HaiBunda

CERITA BUNDA

Saya Positif Covid Setelah Tertular Anak, Jahatnya Warga Malah Mengusir Kami

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 23 Jun 2021 17:10 WIB
Ilusrasi covid pada anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/ake1150sb
Jakarta -

Saya dan suami sebenarnya berada dalam pekerjaan yang termasuk rentan terkena Covid-19. Mengingat kami berdua bekerja di rumah sakit, saya pun bekerja sebagai perawat di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Namun tak disangka yang terkena Covid-19 malah anak kami yang berusia satu tahun 11 bulan. Si Kecil ini memang biasa kami titipkan di rumah mertua, kebetulan di sana masih lengkap Atok (Kakek)-Nenek, dan tante.

Tepat di 31 Mei 2021, suami mendapat telepon dari si Tante yang tak lain adalah adik ipar saya. Tante itu bilang jika dirinya positif Covid-19. Atok kemudian juga demam dan Beliau mau isolasi mandiri (isoman) di lantai dua rumahnya.


Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Mertua perempuan dan anakku tes swab dan hasilnya positif! Aduh, Bun rasanya ngga karu-karuan saat itu. Rasanya kami sudah menjaga sebaik mungkin, tapi tetap kecolongan dan yang terkena malah anakku.

Saya dan suami yang juga dites PCR dan swab malah dinyatakan negatif. Anakku mulai demam dan terlihat lemas. Dan, di tanggal 2 Juni 2021, anakku dirujuk ke rumah sakit karena ternyata hasil ronsen menunjukkan paru-parunya mulai terlihat kurang baik karena virus Corona.

Saya, meski negatif Covid-19, mau tidak mau harus menjaga Si Kecil di rumah sakit. Untungnya kami mendapat kamar yang hanya berdua saja. Namun, memang selama menjaganya, saya tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD).

Sebenarnya saya ngga mau rawat inap, Bun. Tapi warga sekitar secara tidak langsung malah menyudutkan kami. Mereka tidak mau ada warga yang isoman di rumah, tapi harus dibawa ke RS atau tempat karantina.

Mertua saya; Atok-Nenek, dan Tante sudah dibawa ke tempat karantina. Proses penjemputannya lengkap banget, Bun. Ada TNI/Polri, Pak RT dan Pak RW, serta perwakilan warga. Saya pun sempat didatangi demikian sebelum menemani anak opname di tanggal 2 Juni itu.

Malam itu, Pak RT dan Pak RW mendatangi karena biodata kami sudah tercatat sebagai peserta PCR di lokasi layanan kesehatan setempat. Saya pikir sudah jelas semua kami paparkan saat mereka datang malam itu. Namun ternyata, nyesek Bun saat mereka bicara esok harinya. Isi perbincangan itu simak di HALAMAN SELANJUTNYA..



(ziz/ziz)
Kami Diusir Secara Halus

Kami Diusir Secara Halus

Halaman Selanjutnya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Acha Septriasa Jalani Kehidupan sebagai Single Parent, Intip 5 Potretnya Bareng Sang Anak

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Klarifikasi Suami Selebgram Kairissta atas Penyebab Meninggalnya Sang Istri Usai Menyelam

Mom's Life Amira Salsabila

5 Potret Acara Tedak Siten Anak Kedua Angga Maliq & D'Essentials, Pilih Barang Ini

Parenting Nadhifa Fitrina

Bukan Hanya Indonesia, Ini 22 Negara yang Rayakan Kemerdekaan di Bulan Agustus

Mom's Life ZAHARA ARRAHMA

Kelahiran Bayi Tabung Meningkat Drastis, Total Capai 17 Juta Anak

Kehamilan Amrikh Palupi

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Klarifikasi Suami Selebgram Kairissta atas Penyebab Meninggalnya Sang Istri Usai Menyelam

Bukan Hanya Indonesia, Ini 22 Negara yang Rayakan Kemerdekaan di Bulan Agustus

5 Potret Acara Tedak Siten Anak Kedua Angga Maliq & D'Essentials, Pilih Barang Ini

Kelahiran Bayi Tabung Meningkat Drastis, Total Capai 17 Juta Anak

30 Contoh Soal Porogapit Kelas 4 dan Kunci Jawabannya Lengkap

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK