parenting
10 Kebiasaan yang Mengasah Sifat Jujur pada Anak, Jangan Lupa Beri Contoh!
Rabu, 22 Mar 2023 08:10 WIB
Kebiasaan yang mengasah sifat jujur pada anak perlu dibangun sejak dini, terutama dimulai dari orang tua. Nah, apa saja yang bisa Bunda terapkan supaya anak punya perilaku jujur?
Dikutip dari Very Well Family, sesekali tidak jujur masih dapat dianggap wajar bagi anak-anak. Namun, jika berbohong menjadi perilaku yang dianggap anak 'biasa' dan selalu mereka lakukan, maka ini bisa jadi masalah signifikan.
Salah satu dampak jika anak ketahuan berbohong yakni di lain kesempatan Bunda sulit mempercayai kembali saat mereka mengatakan yang sebenarnya.
Maka dari itu, memperkenalkan kebiasaan yang mengasah sifat jujur pada anak pun tak boleh disepelekan. Sebab perilaku jujur berkaitan dengan tanggung jawab, kepercayaan, dan perhatian.
Berbohong bisa menjadi kebiasaan buruk ketika anak melihatnya sebagai cara yang efektif untuk keluar dari masalah atau mengelak dari tanggung jawab. Jadi, ketika anak sudah terlalu sering berbohong, Bunda perlu mengambil sikap tegas.
Kebiasaan yang mengasah sifat jujur pada anak
Lalu seperti apa saja kebiasaan yang dapat mengasah sifat jujur pada anak? Berikut hal-hal yang dapat Bunda terapkan sejak dini seperti dilansir berbagai sumber:
1. Jadikan jujur sebagai nilai dalam keluarga
Nilai dalam rumah dan keluarga menjadi bekal penting bagi pembentukan karakter anak, termasuk mengasah sifat jujur. Hal ini akan memastikan bahwa kejujuran merupakan sikap yang tak boleh dianggap remeh, terutama saat nanti anak mulai bersosialisasi di luar rumah.
Tegaskan bahwa setiap anggota keluarga wajib untuk bersikap jujur, termasuk anak-anak.
2. Jadi contoh yang baik untuk anak
Anak pada dasarnya akan menjadikan orang tua sebagai teladan, termasuk dalam mempelajari nilai-nilai kejujuran. Jika Bunda ingin anak terbiasa jujur, maka berikan juga contoh nyata dengan tidak berbohong saat berbicara di dekat anak.
Meskipun anak mungkin terlihat tidak mengerti atau menanggapi, mereka dapat 'merekam' memori bahwa berbohong bukan hal buruk. Hal ini karena dilakukan oleh orang tuanya juga.
3. Berikan peringatan
Jika Bunda cukup yakin bahwa anak sedang berbohong, hindari langsung menuduhnya. Bunda dapat memberikan peringatan terlebih dahulu secara perlahan.
Misalnya, katakan dengan tenang, 'Bunda akan memberimu satu kesempatan lagi untuk mengatakan yang sebenarnya. Jika kamu ketahuan berbohong, maka akan ada konsekuensi tambahan.'
Dalam situasi demikian, cobalah untuk tetap mengajarkan tanggung jawab dan kejujuran, tanpa menyalahkan atau mempermalukan anak. Jika Bunda langsung marah, membentak, atau mengancam, anak mungkin akan merasa kurang nyaman untuk berterus terang.
4. Beri apresiasi saat anak berkata jujur
Jika anak sudah memberanikan diri berkata jujur, jangan lupa berikan apresiasi positif. Puji mereka misalnya dengan ucapan, 'Bunda tahu pasti sulit untuk bicara jujur tentang masalah ini, tapi Bunda sangat senang kamu memilih untuk jujur'.
5. Hindari melabeli anak
Dikutip dari Baby Center, hindari memberi panggilan atau label pada anak saat sesekali mereka ketahuan berbohong. Misalnya dengan menyebut anak sebagai 'Si Pembohong'.
Hal ini dikhawatirkan justru dapat membuatnya merasa tertekan dan benar-benar merasa bahwa itulah karakternya.
![]() |
6. Perhatikan pilihan tontonan anak-anak
Sesibuk apapun kegiatan Bunda, jangan lupa berikan perhatian lebih tentang tontonan anak-anak di platform digital. Jika perlu, Bunda bisa memilihkan tontonan edukatif yang sesuai dengan usia Si Kecil.
Hindari tontonan yang justru memperlihatkan sikap buruk, termasuk berkata bohong. Ini bisa membuat anak merasa bahwa sikap tersebut wajar saja jika dilakukan.
7. Tetapkan aturan yang konsisten
Kebiasaan yang mengasah sifat jujur pada anak lainnya yakni menetapkan aturan yang jelas dan konsisten. Jika Bunda memutuskan akan mengurangi screentime-nya, maka konsisten dan jangan tiba-tiba ditambah karena merasa kasihan pada anak.
Dengan demikian, anak belajar bahwa ada konsekuensi menanti apabila ia memutuskan untuk tidak berkata jujur.
8. Diskusi tentang pentingnya berkata jujur
Dikutip dari Washington Post, penulis LieSpotting, Pamela Meyer menuturkan pentingnya orang tua dan anak mengobrol tentang pentingnya berkata jujur. Sampaikan juga bahwa kebohongan bisa merusak kepercayaan dan bahkan menyakiti orang lain.
"Sering kali, anak-anak berbohong karena mereka pikir itu biasa saja. Orang tua perlu menunjukkan bahwa kita hidup di dunia di mana kejujuran dan kebenaran sangat penting," ujar Meyer.
9. Bacakan cerita dengan pesan moral kejujuran
Kalau Bunda punya kebiasaan membacakan cerita pada anak sebelum tidur, selipkan kisah-kisah yang memiliki nilai moral kejujuran. Hal ini bisa membuat anak memahami pentingnya jujur dan sekaligus membangun moralnya.
Salah satu contoh dongeng dengan pesan moral kejujuran yakni Pinokio.
10. Ciptakan kedekatan emosional bersama anak
Menurut Paudpedia Kemendikbud Ristek, kebiasaan yang mengasah sifat jujur pada anak salah satunya diawali dengan kedekatan emosional yang kuat. Baik antara anak dengan orang tua, guru atau orang dewasa lainnya yang terlibat mengasuh anak.
Jika secara emosi anak sudah nyaman dan percaya, mereka akan merasa aman untuk berani berkata jujur. Sebab kadang anak tidak berani jujur karena takut dimarahi oleh orang tua.
Demikian ulasan tentang ragam kebiasaan yang mengasah sifat jujur pada anak. Semoga ulasan ini bermanfaat ya, Bunda.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.
(fir/fir)
