Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenapa Bayi Baru Lahir Sering BAB? Ternyata Begini Faktanya Bun

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Senin, 03 Jul 2023 04:00 WIB

Ilustrasi Bayi Baru Lahir Sering BAB
Ilustrasi Bayi Baru Lahir Sering BAB/Foto: iStock

Bayi baru lahir akan mengalami banyak perubahan dalam tubuh mereka. Salah satu hal yang paling sering menjadi perhatian Bunda dan Ayah adalah proses buang air besar atau BAB mereka.

Bayi baru lahir biasanya akan mengeluarkan mekonium sebagai buang air besar pertama mereka. Mekonium sendiri adalah tinja yang berwarna hijau kehitaman yang merupakan sisa makanan yang mereka konsumsi di dalam rahim.

Biasanya, proses ini terjadi dalam waktu yang singkat usai dilahirkan. Prosesnya terjadi dalam 24 hingga 48 jam, Bunda.

Pada hari-hari pertama setelah kelahiran, frekuensi buang air besar pada bayi baru lahir akan bervariasi. Beberapa mungkin akan buang air besar setiap kali mereka makan.

Alasan bayi baru lahir sering BAB

Melansir dari laman Parents, bayi baru lahir yang sering buang air besar, terutama setiap kali habis menyusu, adalah kasus yang normal. Hal ini menandakan jika bayi mendapatkan cukup makanan dalam tubuhnya.

Kondisi bayi yang sering BAB ini perlahan akan melambat, Bunda. Frekuensi kotoran bayi akan berubah seiring dengan pertumbuhan dan berkembangnya sistem pencernaan.

Pada bayi baru lahir, biasanya mereka akan buang air besar beberapa kali dalam sehari. Sementara itu, bayi yang berusia 4 bulan hanya buang air besar sekali dalam sehari atau seminggu.

Menurut sebuah penelitian yang dirangkum Medical News Today, studi di tahun 2012 menganalisis frekuensi tinja pada 600 bayi baru lahir di bawah usia 3 bulan. Pada minggu pertama kehidupannya, bayi yang disusui rata-rata buang air besar 3,65 kali per hari.

Pada usia tiga bulan, frekuensi rata-rata adalah 1,88 kali per hari. Sementara itu, bayi yang diberi susu formula lebih jarang buang air besar pada setiap tahap perkembangannya.

Baby Happy Popok Bayi Celana Size M

Kapan harus ke dokter?

Daripada berfokus pada frekuensi BAB bayi baru lahir, lebih baik Bunda perhatikan tanda-tanda mengkhawatirkan melalui kotorannya. Segera bawa Si Kecil ke dokter jika mereka memiliki tanda sebagai berikut:

  • Kotoran berwarna putih (tanda bayi tidak menghasilkan cukup empedu).
  • Kotoran bayi berwarna hitam (menandakan darah dicerna dari perut atau usus kecil).
  • Kotoran mengandung garis-garis merah (bisa berarti darah dari usus besar atau rektum).
  • Bayi berteriak kesakitan atau berdarah saat buang air besar.
  • Bunda melihat lendir di kotoran bayi yang bisa menjadi tanda infeksi atau intoleransi.
  • Tinja bayi berubah drastis (setelah dikenalkan makanan baru pada bayi di atas 6 bulan).
  • Kotoran anak masih sangat cair di usia 1 tahun.
  • Si Kecil mengalami diari dan gejala dehidrasi.

Selain BAB yang sering, bayi juga bisa mengalami BAB yang sedikit, Bunda. Lantas, apa penyebabnya? Simak selengkapnya pada laman berikutnya, ya.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.


SEMBELIT HINGGA KURANG AKTIF BERGERAK

Ilustrasi Bayi Baru Lahir Sering BAB

Ilustrasi Bayi Baru Lahir Sering BAB/Foto: iStock

Penyebab BAB bayi sedikit

Melansir dari berbagai sumber, ada beberapa hal yang penyebab BAB bayi sedikit nih, Bunda. Kalau penasaran, berikut ini deretannya:

1. Sembelit

American Academy of Pediatrics (AAP) mencatat bahwa bayi mungkin mengalami sembelit jika mereka buang air besar hanya satu kali atau bahkan lebih sedikit per hari, dengan feses yang keras.

Bayi dengan sembelit juga tampak tidak nyaman, sering menangis atau menunjukkan tanda-tanda mengejan yang lebih kuat dibandingkan biasanya.

Beberapa kondisi yang bisa memicu sembelit pada bayi misalnya masalah pencernaan, ketidakcocokkan pada makanan atau susu, hingga kondisi medis lainnya.

Banner Obesitas Ibu Hamil

2. Jarang diberikan air putih

Bayi MPASI sudah bisa diberikan air putih ya, Bunda. Sayangnya, para Bunda lebih sering memberikan ASI setelah usia 6 bulan dan malah melupakan air putih.

Perlu diketahui, ASI tidak bisa menggantikan asupan cairan yang dibutuhkan bayi. Kalau kurang air putih, BAB Si Kecil bisa menjadi keras.

"Bunda perlu membagi waktu anak makan, menyusu, dan minum air putih dengan baik. Misalnya, bayi usia 6 bulan minum ASI empat kali dalam sehari, atau bayi 7 bulan hanya diberikan tiga kali minum ASI sehari," ungkap dokter spesialis anak, dr. Mira Dewita, Sp.A, pada HaiBunda, beberapa waktu lalu.

3. Bayi kurang aktif bergerak

Lebih lanjut, dr. Mira mengatakan bayi yang jarang BAB juga bisa disebabkan karena mereka kurang aktif bergerak. Untuk itu, Bunda bisa mengajak mereka bermain atau melakukan aktivitas fisik agar pencernaannya kembali normal.

"Bayi yang jarang BAB bisa jadi disebabkan karena kurang aktif bergerak nih, Bunda. Untuk mencegah masalah pencernaan, coba ajak Si Kecil bermain atau melakukan aktivitas fisik agar pencernaannya sehat dan lancar," paparnya.

Bunda, intip lagi video BAB normal bayi 0-6 bulan berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda