
Bundapedia
Sindrom HELLP
Nanie Wardhani | Haibunda
Sindrom HELLP adalah gangguan kesehatan yang berpotensi mengancam nyawa seseorang yang biasanya berhubungan dengan preeklamsia. Pre-eklampsia itu sendiri adalah suatu kondisi yang terjadi pada 5-8 persen kehamilan, yang paling sering terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan. Preeklamsia juga dapat terjadi pada awal kehamilan atau, meskipun jarang, dapat juga terjadi juga pada pascapersalinan.
Apa itu sindrom HELLP?
Menurut Healthline, sindrom HELLP adalah gangguan pada hati dan darah yang jika tidak ditangani bisa berakibat fatal bagi penderitanya. Gejala sindrom HELLP sangat luas dan tidak begitu jelas, dan pada awalnya biasanya sulit untuk didiagnosis. Nama sindrom HELLP merupakan akronim dari tiga kelainan utama yang terlihat pada analisis laboratorium awal, yaitu:
- H: Hemolysis (hemolisis)
- EL: Elevated liver enzymes (peningkatan enzim hati)
- LP: Low platelet count (jumlah trombosit rendah)
H: Hemolysis
Hemolisis mengacu pada pemecahan sel darah merah. Pada orang yang memiliki hemolisis, sel darah merah mereka dipecah terlalu cepat. Pemecahan yang terlalu dini ini dapat mengakibatkan tingkat sel darah merah yang rendah dan menyebabkan anemia, di mana darah tidak membawa cukup oksigen ke seluruh tubuh manusia.
EL: elevated liver enzymes (peningkatan enzim hati)
Peningkatan kadar enzim hati menunjukkan bahwa hati Bunda tidak berfungsi dengan baik. Sel hati yang meradang atau terluka dapat membocorkan sejumlah besar bahan kimia tertentu, termasuk enzim, ke dalam darah Bunda.
LP: low platelet count (jumlah trombosit rendah)
Trombosit adalah komponen darah Bunda yang perannya membantu pembekuan darah. Ketika kadar trombosit rendah, Bunda mengalami potensi peningkatan risiko pendarahan yang berlebihan.
Sindrom HELLP adalah sebuah kelainan yang terbilang langka, sindrom ini memengaruhi kurang dari 1 persen dari semua kehamilan. Namun, ini adalah masalah kesehatan yang cukup besar dan dapat mengancam jiwa baik ibu maupun bayi belum lahir yang dikandungnya. Perawatan dan proses kelahiran bayi yang dipercepat biasanya menjadi solusi terbaik.
Sindrom HELLP biasanya berkembang pada trimester terakhir kehamilan, tetapi dapat terjadi lebih awal, atau bahkan saat pascapersalinan. Penyebab terjadinya sindrom HELLP sesungguhnya tidak diketahui. Beberapa ahli percaya bahwa sindrom HELLP merupakan sebuah bentuk parah dari preeklamsia, komplikasi kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Sekitar 10-20 persen wanita yang mengalami preeklamsia juga akan mengalami sindrom HELLP.
Ada juga faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko Bunda terkena sindrom HELLP, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes yang sudah ada dari sebelum hamil, usia ibu yang lanjut, mengandung anak kembar, dan memiliki riwayat preeklamsia sebelumnya.
Apa saja gejala sindrom HELLP?
![]() |
Gejala sindrom HELLP sangat mirip dengan gejala flu perut. Gejala-gejalanya mungkin tampak sebagai gejala kehamilan yang normal. Namun, Bunda harus segera menemui dokter jika Bunda mengalami gejala seperti flu selama kehamilan. Hanya dokter Bunda yang dapat memastikan bahwa gejala Bunda tidak menunjukkan masalah kesehatan yang serius.
Gejala sindrom HELLP dapat bervariasi dari tiap orang ke orang, tetapi gejalanya yang paling umum meliputi:
- Merasa umumnya tidak sehat atau lelah
- Sakit perut, terutama di perut bagian atas
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
Bunda mungkin juga mengalami:
- Bengkak, terutama di tangan atau wajah
- Kenaikan berat badan yang berlebihan dan tiba-tiba
- Penglihatan kabur, kehilangan penglihatan, atau perubahan penglihatan lainnya
- Sakit kepala
- Sakit bahu
- Nyeri saat bernapas dalam
- Dalam kasus yang jarang terjadi, Bunda mungkin juga mengalami kebingungan dan kejang. Tanda dan gejala ini biasanya menunjukkan sindrom HELLP lanjut dan harus segera dievaluasi oleh dokter Bunda.
Apa saja faktor risiko sindrom HELLP?
Walau penyebab sindrom HELLP tidak diketahui, tetapi ada faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko Bunda untuk mengembangkannya.
Preeklamsia adalah faktor risiko terbesar. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah tinggi, dan biasanya terjadi selama trimester terakhir kehamilan. Namun, preeklamsia juga mungkin muncul lebih awal pada kehamilan atau pascapersalinan. Tidak semua ibu hamil dengan preeklamsia akan mengalami sindrom HELLP.
Faktor risiko lain untuk sindrom HELLP meliputi:
- Berusia di atas 35 tahun
- Etnis campuran Afrika-Amerika
- Bertubuh gemuk
- Pernah hamil sebelumnya
- Menderita diabetes atau penyakit ginjal
- Memiliki tekanan darah tinggi
- Memiliki riwayat preeklamsia
Bunda juga berisiko lebih tinggi untuk sindrom HELLP jika Bunda memiliki kondisi tersebut selama kehamilan sebelumnya. Satu studi menunjukkan bahwa risiko kekambuhan gangguan hipertensi, termasuk preeklamsia dan sindrom HELLP, pada kehamilan berikutnya adalah sekitar 18 persen.
Bagaimana sindrom HELLP didiagnosis?
Dokter Bunda akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan berbagai tes jika dia mencurigai adanya sindrom HELLP. Selama pemeriksaan, dokter Bunda mungkin akan menanyakan nyeri perut, pembesaran hati, dan pembengkakan berlebih. Ini bisa menjadi tanda-tanda masalah hati. Dokter Bunda mungkin juga memeriksa tekanan darah Bunda.
Tes tertentu juga dapat membantu dokter Bunda membuat diagnosis. Dokter Bunda mungkin juga akan melakukan:
- Tes darah untuk mengevaluasi kadar trombosit, enzim hati, dan jumlah sel darah merah
- Tes urine untuk memeriksa protein abnormal
- MRI untuk menentukan apakah ada pendarahan di hati
Bagaimana cara mengobati sindrom HELLP?
![]() |
Setelah diagnosis sindrom HELLP dikonfirmasi, melahirkan bayi adalah cara terbaik untuk mencegah komplikasi, karena ini akan menghentikan perkembangan penyakit. Dalam banyak kasus, bayi akan terpaksa lahir prematur.
Namun, perawatan Bunda dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan gejala Bunda dan seberapa dekat Bunda dengan tanggal estimasi kelahiran Bunda. Jika gejala sindrom HELLP Bunda ringan atau jika bayi Bunda berusia kurang dari 34 minggu, dokter Bunda dapat merekomendasikan:
- transfusi darah untuk mengobati anemia dan kadar trombosit yang rendah
- magnesium sulfat untuk mencegah kejang
- obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah
- obat kortikosteroid untuk membantu paru-paru bayi Bunda matang jika diperlukan persalinan dini
Selama perawatan, dokter Bunda akan memantau kadar sel darah merah, trombosit, dan enzim hati Bunda. Kesehatan bayi Bunda juga akan diawasi dengan ketat. Dokter Bunda mungkin merekomendasikan tes prenatal tertentu yang mengevaluasi gerakan, detak jantung, tekanan, dan aliran darah bayi Bunda. Untuk menjalani ini semua, Bunda akan dirawat di rumah sakit untuk pemantauan yang ketat.
Bunda mungkin akan mendapat obat untuk membantu menginduksi persalinan jika kondisi Bunda mengharuskan Bunda melahirkan lebih awal. Dalam beberapa kasus, perlu dilakukan operasi caesar. Namun di sisi lain, hal ini juga dapat menyebabkan komplikasi jika Bunda memiliki masalah pembekuan darah terkait dengan kadar trombosit yang rendah.
Bagaimana masa depan wanita dengan sindrom HELLP?
Sebagian besar wanita dengan sindrom HELLP akan pulih sepenuhnya jika kondisinya ditangani lebih awal. Gejala juga membaik secara signifikan setelah bayi dilahirkan. Sebagian besar gejala dan efek samping akan hilang dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah melahirkan. Bunda harus terus menindaklanjuti dengan dokter setelah melahirkan untuk mengevaluasi resolusi penyakit.
Mungkin kekhawatiran terbesar adalah dampak sindrom HELLP pada bayi. Sebagian besar bayi dilahirkan lebih awal ketika ibu mengalami sindrom HELLP, sehingga seringkali ada risiko komplikasi yang lebih besar dari persalinan prematur. Bayi yang lahir sebelum 37 minggu perlu dipantau dengan cermat di rumah sakit sebelum mereka bisa pulang.
Kemungkinan komplikasi sindrom HELLP
Komplikasi yang terkait dengan sindrom HELLP meliputi:
- pecahnya hati
- gagal ginjal
- gagal nafas akut
- cairan di paru-paru (edema paru)
- pendarahan yang berlebihan saat melahirkan
- solusio plasenta, yang terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim sebelum bayi lahir
- Stroke
- kematian
Perawatan dini adalah kunci untuk mencegah komplikasi ini. Namun, beberapa komplikasi dapat terjadi bahkan dengan pengobatan. Gejala sindrom HELLP juga dapat memengaruhi Bunda dan bayi Bunda setelah melahirkan.
Mencegah sindrom HELLP
Sindrom HELLP tidak dapat dicegah pada sebagian besar wanita hamil, karena penyebab kondisinya tidak diketahui. Namun, orang dapat menurunkan risiko sindrom HELLP dengan mempertahankan gaya hidup sehat untuk mencegah kondisi yang sudah ada sebelumnya yang dapat meningkatkan risiko, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi. Ini termasuk berolahraga secara teratur dan makan makanan sehat jantung yang terdiri dari biji-bijian, sayuran, buah-buahan, dan protein tanpa lemak.
Jika Bunda memiliki faktor-faktor risiko ini atau lainnya, perawatan prenatal rutin yang teratur diperlukan agar dokter Bunda dapat segera mengevaluasi Bunda jika Bunda mulai mengembangkan preeklamsia atau HELLP. Beberapa dokter mungkin menyarankan untuk mengonsumsi aspirin dosis rendah selama kehamilan berikutnya untuk pencegahan, berdasarkan perawatan pribadi Bunda.
Penting juga untuk segera menghubungi dokter jika Bunda mengalami gejala sindrom HELLP. Deteksi dini dan pengobatan dapat membantu menurunkan risiko komplikasi.
Yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.