
cerita-bunda
Hanya Karena Aku Anak Penjaga Toko, Adik Mertua Fitnah Aku Matre ke Suami
HaiBunda
Rabu, 07 Apr 2021 17:10 WIB

Sebenarnya aku ngga mau ingat-ingat lagi kelakuan si Tante yang satu itu. Soalnya sekarang aku lagi hamil anak kedua. Suami juga, Alhamdulillah, baru punya pekerjaan yang gajinya lumayan untuk kami.
Paling terasa berkah buat saya 'tuh mertua yang semakin sayang sama saya. Ngga sekalipun keluar kalimat hinaan atau merendahkan ke saya.
Ini saya anggap berkah karena dulunya saya ngga yakin dia suka sama saya. Saya inget kok bagaimana ibu mertua dibisikin sama adiknya dengan bibir menyon-menyon saat pertama kali ketemu saya.
Mertua sesekali melirik saya. Sedangkan si tante melirik saya kemudian berbisik lagi, begitu terus. Kalau bukan karena ingat saya sayang sama calon suami saat itu, ingin rasanya nangis. Nangis karena malu eh apa karena merasa direndahkan ya?
Saya sadar secara ekonomi keluarga kami bagai bumi dengan langit. Saya hanya penjaga toko di wilayah wisata, Bapak saya juga cuma lulusan SMP.
Sedangkan keluarga suami adalah keluarga berkecukupan. Bapak dan Ibu mertua juga lulusan kampus negeri. Suami juga kuliah di salah satu kampus bergengsi di Jakarta.
Jangan tanya lagi mantan-mantan pacar suami saya. Mirip-mirip model hijab di Instagram. Cantik-cantik banget.
Pertemuan saya dengan suami pun kayak di sinetron. Dia lagi training di dekat toko tempat Ayah dan saya bekerja, dan ya sudah. Hanya dalam tempo perkenalan singkat dia ngajak nikah.
Tapi kan ya ngga segampang itu ya, Bun meyakinkan keluarganya. Simak bagaimana Si Tante memandang saya jijik di pertemuan itu pada HALAMAN SELANJUTNYA.
Dia Bilang Aku Matre
Ilustrasi wanita bergosip/Foto: Istock
Saat diperkenalkan ya deg-degan banget. Rasa itu terganti jadi rasa malu dengan tatapan mata si Tante. Dan, kayaknya ya calon mertua saat itu sempat termakan. Salah satunya gosip kalau aku sebenarnya cewek matre.Â
Ibu mertua saat itu ngga banyak senyum, tapi juga ngga jutek. Datar saja begitu. Nanya keluarga saya, nanya pendidikan, dan pekerjaan saya.
Pulang ke rumah, saya nangis sejadi-jadinya di pangkuan Ibu dan disaksikan Bapak. Mereka berdua bilang saya harus sabar dan ikhlas jika memang bukan jodoh.
Saya pun ikhlas dan mungkin sedikit terhina karena rasanya ada harga diri yang terinjak di sana. Saya akhirnya memutuskan hubungan itu. Tapi eh si suami ini, aduh melting deh, dia jelasin baik-baik kalau tetap mau menikahi saya.
Singkat cerita dan mempersingkat drama, ahaha, mertua pun akhirnya ikhlas menerima saya. Kami menikah meski dengan tatapan sinis dari Si Tante yang sepertinya juga berhasil meyakinkan beberapa anggota keluarga bahwa saya matre.Â
Meski mau menikah, saya sebenarnya ada ketakutan bakal dizolimi. Apalagi kami diminta tinggal di rumah mertua. Namun ketakutan saya itu ternyata hanya khayalan belaka.
Mertua, terutama Ibu, sayang banget sama aku. Ngga pernah Beliau meremehkan saya dan, entah saya GR atau bukan, sepertinya Beliau lega ada saya di rumah sebagai pendamping putranya.
Apalagi ketika anak pertama kami lahir. Waduh, suami tergeser jadi kayak anak tiri. Ahahaha..
Sedangkan Si Tante ngga saya pedulikan lagi. Toh dia juga jarang kok main ke rumah dan tahu kondisi sebenarnya saya dan mertua. Biarkan saja. Biar nyinyiran dia jadi berkah saya….
(Cerita Bunda NI, lokasi ada pada Redaksi)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Cerita Bunda
Bersyukur Suami Menerima Kekurangkanku, Si Gadis Miskin yang Putus Sekolah

Cerita Bunda
Help, Suami Lebih Menyukai Nonton Video Pria daripada Menyentuh Saya

Cerita Bunda
Please Suami, Kurangi Berat Badanmu Karena Hanya Bikin Aku iL-Feel

Cerita Bunda
Ibuku Enggak Berhenti Nyindir Saat Suami Pinjam Uang untuk Usaha

Cerita Bunda
Suami Enggak Tegas, Sepupunya Sampai Berkali-Kali Mencuri di Rumah Kami

Cerita Bunda
Suami Kasar dan Pengangguran, Seenaknya Perlakukanku Kayak Pembantu
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda