HaiBunda

KEHAMILAN

Baby Blues Bukan Depresi Postpartum, Ini Bedanya

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Senin, 07 Oct 2019 16:46 WIB
Baby Blues Bukan Depresi Postpartum, Ini Bedanya /Foto: Ilustrasi ibu depresi (thinkstock)
Jakarta - Baby blues dan depresi postpartum atau depresi setelah melahirkan sekilas seperti mirip, Bunda. Namun rupanya, dua kondisi ini sangat berbeda. Simak penjelasan pakar ini ya.

Menurut praktisi neurosains terapan, Anne Gracia, baby blues adalah sesuatu kondisi yang umum dihadapi ibu baru. Yang terjadi biasanya suasana hati tidak menentu, bahkan sampai merasa stres dan sedih. Jika dibiarkan berlarut-larut akan berdampak pada buah hati.

"Kalau baby blues ini terjadi terus, bayi bisa menjadi sasaran intonasi bicara ibu yang tinggi, bayi diurus sama ibunya dengan rasa letih, sehingga ibu terkesan menyesalkan keberadaan si anak. Anak juga lama-lama bisa merasakan bahwa kehadirannya tidak diinginkan," tutur Anna, dilansir detikcom.


Perasaan ini sering dimulai ketika bayi baru berusia 2 atau 3 hari. Tetapi, kita cenderung merasa lebih baik setelah seminggu atau dua minggu setelahnya.

Berbeda dengan baby blues, depresi postpartum biasanya berlangsung lebih panjang. Ditandai dengan kondisi mental yang lebih parah dan ibu bisa mengalami mania, delusi, halusinasi, dan paranoia.

Foto: thinkstock


Dijelaskan Susan Hatters Friedman, MD, seorang psikiater di Case Western Reserve University di Cleveland, depresi postpartum adalah kondisi yang jauh lebih jarang tetapi sangat serius, yang ditandai dengan depresi berat, pikiran psikotik, dan halusinasi. Ibu dengan depresi postpartum kadang-kadang mempertimbangkan untuk menyakiti bayinya.

"Kondisi ini hampir selalu membutuhkan pengobatan dan sering dirawat di rumah sakit," tuturnya, dilansir American Psychology.

Selain itu, dikutip dari Web MD, berikut perbedaan antara baby blues dan depresi postpartum yang bisa Bunda kenali.

Baby blues

1. Suasana hati kita berubah dengan cepat dari senang ke sedih. Satu menit, kita bangga dengan pekerjaan yang kita lakukan sebagai ibu baru. Selanjutnya, kita bisa menangis karena merasa tidak sanggup melakukan tugas itu.

2. Merasa tidak ingin makan atau merawat diri sendiri karena kelelahan.

3. Jadi mudah tersinggung, kewalahan, dan cemas.

Depresi postpartum

1. Merasa putus asa, sedih, tidak berharga, atau sendirian sepanjang waktu, dan sering menangis.

2. Kita tidak merasa seperti melakukan pekerjaan yang baik sebagai ibu baru.

3. Kita tidak terikat dengan bayi kita.

4. Tidak bisa makan, tidur, atau merawat bayi karena keputusasaan yang luar biasa.

5. Mengalami kecemasan dan serangan panik.

Simak pula cerita Poppy Sovia soal kehamilannya ini, Bunda.

[Gambas:Video 20detik]



(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Momen Khumaira Main Bareng Kakak Ukkasya dan Anak Shireen Sungkar, Intip Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Berapa Idealnya Investasi Emas? Ini Kata Pakar Keuangan

Mom's Life Amira Salsabila

5 Mitos dan Fakta Tentang Kesuburan Jelang Masa Perimenopause

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

5 Resep Soft Cookies Empuk dan Meleleh di Mulut, Mudah Cuma 10 Menit

Mom's Life Amira Salsabila

5 Potret Gender Reveal Kehamilan Pertama Cindy Yuvia Eks JKT48, Bakal Dikarunai Baby Girl!

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

4 Pertanyaan Psikolog untuk Mengukur Kekuatan Cinta Pasangan di Atas Rata-rata

Momen Khumaira Main Bareng Kakak Ukkasya dan Anak Shireen Sungkar, Intip Potretnya

Berapa Idealnya Investasi Emas? Ini Kata Pakar Keuangan

5 Mitos dan Fakta Tentang Kesuburan Jelang Masa Perimenopause

Deretan Artis Korea Kembar yang Curi Perhatian, Ada yang Sulit Dibedakan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK