Jakarta -
Kisah mengharukan dialami pasangan suami istri lanjut usia asal Andhra Pradesh, India Selatan. Mangayamma Yaramati, perempuan berusia 73 tahun melahirkan
bayi kembar didampingi sang suami, Sitarama Rajarao (82).
Dikutip dari
CNN, Mangayamma melahirkan bayi kembar perempuan melalui operasi caesar, Kamis (5/9/2019). Sebelumnya, dia dan suami menjalani In Vitro Fertilization (IVF) atau program bayi tabung.
"Operasi berjalan baik. Ibu dan kedua bayinya sehat tanpa ada komplikasi," jelas dokter yang menangani persalinan Mangayama, Dr. Sanakkayala Uma Shankar, yang juga direktur Ahayla IVF.
Diketahui, Mangayamma dan Raja Rao menikah sejak 1962 silam. Mereka tak pernah berhasil mencapai pembuahan secara alami, hingga akhirnya pada 2018, berkonsultasi dengan Shankar untuk menjalani IVF.
Melansir dari
The Guardian, Mangayamma sebenarnya sudah menopause sejak 25 tahun lalu. Dengan donor sel telur dan dibuahi sperma sang suami lewat program
bayi tabung, Mangayamma lalu dinyatakan hamil pada Januari 2019.
Dokter mengatakan, mereka sangat beruntung karena Mangayamma berhasil mengandung setelah putaran pertama program. Rajarao pun tak mampu menyembunyikan kebahagiaan usai kelahiran buah hati pertama mereka.
"Kami luar biasa bahagia," ungkap Rajarao.
Ditemani suami, Mangayamma usai melahirkan bayi kembar di usia 73/ Foto: Guardian |
Ya, meski sudah berusia lanjut, Mangayamma dan Rajarao tentu sangat senang atas kelahiran anak pertama. Apalagi, bayi mereka kembar perempuan. Mangayamma pun disebut-sebut sebagai perempuan yang melahirkan anak pertama di usia tertua.
Terkait keberhasilan Mangayamma dan suami menjalani program bayi tabung, banyak faktor yang memengaruhi. Mengutip
Mayo Clinic, Centers for Disease Control and Prevention serta Society for Assisted Reproductive Technology memaparkan informasi tentang angka kelahiran hidup.
Dijelaskan, saat memilih klinik IVF, perlu diingat bahwa tingkat keberhasilan program tergantung pada banyak faktor. Antara lain usia pasien, masalah medis, serta bagaimana perawatan yang diberikan klinik.
Ada baiknya, Ayah dan Bunda meminta informasi lengkap tentang biaya yang terkait setiap tahapan
prosedur IVF. Sebelum memulai program, pasien lebih dulu menjalani skrining, termasuk:
1. Pengujian cadangan ovarium. Tes ini dilakukan untuk menentukan jumlah dan kualitas sel telur Bunda.
2. Analisis semen. Jika tidak dilakukan saat evaluasi kesuburan, dokter akan melakukan analisis semen sesaat sebelum memulai program IVF.
3. Skrining penyakit menular. Ayah dan Bunda yang menjalani program bayi tabung akan diskrining untuk mendeteksi penyakit menular, termasuk HIV.
4. Latihan pemindahan embrio. Dokter mungkin akan melakukan transfer embrio tiruan untuk menentukan kedalaman rongga rahim Bunda, serta teknik paling tepat untuk keberhasilan transfer embrio.
5. Pemeriksaan rahim. Sebelum memulai IVF, dokter akan memeriksa lapisan dalam rahim Bunda. Proses ini mungkin melibatkan sonohisterografi, dimana cairan disuntikkan melalui serviks ke dalam rahim. Dilakukan ultrasonografi (USG) juga untuk membuat gambar rongga rahim.
Simak juga, Bun, video tentang menguak mitos keberhasilan
bayi tabung:
(muf/muf)