Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

haibunda-squad

5 Hal Sepele yang Sering Jadi Penyebab Berat Badan Berlebih Pasca Melahirkan

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 21 Sep 2021 17:10 WIB

Ilustrasi ibu menyusui
ilustrasi wanita dengan anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes

Setelah melahirkan, fokus Bunda mungkin sudah berbeda. Menyusui menjadi prioritas Bunda saat itu. Berat badan juga memang bukan fokus utama.

Namun, tak jarang banyak yang mengeluh soal berat badan yang susah turun setelah masa menyusui itu sudah berlangsung lama atau bahkan sudah lewat. Ada pula yang mengeluh berat badan tak kunjung balik ke normal seperti sebelum hamil.

Bunda, juga mengeluhkan hal yang sama? Menurut dr.Diana F Suganda, M.Kes, Sp.GK, dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya, ada banyak faktor yang membuat Bunda kesulitan untuk menurunkan berat badan pasca melahirkan.

Rupanya, faktor itu juga sudah memengaruhi jauh sebelum kita melahirkan, Bunda, yaitu pada saat kehamilan. Nah, lima hal sepele ini sering menjadi penyebab berat badan berlebih pasca melahirkan dan enggak kunjung turun.

1. Tidak perhatikan kenaikan BB saat hamil

Sebelum hamil, menurut dr. Diana, wanita Indonesia umumnya memerlukan 1.500 kalori per hari. Begitu hamil, kebutuhan kalori meningkat seiring dengan usia kehamilan. Nah, kenaikan berat badan saat hamil menjadi penting karena ini berkaitan kelebihan berat badan pasca melahirkan, Bunda.

Kenapa? Kalori yang diasup saat hamil perlu menyesuaikan indeks massa tubuh (IMT). Kalau normal, Bunda bisa naik terus sampai kehamilan 10-12 kg. Kalau overweight dan obesitas, Bunda perlu rem sedikit asupan kalori agar nantinya tidak berdampak saat kehamilan hingga pasca persalinan.

"Kalau bunda yang kurang atau malnourished, itu naiknya bisa banyak 14-16 kg. Bunda dikasih nutrisi yang tepat dahulu, baru nanti kita membantu untuk pertumbuhan janin," tutur dr.Diana di Live Instagram HaiBunda Dampak Berat Badan Berlebih Pasca Melahirkan, Selasa (21/9/2021).

"Kalau sudah jaga seperti itu dari kehamilan, jadi enggak akan ada nih berat badan berlebih pasca melahirkan. Ya kan? Jadi PR-nya enggak terlalu banyak."

Kenaikan berat badan saat hamil yang meningkat bisa memiliki beberapa risiko juga, Bunda, seperti diabetes gestasional, kencing manis saat hamil dan tekanan diri yang memungkinkan ibu hamil mengalami preeklampsia.

Simak juga jenis olahraga tepat bagi Bunda yang obesitas:

[Gambas:Video Haibunda]



ASAL DIET, KURANG ASUPAN PROTEIN

Ilustrasi wanita makan burger berantakan.

ilustrasi wanita makan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/nicoletaionescu

2. Asal diet tanpa konsultasi dokter

Juga jangan asal kurangi makan, Bunda. Saat berat badan berlebih saat hamil, Bunda harus konsultasi ke dokter, karena bisa pengaruhi berat badan janin. Jika konsultasi dengan benar, yang diharapkan adalah berat Bunda turun, janin tetap naik normal sesuai dengan usianya di kandungan.

Ini juga berlaku pada saat Bunda menyusui. Jangan sampai asal diet, asal cut karbohidrat, protein, dan lainnya yang justru mengurangi produksi ASI Bunda. Kalau produksi ASI menurun, malah membuat masalah baru lagi.

3. Kurangnya asupan protein

Menurut dr. Diana, penting konsumsi gizi seimbang saat pasca melahirkan, terutama menyusui. Perhatikan makronutrien, karbohidrat, protein, dan lemak, Bunda.

Karbohidrat bisa Bunda dapatkan dari makanan pokok seperti nasi, roti, oatmeal. Lalu, protein justru yang paling penting selama hamil dan menyusui, protein bisa dari hewani dan nabati.

Bunda bisa mengonsumsi ayam, daging, ikan, telur. Lalu, untuk nabati, Bunda bisa konsumsi tahu, tempe, kacang-kacangan.

"Jangan hanya buah sayur saja. Jadi kalau ada yang tanya kok ASI seret sih? Wajar karena newborn makanya asupan harus ditambah. Sudah benar belum? Pagi sarapan sudah ada protein belum? Makan dua sampai tiga telur enggak apa-apa. Selingannya apa? Anda bisa tambah susu, makan siang makan nasi," katanya.

"Kalau saya ke pasien menyarankan dua hewani, satu nabati. Sayurnya ada lagi. Proteinnya masuk, camilan sore jangan biskuit, chips, apalagi gorengan. Cemilan sore jam 3 jam 4, nyemilnya apa? Protein, bubur kacang hijau, atau minum susu, susu soya, kacang-kacangan, cemilin tahu atau telur lagi. Asupan protein itu penting."

Selain itu, pastikan konsumsi air putih Bunda sudah cukup. Produksi ASI sekitar 600-1.000 ml per hari, jadi minimal Bunda minum 3 liter per hari, itu yang membuat produksi ASI cukup.

'MAKAN UNTUK BERDUA', KURANG OLAHRAGA

Fit Female Stretching At Home On Exercise Mat And Taking Selfie On Smartphone

ilustrasi wanita/ Foto: iStock

4. 'Makan untuk berdua' saat menyusui

Memang, kebutuhan kalori saat Bunda menyusui itu lebih banyak dibanding ketika hamil Kenaikannya bisa 600 sampai 700 kalori per hari. Tapi, bukan berarti Bunda berpikir Bunda harus makan untuk dua orang.

"Jangan mindset-nya, saat menyusui aku makan untuk dua orang. Ketika menyusui naiknya lebih lagi dibanding saat hamil," kata dr.Diana.

Yang ada, berat badan bukan turun malah naik saat lahiran. "(Normalnya) Biasanya 3 bulan setelah pertama, turunnya lebih banyak, 3 bulan setelahnya turunnya perlahan."

"Naik 12 kg, harusnya setahun tuh sudah habis, bahkan ada yang 6 bulan balik lagi ke modal, ke BB sebelum hamil."

5. Kurang olahraga

Bergerak usai melahirkan itu penting juga lho, Bunda. Namun, kembali lagi ke kondisi masing-masing, Bunda ya.

"Kalau mau olahraga amat sangat saya rekomen, tapi kembali lagi kepada kondisi masing-masing orang. Cara melahirkannya pun akan membuat beda," kata dr.Diana.

"Untuk Bunda yang melahirkan secara normal, itu sebenarnya 2-3 minggu sudah bisa jalan santai, olahraga ringan saja. Sama dorong di stroller, bisa."

Untuk Bunda yang secara sectio caesaria atau sc, itu kan pasti memerlukan proses healing. dr.Diana menyarankan, Bunda yang melahirkan secara SC pun bisa early mobilization. Kenapa? Karena justru mempercepat penyembuhan luka.

"Kita lebih cepat bergerak. Jadi abis lahiran, 7 hari 7 malam tiduran aja, enggak. Kondisinya stabil, tekanan darah oke, tidak ada perdarahan oke, dengan early mobilization, Bunda dengan SC pun bisa lebih cepat, mungkin setelah sebulan (bisa olahraga)" katanya.


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda