Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ketahui Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi

Annisya Asri Diarta   |   HaiBunda

Minggu, 05 May 2024 19:30 WIB

Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan/ Foto: Getty Images/andresr
Daftar Isi

Penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease (CHD) adalah kondisi medis yang mempengaruhi struktur jantung yang muncul sejak bayi lahir. Hal ini melibatkan cacat pada dinding jantung, katup jantung, atau pembuluh darah di sekitar jantung.

Meski sebagian besar kelainan jantung bawaan tidak diketahui penyebab pastinya, faktor risiko termasuk faktor genetik, infeksi virus selama kehamilan, dan paparan terhadap zat beracun selama kehamilan. Penyakit jantung bawaan dapat bervariasi dari yang ringan hingga parah dan banyak yang memerlukan perawatan medis segera setelah bayi lahir.

Pengelolaan penyakit jantung bawaan meliputi pengobatan medis, pembedahan, atau prosedur kateterisasi jantung, tergantung pada tingkat keparahan kelainan jantung dan kondisi kesehatan bayi. Dukungan medis dan perawatan jangka panjang seringkali diperlukan untuk memantau dan mengelola kondisi jantung bawaan seiring pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Jenis penyakit jantung bawaan

Menilik Cleveland Clinic, terdapat dua jenis kelompok penyakit jantung bawaan. Berikut deretannya:

1. Penyakit jantung bawaan sianotik

Penyakit jantung bawaan sianotik adalah jenis penyakit jantung bawaan di mana ada efek mengurangi jumlah oksigen yang dapat disalurkan jantung ke seluruh tubuh. Bayi yang mengalami jenis penyakit jantung ini biasanya memiliki kadar oksigen yang rendah dan memerlukan pembedahan.

Hal ini menyebabkan bayi atau anak-anak yang terkena kondisi ini tampak biru atau kebiruan, terutama pada kulit, bibir, dan kuku mereka. Pada jenis ini juga memiliki beberapa penyakit sebagai berikut.

1. Lesi obstruktif jantung kiri

Lesi obstruktif jantung kiri adalah kategori kelainan jantung bawaan di mana terjadi hambatan pada aliran darah yang mengalir dari jantung ke seluruh tubuh melalui arteri utama, yaitu aorta. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk hipoplasia jantung kiri, di mana bagian kiri jantung terbentuk tidak cukup berkembang dengan baik sehingga ukurannya lebih kecil dari yang seharusnya.

2. Lesi obstruktif jantung kanan

Lesi obstruktif jantung kanan adalah kondisi di mana terjadi hambatan pada aliran darah dari jantung ke paru-paru melalui arteri utama, yaitu arteri pulmonalis. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk tetralogi Fallot yang merupakan kelompok empat anomali jantung yang meliputi lubang di septum jantung, penyempitan katup arteri pulmonalis, posisi aorta yang keluar dari kedua ventrikel, dan penebalan dinding ventrikel kanan.

3. Lesi campuran

Lesi campuran adalah kelompok kelainan jantung bawaan di mana terjadi campuran aliran darah antara sistemik dan paru-paru, yang mengganggu sirkulasi normal darah dalam tubuh. Salah satu contoh dari lesi campuran termasuk transposisi arteri besar, di mana dua arteri utama yang meninggalkan jantung berada pada posisi yang tidak benar.

Pada kondisi ini, arteri aorta dan arteri pulmonalis terbalik, sehingga darah yang kaya oksigen dari paru-paru dikembalikan ke paru-paru daripada disalurkan ke seluruh tubuh.

2. Penyakit jantung bawaan asianotik

Penyakit jantung bawaan asianotik merupakan kelainan jantung di mana proses pompa darah dari jantung ke seluruh tubuh tidak dapat berjalan secara normal. Pada jenis ini juga memiliki beberapa penyakit sebagai berikut.

1. Lubang di jantung

Gejala penyakit ini terjadi pada berbagai bagian dinding jantung, seperti pada septum atrium atau ventrikel, atau pada kanal atrioventrikular.

2. Gangguan pada aorta

Masalah dengan aorta, arteri utama yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh, dapat meliputi kondisi seperti koarktasio aorta atau kelainan pada katup aorta, seperti katup aorta bikuspid.

3. Gangguan pada arteri pulmonalis

Masalah pada stenosis arteri pulmonal terjadi ketika arteri pulmonalis menyempit, yang dapat mengganggu aliran darah menuju paru-paru untuk mendapatkan oksigen.

Penyebab penyakit jantung bawaan pada bayi

Penyakit jantung bawaan disebabkan oleh ketidaknormalan dalam perkembangan jantung janin di dalam rahim dapat dipicu oleh berbagai faktor. Meski belum sepenuhnya dipahami, beberapa penyebab yang mungkin terkait dengan kondisi ini termasuk kelainan kromosom atau genetik yang diwariskan dari orang tua atau terjadi secara acak.

Selain itu, paparan terhadap zat-zat berbahaya seperti alkohol, asap rokok, atau obat-obatan tertentu selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan jantung bawaan pada janin.

Beberapa obat yang digunakan untuk kondisi medis tertentu, seperti oba hipertensi, kolesterol tinggi, atau jerawat, juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko tersebut. Di sisi lain, kondisi kesehatan ibu selama kehamilan, seperti diabetes, fenilketonuria, atau infeksi virus seperti rubella, juga dapat berperan dalam pembentukan penyakit jantung bawaan pada janin.

Walaupun masih diperlukan penelitian lebih lanjut, para peneliti menganggap semua faktor ini memiliki potensi risiko yang memengaruhi perkembangan jantung janin.

Gejala dan ciri-ciri penyakit jantung bawaan pada bayi

Penyakit jantung bawaan menunjukkan berbagai gejala yang mungkin muncul di kemudian hari setelah bayi lahir atau dapat terjadi kemudian pada masa perkembangan. Gejala yang mungkin terjadi termasuk sianosis, yang ditandai dengan perubahan warna kulit, bibir, atau kuku menjadi kebiruan.

Bayi mungkin juga menunjukkan tanda-tanda seperti kantuk yang berlebihan, napas cepat atau kesulitan bernapas, serta kelelahan yang ekstrim. Ketika anak tumbuh lebih besar, mereka mungkin menunjukkan kelelahan atau kehabisan napas yang tidak proporsional saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik.

Bunyi desir jantung yang disebut murmur jantung juga dapat terdengar, yang mungkin mengindikasikan aliran darah yang tidak normal. Di sisi lain, tanda-tanda lain termasuk sirkulasi darah yang buruk, denyut nadi lemah, atau detak jantung yang berdebar kencang.

Penting untuk diingat bahwa gejala dan tanda-tanda ini dapat bervariasi tergantung pada usia, banyaknya masalah jantung yang ada, tingkat keparahan kondisi, dan jenis penyakit jantung bawaan yang dialami oleh bayi.

Cara mencegah penyakit jantung bawaan pada bayi

Tidak ada strategi yang terbukti secara pasti dapat mencegah penyakit jantung bawaan. Karena kebanyakan kasus CHD terjadi karena faktor genetik atau ketidaknormalan dalam perkembangan jantung janin yang tidak dapat dikontrol, pencegahan merupakan hal yang mungkin belum sepenuhnya bisa dilakukan.

Penelitian tentang faktor risiko genetik dan lingkungan terus dilakukan, tetapi upaya pencegahan biasanya lebih difokuskan pada deteksi dini dan penanganan yang tepat setelah bayi lahir dengan CHD. Hal ini termasuk pemeriksaan prenatal yang cermat dan pemantauan selama kehamilan, serta perawatan yang sesuai setelah kelahiran untuk mengelola gejala dan komplikasi yang mungkin timbul.

Bunda juga dapat melakukan upaya mengurangi risiko penyakit jantung bawaan pada bayi sejak masa kehamilan. Perlunya untuk menghindari rokok, mengonsumsi alkohol, dan penggunaan obat-obatan tertentu selama kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko cacat jantung bawaan pada bayi.

Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk menghindari faktor risiko ini untuk mengurangi kemungkinan terjadinya cacat jantung pada bayi. Selain itu, menjaga kesehatan umum selama kehamilan dengan memperhatikan pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan mendapatkan perawatan prenatal yang tepat juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung bawaan pada bayi.

Demikian ulasan tentang penyakit jantung bawaan pada bayi. Semoga bermanfaat untuk antisipasi kesehatan Si Kecil ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda