
parenting
Kisah Bunda WNI Tinggal di Jepang, Anak Berangkat Sekolah Sendiri Sejak Kelas 1 SD
HaiBunda
Rabu, 05 Jun 2024 18:00 WIB

Tidak sedikit orang tua yang memutuskan untuk menyekolahkan anak-anaknya di luar negeri, Bunda. Hal ini turut dilakukan oleh seorang Bunda asal Indonesia bernama Enge Alinasari, yang menyekolahkan anaknya di negara Jepang.
Bunda Enge memutuskan untuk pindah ke Jepang karena mengikuti sang suami yang mendapatkan beasiswa dari kantor untuk kuliah di Jepang. Karena itu, Bunda Enge mengambil cuti kerja dan membawa anak-anaknya untuk tinggal bersama.
"Saya memutuskan cuti kerja dan membawa anak-anak ke Jepang supaya anak-anak juga mendapat pengalaman tinggal di luar negeri apalagi Jepang terkenal dengan pendidikan karakter sejak dini. Saya rasa enggak ada salahnya mencoba pengalaman baru," ujar Bunda Enge ketika diwawancarai HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Gaya parenting orang tua di Jepang
Selama tinggal di Jepang, Bunda Enge juga selalu memerhatikan gaya parenting para orang tua dan sekolah, Bunda. Mereka pun selalu menekankan beberapa hal kepada anak-anaknya seperti menolong orang lain dan mengucapkan terima kasih.
"Mereka dididik sangat mudah dalam menolong orang lain. (Dididik juga) Berterima kasih ketika dibantu dan meminta maaf ketika berbuat salah," tutur Bunda Enge.
Tidak hanya itu, anak-anak di Jepang juga dilatih untuk menjunjung tinggi budaya menyapa yang tinggi. Anak pun tidak boleh memotong pembicaraan orang lain.
"Budaya menyapanya tinggi. Jika berbicara dikenakan untuk menatap mata lawan bicara dan tidak memotong pembicaraan," katanya.
Anak diajarkan mandiri sejak SD
SD negeri di Jepang umumnya membiasakan anak-anak untuk berangkat dan pulang sekolah sendiri dengan berjalan kaki, Bunda. Hal ini lantaran SD negeri menerapkan sistem zonasi.
"Di Jepang, kebijakan sekolah dimulai dari SD umumnya anak berangkat dan pulang sendiri dengan berjalan kaki karena sekolah negeri di Jepang menerapkan sistem zonasi, tentu berbeda jika memilih sekolah swasta," jelasnya.
Anak Bunda Enge sendiri pergi ke sekolah dengan menggunakan bus atau kereta lalu dilanjutkan dengan jalan kaki. Anak-anak umumnya tidak diperbolehkan sekolah dengan sepeda karena alasan keselamatan.
"Untuk sekolah anakku sendiri, jika jauh, menggunakan bus atau kereta lanjut jalan kaki. Tidak boleh memakai sepeda karena takut membahayakan yang lain," ujar Bunda Enge.
Meski begitu, Bunda Enge menyebut kebijakan sekolah ini harus didukung dengan infrastruktur dan sumber daya yang baik. Seperti apa penjelasan lengkapnya?
Simak selengkapnya pada laman berikut ini, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
GAYA PARENTING JEPANG DITERAPKAN DI INDONESIA
Bunda Enge Sekolahkan Anak di Jepang/Foto: Instagram: @nge.alina
Kebijakan sekolah di Jepang
Dalam kesempatan yang sama, Bunda Enge menyebut kebijakan sekolah di Jepang ini harus didukung dengan infrastruktur dan sistem pemerintahan yang memadai. Tidak hanya itu, sumber daya manusianya juga harus baik sehingga anak dapat terpantau dengan tepat.
"Kebijakan sekolah ini tentu saja harus bersinergi dengan infrastruktur dan sistem pemerintahan yang memadai agar dapat terealisasi dengan baik," papar Bunda berusia 32 tahun ini.
"Didukung dengan polisi yang banyak patroli dengan mobil dan sepeda. Para guru dan masyarakat yang lebih memantau anak kelas 1 SD (terlihat dari atribut warna topinya, warna pita di topinya dan atribut tambahan-tambahan di tasnya)," sambungnya.
Bisakah gaya parenting Jepang diterapkan di Indonesia?
Bunda Enge mengungkap gaya parenting orang tua di Jepang bisa saja diterapkan di Indonesia, Bunda. Meski begitu, tantangannya tentu sangat besar karena lingkungan dan pertemanan yang berbeda.
"Menurut saya bisa (diterapkan di Indonesia), namun memiliki tantangan yang lebih besar. Karena lingkungan dan teman pastilah sangat memengaruhi," ucap Bunda yang hobi travelling ini.
Lebih lanjut, Bunda Enge mengatakan ada beberapa hal yang diterapkan orang tua Jepang dan bisa dilakukan oleh orang tua di Indonesia. Misalnya saja dimulai dari membuang sampah pada tempatnya, budaya mengantre, hingga tidak mengganggu kenyamanan orang lain.
"Dari hal kecil seperti itu pasti akan memicu semangat baru untuk meningkatkan kualitas parenting kita," ujarnya.
Demikian kisah tentang Bunda Enge yang sekolahkan anaknya di Jepang. Semoga dapat menjadikan inspirasi ya, Bunda.
Saksikan juga video syarat masuk TK Negeri 2024/2025 berikut ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Jumlah Populasi Anak di Jepang Semakin Turun, Jadi yang Terendah Sejak Tahun 1950

Parenting
4 Gaya Parenting Jepang yang Membuatnya Dijuluki Negara dengan Anak Tersehat di Dunia

Parenting
Usia Minimal Masuk SD 6 Tahun, Ternyata Ini Alasannya Bun

Parenting
Kulik Randoseru, Tas Anak Sekolah di Jepang yang Harganya Capai Belasan Juta Rupiah

Parenting
5 Cara Sederhana Beri Contoh Baik pada Anak


7 Foto
Parenting
7 Potret Anak Artis Jago Olahraga Sejak Kecil, Salah Satunya Putra Sandra Dewi
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda