
Bundapedia
Konsepsi
Nanie Wardhani | Haibunda
Konsepsi adalah istilah yang tidak terbilang umum digunakan dalam obrolan sehari-hari ya, Bunda. Mungkin sesekali Bunda akan mendengarnya saat membahas mengenai kehamilan dengan dokter kandungan Bunda. Jadi, apa itu konsepsi?
Konsepsi adalah keberhasilan bergabungnya sel telur dan sperma. Proses ini bisa terjadi dalam hitungan jam hingga hari setelah melakukan hubungan seksual.
Saat berhubungan seks, seorang pria berejakulasi dan melepaskan air mani ke dalam vagina. Di dalam air mani terdapat sperma yang akan berjuang untuk keluar dari air mani dan masuk ke dalam lendir serviks wanita.
Beberapa sperma mungkin berhasil, tetapi banyak yang mati sebelum mencapai lendir serviks. Dari sini, sperma terkuat akan melakukan perjalanan ke saluran tuba dan menunggu pembuahan sel telur. Jika keduanya bertemu, maka pembuahan dapat terjadi.
Baca Juga : Reproduksi |
Meski sperma kini telah membuahi sel telur, namun masih ada beberapa langkah lagi yang perlu dilakukan sebelum kehamilan berhasil.
Konsepsi dan siklus menstruasi Bunda
Siklus menstruasi Bunda dihitung dari hari pertama keluarnya darah haid satu haid hingga hari pertama keluarnya darah haid haid berikutnya.
Secara umum, dokter menyebut siklus menstruasi selama 28 hari. Banyak wanita mengalami siklus yang lebih pendek atau lebih panjang. Ini dapat berdampak pada saat ovulasi terjadi, dan juga menentukan kapan Bunda hamil.
Hari pertama siklus haid Bunda dianggap sebagai hari pertama menstruasi Bunda. Di sekitar titik tengah siklus Bunda, ovarium melepaskan sel telur melalui proses yang disebut ovulasi. Bunda biasanya hanya akan melepaskan satu telur pada satu waktu selama ovulasi. Dalam siklus 28 hari, ovulasi terjadi sekitar hari ke-14, yaitu sekitar 14 hari sebelum dimulainya periode berikutnya.
Jika Bunda melepaskan sel telur selama ovulasi, sel telur akan bergerak ke tuba falopi menuju rahim. Telur dapat bertahan hidup selama sekitar 24 jam setelah ovulasi. Setelah itu, ia kehilangan kemampuan untuk dibuahi oleh sperma. Karena pembuahan terjadi di tuba falopi, sel telur yang tidak dibuahi akan hancur sebelum mencapai rahim.
Kapan konsepsi terjadi?
Menurut Very Well Family, pembuahan dapat terjadi segera setelah berhubungan seks atau beberapa hari kemudian setelahnya. Meski telur memiliki masa hidup yang pendek, namun air mani bisa hidup hingga lima hari di saluran reproduksi wanita. Ini berarti pembuahan dapat terjadi hanya dalam beberapa jam hingga lima hari setelah berhubungan seks.
Ada dua cara pembuahan dapat terjadi. Keduanya membutuhkan sel telur dan sperma untuk bertemu, tetapi yang satu bisa terjadi lebih cepat dari yang lain.
1. Bunda berhubungan seks selama periode 24 jam Bunda berovulasi
Jika Bunda berovulasi dan melepaskan sel telur, sel telur akan melakukan perjalanan ke saluran tuba di mana ia akan bertahan hingga 24 jam. Jika Bunda berhubungan seks selama waktu ini, dan pasangan Bunda mengalami ejakulasi, sperma dapat mencapai saluran tuba dan bertemu dengan sel telur. Jika sperma membuahi sel telur, pembuahan dapat terjadi.
2. Bunda berhubungan seks pada hari-hari menjelang atau tepat setelah ovulasi
Jika Bunda berhubungan seks, tetapi Bunda tidak sedang berovulasi, pembuahan masih dapat terjadi. Misalnya, jika Bunda berhubungan seks pada hari ke-13 dari siklus menstruasi Bunda, sel sperma akan berenang keluar dari air mani, naik melalui lubang serviks ke dalam rahim, dan akhirnya mendarat di tuba falopi.
Di sinilah sperma tinggal sampai bertemu dengan sel telur atau dia akan mati. Lalu Bunda berovulasi dan melepaskan sel telur pada hari ke 14. Sperma masih bisa hidup dan menunggu untuk bertemu dengan sel telur. Jika ini terjadi, maka pembuahan pun dapat terjadi.
Namun, masih ada satu langkah lagi yang perlu dilakukan sebelum Bunda dinyatakan hamil secara resmi. Setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi harus pindah ke rahim dan ditanamkan ke dalam lapisan atau dinding rahim. Ini disebut implantasi, dan biasanya terjadi 7 hingga 10 hari setelah pembuahan.
![]() |
Mengapa konsepsi penting?
Konsepsi adalah langkah penting dalam proses kehamilan. Jika seorang wanita tidak berovulasi, dia tidak bisa hamil secara alami. Demikian pula, jika sperma pria tidak cukup kuat untuk berenang ke saluran tuba, maka tidak akan tersedia untuk membuahi sel telur, dan pembuahan tidak dapat terjadi.
Yang juga perlu Bunda ingat, perawatan kesuburan sangat penting dan dapat meningkatkan peluang Bunda untuk bisa hamil.
Seiring bertambahnya usia seorang wanita, kemungkinan untuk hamil semakin berkurang. Hal ini karena jumlah sel telur akan terus berkurang seiring bertambahnya usia.
Saat lahir, ada sekitar satu hingga dua juta sel telur yang ada di ovarium. Ini adalah jumlah telur yang akan Bunda miliki selama hidup Bunda. Namun seiring waktu, kesuburan dapat menurun karena jumlah sel telur berkurang melalui atresia folikel (proses di mana beberapa sel telur, yang tidak dilepaskan selama ovulasi, pecah).
Faktanya, saat pubertas, jumlah sel telur menurun menjadi sekitar 300.000 hingga 500.000. Jumlah ini terus menurun setiap tahunnya. Dan pada usia 37 tahun, rata-rata wanita memiliki 25.000 sel telur.
Selain jumlah telur yang menurun, kualitas telur juga berubah. Seiring bertambahnya usia seorang wanita, sel telur yang tersisa lebih cenderung memiliki kromosom abnormal.
Ditambah lagi, usia juga meningkatkan risiko fibroid rahim dan endometriosis, yang bisa memengaruhi kesuburan. Semua faktor ini berdampak pada ovulasi, dan akibatnya, juga berdampak pada kemampuan untuk hamil.
Agar terjadi pembuahan, sperma pria juga harus sehat dan mampu membuahi sel telur. Meskipun beberapa sperma tersedia untuk melakukan perjalanan ke tuba falopi, namun hanya satu yang dibutuhkan untuk pembuahan.
Menurut ulasan tahun 2011 yang diterbitkan dalam jurnal Review of Urology, kesuburan yang berhubungan dengan pria adalah masalah usia karena konsentrasi, motilitas, dan volume sperma semuanya menurun seiring bertambahnya usia pria.
Pembuahan membutuhkan sel telur untuk dibuahi oleh sperma. Ini mungkin tidak terdengar seperti proses yang rumit, tetapi memang demikian.
Kesuburan wanita dan pria berdampak pada kemampuan untuk hamil. Bahkan jika Bunda atau pasangan tidak memiliki masalah terkait kesuburan, tidak ada jaminan bahwa pembuahan akan terjadi setelah berhubungan seks. Ini adalah proses yang membutuhkan waktu dan kesabaran.
Untuk meningkatkan kemungkinan hamil, ada baiknya untuk melacak siklus menstruasi untuk mengetahui kapan Bunda berovulasi. Setelah mengidentifikasi jendela ovulasi, usahakan untuk berhubungan seks di dekat waktu ovulasi.
Jika Bunda berhubungan seks selama masa subur dan tidak hamil setelah enam hingga 12 bulan mencoba, bicarakan dengan dokter. Ada beberapa pilihan untuk meningkatkan kesuburan. Dan ingat, Bunda tidak sendirian.
Hubungi teman atau anggota keluarga terpercaya. Bicaralah dengan spesialis kesuburan, atau bergabunglah dengan grup pendukung kesuburan online. Ada banyak orang yang mau mendengarkan dan membantu membimbing melalui perjalanan ini.