Jakarta -
Tak sedikit perempuan yang menunda
kehamilan dengan berbagai alasan seperti belum siap mental, atau karena usia yang sangat muda. Tapi tahukah Bunda, 20 tahun justru usia ideal untuk hamil.
Monika Bogumil, ibu hamil asal Amerika Serikat mengaku sempat menunda kehamilan lantaran usianya masih sangat muda. Perempuan 23 tahun ini beralasan masih berstatus mahasiswi studi keperawatan.
Setelah dua tahun menikah, Bogumil dan suami akhirnya memutuskan untuk program kehamilan. "Ibu saya melahirkan saya di usia 20 tahun, dan saya sangat merasakan betapa dekatnya hubungan kami," ucap Bogumil, dilansir
Parents.
Ia menambahkan, sang ibu begitu memahami pertumbuhannya dan dia ingin memiliki hubungan yang sama dengan calon buah hatinya. Bersyukur, dia pun tak butuh waktu lama untuk hamil.
"Sejauh ini, kehamilan saya sehat, meskipun saya merasa tubuh ini lebih lamban dari yang saya kira," akunya.
Secara medis, dikatakan Peter Bernstein, M.D., obgyn di Montefiore Medical Center, New York, "Secara fisik, usia 20 adalah waktu ideal untuk hamil."
Ilustrasi ibu hamil/ Foto: iStock |
Dijelaskan juga, tubuh perempuan di usia 20 memang siap untuk menopang bayi. Kehamilan di usia ini juga rendah risiko komplikasi seperti diabetes gestasional, hipertensi kronis, dan preeklampsia. Risiko memiliki bayi dengan Down syndrome juga rendah, Bun.
Ketika melahirkan di awal usia 20-an, merawat dan menjaga bayi tentu tidak membebani sang ibu. "Saya melihat ibu di usia 20 lebih berenergi dibanding usia 30 dan 40," ungkap Diane Ross Glazer, Ph.D., psikoterapis di Woodland Hills, California.
Sementara mengutip
Baby Center, para ahli mengatakan, rata-rata kesuburan wanita memuncak di awal usia 20-an. Jadi, dari sudut pandang biologis, ini merupakan periode terbaik untuk hamil.
Faktanya, setiap wanita dilahirkan dengan semua telur yang dimiliki sekitar 300 hingga 500 ribu. Tapi, ovarium melepaskan hanya sekitar 300 selama tahun-tahun reproduksi. Dan seiring bertambahnya usia, indung telur menua dan kualitas telur menurun secara bertahap.
Itu sebabnya, sel telur wanita yang lebih muda lebih kecil kemungkinan memiliki kelainan genetik, yang menyebabkan Down syndrome dan cacat lahir lain, dibanding wanita yang lebih tua. Risiko mengalami keguguran juga jauh lebih rendah, Bun, sekira 10 persen wanita usia 20-an, 12 persen wanita usia awal 30-an, dan 18 persen wanita usia pertengahan hingga akhir 30-an.
Risiko
keguguran pun melonjak menjadi sekitar 34 persen dialami wanita di awal 40-an, bahkan hingga 53 persen di usia 45.
Selain faktor usia, apakah antibiotik juga bisa memicu keguguran? Simak penjelasan dokter dalam video berikut:
(muf/som)