Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

haibunda-squad

Kiat Membesarkan Anak Berkebutuhan Khusus, Tak Perlu Minder Bun

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Rabu, 10 Mar 2021 17:31 WIB

A small boy with down syndrome is getting love from his caring parents.
Ilustrasi orang tua anak berkebutuhan khusus/ Foto: Getty Images/recep-bg

Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus terkadang merasa tak percaya diri. Padahal, kita perlu tetap optimistis mendampingi tumbuh kembang mereka, seperti anak-anak lainnya.

Dijelaskan psikolog Dra. Festa Yumpi Rahmanawati, M.Si., Psikolog, anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan neurodevelopmental disorder, yakni gangguan perkembangan saraf pada masa kanak-kanak. Kondisi ini mengakibatkan gangguan perkembangan kognitif, emosi, dan motorik.

"Sehingga, anak mengalami masalah penyesuaian dalam interaksi sosial, komunikasi, perilaku, minat, dan kegiatan," Festa menjelaskan, dalam jurnal Menjadi Orang Tua Optimis untuk Anak Berkebutuhan Khusus.

Ia menambahkan, anak berkebutuhan khusus juga memiliki keterbatasan fungsional atau hambatan fungsi adaptif. Perlu Bunda tahu, kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak dalam kandungan karena faktor genetik.

Banner Bunda Tajir

Dalam pengasuhan anak berkebutuhan khusus, tak jarang orang tua yang menemui banyak hambatan, bahkan hingga mengalami stres. Festa menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan para orang tua anak berkebutuhan khusus mengalami hal tersebut, antara lain:

- Pertumbuhan dan perkembangan anak tak sesuai usia.

- Biaya terapi mahal.

- Mom shaming dan kesulitan mengatasi stigma (pandangan negatif).

- Pengasuhan 24 jam karena karakteristik disabilitas anak, perhatian khusus karena kelainan kondisi fisik.

- Kesulitan menghadapi emosi dan perilaku anak.

- Persaingan saudara (sibling rivalry).

Sebagai orang tua, Bunda dan Ayah sebaiknya memahami apa yang dibutuhkan anak dengan kondisi spesial ini. Festa mengatakan, anak berkebutuhan khusus perlu rasa aman dan nyaman, stimulasi perkembangan dan belajar, serta penerimaan dan penghargaan.

Inilah alasan kenapa orang tua perlu menjaga rasa optimisme selama membesarkan anak berkebutuhan khusus. Menurut penjelasan Festa, kemampuan dan kepercayaan diri orang tua dalam pengasuhan akan memengaruhi perkembangan perilaku, emosi, dan perkembangan anak.

"Pentingnya optimisme orang tua menghadapi anak berkebutuhan khusus karena merupakan parents belief, yang dapat mengatasi masalah pengasuhan atau child management problem," tuturnya.

Perlu Bunda ingat juga, rasa optimis orang tua sangat penting untuk mengembangkan potensi anak berkebutuhan khusus, serta menghargai setiap tahap perkembangan yang mereka capai. Lalu, bagaimana supaya optimisme itu selalu terjaga?

Festa menyarankan agar orang tua fokus pada perasaan positif, selalu menumbuhkan rasa berharga, parental expectations, dan proaktif dalam pengasuhan anak berkebutuhan khusus.

Penjelasan selengkapnya, baca di halaman berikut ya, Bunda.

Simak juga reaksi Joanna Alexandra saat tahu putri bungsunya mengidap penyakit langka, dalam video Intimate Interview di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]


KIAT MEMBESARKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Little boy and Mother Happy Together. Boy Gift Mother Flowers. Love with Mother and Son. Care Boy with Mom. Romantic Day Happiness and Mother Happy that Gift Flowers. Happy Holiday 8 Marth.

Ilustrasi orang tua anak berkebutuhan khusus/ Foto: Getty Images/iStockphoto/dragana991

Selama membesarkan anak berkebutuhan khusus, psikolog Dra. Festa Yumpi Rahmanawati, M.Si., Psikolog, menyarankan orang tua fokus pada perasaan positif, selalu menumbuhkan rasa berharga, parental expectations (harapan), dan proaktif. Berikut penjelasannya:

1. Fokus pada perasaan positif

Sebelum fokus pada perasaan positif, Bunda dan Ayah kenali lebih dahulu perasaan negatif, yakni:

- Apa nama perasaan saya saat ini?
- Apa yang tidak saya suka tentang perasaan ini?
- Berapa lama saya mengizinkan ada pada diri saya?
- Apakah saya ada keinginan mengubah perasaan ini jadi positif?
- Kapan saya siap mengikhlaskan melepaskan perasaan negatif ini?

Kemudian fokus pada perasaan positif, dengan cara:

- Apa nama perasaan positif yang saya inginkan?
- Apa yang terjadi jika perasaan tersebut jadi nyata?
- Apakah saya sudah memusatkan perhatian pada keyakinan positif?

2. Menumbuhkan rasa berharga

Rasa berharga ditandai dengan sikap menghormati diri, menilai diri sebagai pribadi yang berguna, menerima apa adanya, serta menunjukkan kehangatan dan kasih sayang pada anak. Ini bisa dipelajari dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sosial, Bunda.

"Caranya dengan meningkatkan pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus, menggunakan nilai-nilai sebagai meaning dalam merespons situasi yang bisa menurunkan rasa berharga, bersyukur atas kesuksesan kecil, serta menggunakan nilai religius" tutur Festa.

3. Parental expectations

Parental expectation adalah kemampuan orang tua dalam mengukur kapasitas anak dan ketersedian pendukung, demi mencapai level perkembangan anak berkebutuhan khusus. Orang tua jadi lebih optimistis jika punya kemampuan mengelola ekspektasi dalam pengasuhan.

Ekspektasi ini bisa dipengaruhi keinginan, asumsi, harapan, sehingga orang tua harus cakap dalam memilih tujuan yang realistis, sesuai dengan kondisi anak dan ketersediaan pendukung. Untuk meningkatkan kemampuan parental expectation, Bunda dan Ayah disarankan melakukan hal berikut:

- Pengetahuan yang memadai tentang anak berkebutuhan khusus
- Berempati terhadap anak
- Kesediaan untuk memberi pemaafan diri
- Menumbuhkan welas asih pada diri sendiri sebagai orangtua

4. Proaktif dalam pengasuhan

Proaktif dalam pengasuhan diartikan sebagai inisiatif orang tua dalam menggerakkan social support networks, yakni suami istri, keluarga besar, teman-teman, dan dukungan perawatan anak.

"Orang tua proaktif lebih mudal mengakses dukungan yang dibutuhkan, misalnya berpartisipasi dalam pendidikan anak, akses kesehatan, informasi pengasuhan, dan juga menciptakan lingkungan yang rendah konflik," tutur Festa.

Kalau ingin lebih jelas lagi tentang menjaga optimisme dalam membesarkan anak berkebutuhan khusus, Bunda bisa konsultasi langsung dengan Dra. Festa Yumpi Rahmanawati, M.Si., Psikolog. Caranya tinggal klik di SINI.


(muf/muf)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda