksin MR, maka dapat langsung diberikan vaksin MMR.
  • Jika anak sudah berusia 18 bulan, bisa diberikan lagi dosis ulangan MR atau MMR
  • Vaksin dosis ketiga kembali diberikan saat anak berusia 5-7 tahun (di sekolah dasar, pada program BIAN)
  • Efektivitas ketiga vaksin campak ini sangat tinggi, yakni mencapai hingga 95 persen pada dosis pertama dan 99 persen setelah dosis kedua.

Meski anak sudah sempat terkena campak, imunisasi campak tetap diperlukan. Hal ini karena tidak semua demam dan ruam adalah campak.

Ruam dan demam bisa saja karena anak mengalami exanthema subitum, ataupun sakit yang lainnya. Dengan pemberian vaksinasi, anak akan mendapatkan kekebalan terhadap campak.

Tak hanya itu, jaga juga agar daya tahan tubuh anak tetap optimal dengan memberikan nutrisi seimbang, istirahat cukup, dan menerapkan kebiasaan mencuci tangan. Hindari mengajak anak ke tempat umum bila tidak terdesak.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

(mua/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kenali Ciri Demam Berdarah pada Anak Serta Obat dan Makanan yang Bantu Penyembuhan

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Terbaru Aurel Hermansyah Sukses Diet, Kini Berat Badannya 49 Kg

Mom's Life Annisa Karnesyia

5 Potret Nova Anak Gracia Indri yang Keturunan Belanda, Wajahnya Disebut Seperti Boneka

Parenting Nadhifa Fitrina

Ternyata Putri Diana Punya Nama Samaran, Dipakai saat Jelang Nikah dengan Pangeran Charles

Mom's Life Annisa Karnesyia

Benarkah Minum Kopi saat Hamil Bikin Tubuh Anak Jadi Pendek?

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

Cerita Haru Ikke Nurjanah saat Putri Semata Wayangnya Akan Menikah, Beri Pesan Ini

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Hindari Ucapan "Gitu Aja Takut!" ke Anak, Ini Bahaya dan Kata Pengganti Terbaik Menurut Pakar

Ternyata Putri Diana Punya Nama Samaran, Dipakai saat Jelang Nikah dengan Pangeran Charles

Ternyata Paparan Cahaya ke Perut Bunda Bisa Cegah Kebutaan pada Janin

Benarkah Minum Kopi saat Hamil Bikin Tubuh Anak Jadi Pendek?

Thariq Halilintar Tanggapi Komentar Negatif Netizen soal Keputusan Tutupi Wajah Anak

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK