Jakarta -
Kontraksi, awal dari proses persalinan di mana Bunda akan segera bertemu dengan sang buah hati. Perasaan yang Bunda alami akan campur aduk antara takut, gelisah, tapi di saat bersamaan juga gembira.
Kontraksi diketahui akan berjalan dalam tiga tahapan fase. Meski menyakitkan, mari sini Bubun bantu menjalaninya dengan tenang dan tabah. Tanamkan pada pikiran Bunda bahwa inilah momen indah akan bertemu dia yang Bunda rindukan.
3 Fase pada Saat Kontraksi
1. Fase persiapan Dikutip dari buku
Dahsyatnya Hamil Sehat dan Normal karya dr.Fredrico Patria, SpOG, fase persiapan ini yang paling lama prosesnya. Bisa berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.
"Fase ini ditandai dengan terjadinya pembukaan pada mulut rahim hingga mencapai 3 cm, dan terjadinya penipisan leher rahim," tulis Fredrico.
Kontraksi ini akan berlangsung selama 30 - 50 detik dengan jarak 5 - 20 menit. Semakin bertambahnya pembukaan leher rahim, kontraksi akan semakin sering.
Dalam fase ini, Bunda akan mengalami gejala sebagai berikut;
- Sakit punggung
- Kejang pada perut seperti saat menstruasi
- Gangguan pencernaan
- Perasaan hangat di perut
- Keluarnya lendir bercampur bercak darah dari vagina. Ini terjadi karena sumbatan lendir yang selama ini melindungi rahim, akan terlepas
- Kemungkinan ketuban pecah
Saat Bunda ada di fase ini, disarankan agar tenang dan membuat diri senyaman mungkin. Mulai juga hitung waktu dan
durasi kontraksi, tidak menunda keinginan buang air kecil, dan menghubungi dokter atau bidan saat kontraksi makin sering.
 ilustrasi kontraksi/ Foto: iStock |
2. Fase aktifFase aktif ini prosesnya lebih singkat dari fase sebelumnya. Pada tahapan ini Bunda akan merasakan kontraksi yang semakin lama (durasi 40 - 60 detik), kuat, dan sering yakni setiap tiga hingga empat menit sekali.
Pembukaan pada mulut rahim mencapai tujuh cm dan Bunda akan merasakan sakit. Selain itu Bunda akan mengalami gejala seperti berikut:
- Punggung semakin terasa sakit
- Rasa tidak enak pada kaki
- Merasa kelelahan
- Keluarnya lendir bercampur darah semakin bertambah
- Pecahnya ketuban
- Bunda akan mulai merasa gelisah dan tidak berkonsentrasi. Tapi di saat bersamaan juga bahagia karena persalinan akhirnya terjadi.
Dalam fase yang mulai melelahkan dan menyakitkan ini, Bunda disarankan untuk melatih pernapasan, minum air putih agar mulut dan bibir tidak kering, usahakan untuk beristirahat di sela-sela kontraksi, dan jangan menahan buang air kecil.
 ilustrasi kontraksi/ Foto: Thinkstock |
3. Fase TransisiIni mungkin adalah tahap yang paling melelahkan dan berat. Pada tahap ini, kontraksi akan meningkat menjadi sangat kuat, setiap dua hingga tiga menit sekali, selama 60 - 90 detik.
Bunda akan mengalami rasa sakit yang hebat dan tidak akan ada waktu istirahat di antara kontraksi. "Pembukaan mulut rahim mencapai 10 cm, umumnya tahap ini berlangsung 15 menit hingga sejam," jelas Fredrico.
Gejala yang mungkin Bunda alami dalam tahap ini antara lain;
- Ada tekanan kuat di bahgian bawah punggung dan perineum (daerah antara vagina dengan anus)
- Tekanan pada anus membuat Bunda ingin mengejan atau menggeram
- Rasa panas dan berkeringat, lalu kemudian muncul rasa dingin dan gemetar
- Lendir dan darah yang keluar bertambah banyak karena pembuluh kapiler yang pecah
- Kejang
- Mengantuk karena oksigen dari otak pindah ke daerah persalinan
- Mual dan muntah
- Tenaga habis
Saat menjalani fase ini, Bunda disarankan untuk menjalaninya dengan berpikir positif, usahakan usir rasa khawatir, lakukan pernapasan teratur untuk mengatasi dorongan mengejan, tapi mohon jangan mengejan sebelum waktunya ya Bun. Terakhir, Bunda bisa coba mengatur napas di sela-sela kontraksi.
Saat semua sudah Bunda jalani, maka bersiaplah menyambut siÂ
buah hati. Selamat ya, Bunda resmi jadi Bunda!
Bunda yang ingin mendapat dukungan moral, mungkin bisa mengintip lebih dulu cerita persalinan Bunda selebriti seperti Chikita Meidy di video ini.
[Gambas:Video Haibunda]
(ziz/rdn)