Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengapa Troli Belanja Bahaya untuk Diduduki Anak? Simak Fakta di Baliknya

Kinan   |   HaiBunda

Kamis, 31 Jul 2025 17:40 WIB

Ilustrasi keluarga muda
Ilustrasi troli belanja diduduki anak/Foto: Getty Images/ Edwin Tan
Daftar Isi
Jakarta -

Penggunaan troli belanja memang bisa membantu Bunda saat bepergian bersama Si Kecil. Namun, jika tidak diawasi, troli belanja juga bisa berbahaya dan berisiko bagi anak-anak, lho.

Cedera saat menggunakan troli belanja bisa saja terjadi dalam waktu singkat, bahkan dalam waktu sekejap. 

Oleh sebab itu, saat pergi berbelanja bersama anak dan perlu menggunakan troli belanja, penting untuk mengetahui risiko dan mengikuti tips keselamatan guna mencegah cedera.

Bahaya Tersembunyi Troli Belanja: 24 Ribu Anak Terluka Setiap Tahun

Menurut ulasan dalam NBC News, sebuah studi riset oleh Nationwide Children's Hospital mengonfirmasi bahwa tanpa pengawasan tepat penggunaan troli belanja bisa menyimpan bahaya tersembunyi. 

Dalam studi tersebut, diperkirakan ada 66 anak setiap harinya di Amerika Serikat yang terluka karena jatuh atau terpeleset dari troli. Artinya, ada satu anak yang cukup parah hingga harus dibawa ke ruang gawat darurat setiap 22 menit, atau lebih dari 24 ribu anak setiap tahun.

Menurut peneliti dari Nationwide’s Center for Injury Research and Policy, Dr. Gary Smith, jumlah kasus gegar otak tahunan yang berkaitan dengan troli belanja pada anak di bawah usia 5 tahun kian meningkat dari tahun ke tahun. 

"Ini adalah kondisi yang sangat berisiko menyebabkan cedera berat. Kelompok utama yang kami khawatirkan adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun," ungkap Smith, dalam penelitiannya yang telat dipublikasikan dalam jurnal Clinical Pediatrics.

Anak usia 0 hingga 4 tahun menyumbang hampir 85 persen dari total cedera. Lebih dari 70 persen cedera disebabkan karena anak jatuh dari troli, disusul oleh tertabrak troli atau troli yang terguling.

Kapan Anak Boleh Didudukkan di Troli Belanja?

Dikutip dari Baby Centre, penggunaan troli belanja sebaiknya dilakukan saat anak sudah bisa duduk dengan stabil. Meski disebutkan hal ini bisa dilakukan saat bayi berusia minimal 6 bulan, tetapi tetap sesuaikan dengan kondisi masing-masing anak.

Ketika Bunda merasa anak sudah cukup besar untuk duduk di troli, pasang sabuk pengamannya dengan aman. Jika tidak tersedia sabuk, sebaiknya jangan dudukkan anak di kursi troli. Selain itu, jangan izinkan anak untuk duduk atau berdiri di bagian utama keranjang troli.

Untuk membuat dudukan di troli belanja lebih bersih dan nyaman untuk anak, letakkan selimut di atas kursi sebelum digunakan. Bunda juga bisa menggunakan alas khusus untuk kursi troli yang memberikan bantalan ekstra bagi anak.

Jika Bunda memiliki car seat untuk bayi, hindari meletakkannya di dalam troli. Ini karena car seat bisa tergelincir.

Cara Aman Menggunakan Troli Belanja untuk Anak

Jika Bunda memilih untuk menempatkan anak di dalam troli saat berbelanja, perhatikan langkah aman berikut ini:

  • Pilih troli yang tampak kokoh dan tidak goyah.
  • Pastikan dudukan troli dalam kondisi utuh dan tidak rusak.
  • Selalu gunakan sabuk pengaman troli jika ada. Pastikan sabuk terpasang erat.
  • Hindari meletakkan car seat bayi di atas troli. Jika anak belum bisa duduk tegak sendiri di kursi troli, pertimbangkan alternatif lain.
  • Hanya tempatkan anak di kursi troli. Bagian luar, alas dan keranjang troli bukan tempat yang aman bagi anak.
  • Tetap berada bersama troli dan anak setiap saat.
  • Pastikan anak tetap duduk selama perjalanan.
  • Jauhkan anak dari roda troli yang bisa menjepit jari kecil mereka.

Pahami juga bahwa anak yang usianya lebih besar tetap memiliki risiko saat menggunakan troli. Salah satunya troli dapat terguling jika anak mendorongnya atau bergelantungan di atasnya.

Cara agar Belanja Aman dan Nyaman Bersama Anak

ilustrasi belanja buahilustrasi/Foto: Getty Images/rudi_suardi

Terkadang pergi berbelanja bersama balita memang tidak bisa dihindari. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar belanja bersama anak tetap aman dan nyaman, berikut ulasannya: 

1. Buat rencana dari rumah

Sebelum pergi pastikan untuk merencanakan terlebih dahulu tentang tempat tujuan dan durasi belanja. Apakah tempat ini akan menjadi lingkungan yang menyulitkan bagi anak?

Pahami faktor-faktor penyebab tantrum pada anak, antisipasi sebisa mungkin. Misalnya seperti mengantuk, kelelahan, dan lapar.

2. Berikan reward

Dikutip dari Parents, memberi reward atau hadiah saat berbelanja boleh saja, asalkan ekspektasinya jelas. Misalnya seperti:

"Kalau kamu tetap di dekat Bunda dan bicara dengan suara pelan selama di supermarket, kamu boleh memilih satu camilan saat selesai. Tapi kalau Bunda harus memperingatkan kamu lebih dari dua kali, kita tidak jadi membeli camilan."

Ingat, perbedaan antara hadiah dan suap itu penting: hadiah dijanjikan sebelumnya, sebelum munculnya perilaku negatif.

Sementara itu, suap diberikan setelah perilaku buruk terjadi dan memberi kesan bahwa berteriak/menangis bisa digunakan untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

3. Jangan memaksakan diri

Jika anak terlihat sudah lelah dan benar-benar bosan, sebaiknya pikirkan kembali untuk pergi berbelanja lebih lama. Kondisi ini rentan membuat Si Kecil menjadi tantrum, atau bahkan jadi menolak untuk duduk dengan tenang di kursi troli. 

Siapkan catatan dari rumah, sehingga waktu yang digunakan untuk berbelanja bisa lebih efisien. 

4. Ajak anak mengobrol

Meski terlihat sederhana, ini juga cukup efektif lho, Bunda. Situasi yang menantang bisa menjadi kesempatan untuk berbicara tentang hal-hal yang diminati anak. 

5. Berikan tugas kepada anak

Semakin anak merasa menjadi 'asisten' dan merasa memiliki tanggung jawab sendiri, umumnya semakin kecil kemungkinan mereka akan mengalami tantrum.

Berikan mereka tugas-tugas sederhana, misalnya seperti meminta anak mengambil barang dari rak, memasukkannya ke troli, atau membantu menaruh belanjaan ke tas. 

6. Berikan apresiasi pada diri sendiri dan anak

Jangan abaikan pentingnya memberi apresiasi atas hari yang berjalan lancar, baik pada diri sendiri maupun pada anak. 

Jika memang tidak berjalan sebaik yang diharapkan, gunakan momen ini untuk refleksi. Pikirkan apa yang bisa dilakukan secara berbeda lain kali, tanpa menyalahkan diri sendiri.

Biarkan anak tahu betapa hebatnya mereka, dan berikan pujian yang spesifik. Misalnya, "Bunda lihat kamu sangat tenang sewaktu antre, hebat sekali lho, Nak."

Bisa juga dengan kalimat seperti, "Terima kasih sudah menemani Bunda belanja hari ini. Kamu sangat sopan dan membantu sekali."

7. Pilih waktu yang tepat

Situasi yang ramai sering kali bisa lebih mudah membuat anak jadi tantrum. Oleh sebab itu, sebaiknya pilih waktu yang tepat dan sepi.

Misalnya di pagi hari saat supermarket baru buka, supaya aktivitas berbelanja juga terasa lebih nyaman.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda