Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Penyebab Hamil dengan Preeklamsia Bahayakan Ibu dan Janin

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 27 Jan 2020 10:50 WIB

Ibu hamil yang mengalami preeklamsia disarankan untuk memeriksakan kandungan secara rutin. Sebab, bisa sebabkan berat badan lahir rendah hingga kematian janin.
Bahaya hamil dengan preeklampsia/ Foto: iStock
Jakarta -

Preeklamsia sering dikaitkan dengan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Namun, tak semua Bunda yang mengalami tekanan darah tinggi selama hamil juga terkena preeklamsia.

Walaupun faktor tersebut tidak selalu mengindikasikan preeklamsia, tetapi sinyal tersebut dapat menjadi pertanda gangguan lainnya, Bun. Hal itu memengaruhi setidaknya 5-8 persen kehamilan.


Preeklamsia merupakan kondisi yang hanya pada ibu hamil. Beberapa gejala yang muncul seperti tekanan darah tinggi, dan protein dalam urine setelah minggu ke-20 kehamilan.

Beberapa ibu yang berisiko mengalami preeklamsia biasanya memiliki keluarga dengan riwayat sama. Misalnya, ibu yang memiliki saudara perempuan dan ibunya memiliki riwayat preeklamsia, berpotensi mengalami juga.

Selain itu, ibu yang berusia kurang dari 20 tahun dan lebih tua dari 40 tahun, ibu yang memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal sebelum kehamilan, serta ibu yang memiliki obesitas atau BMI 30 atau lebih besar juga berkemungkinan mengalami preeklamsia.

Perlu Bunda tahu, kondisi preeklamsia biasanya berkembang setelah usia 20 minggu kehamilan. Ini merupakan penyebab utama persalinan prematur dan berat badan lahir bayi rendah.

"Preeklamsia dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan komplikasi parah bagi ibu dan bayi," kata Dr Maureen Phipps dari U.S. Preventive Services Task Force, seperti dikutip dari laman Webmd.

Penyebab Hamil dengan Preeklampsia Bahayakan Ibu dan JaninBahaya hamil dengan preeklamsia/ Foto: iStock



Ibu hamil yang memiliki riwayat preeklamsia disarankan rutin memeriksakan kandungannya. Salah satunya yang perlu dilakukan yakni dengan melakukan pemeriksaan darah rutin.

Apalagi, komplikasi kehamilan ini dapat membahayakan ibu dan bayinya, menghambat pertumbuhan janin di rahim, mengakibatkan berat lahir rendah, dan persalinan dini atau kematian, serta dapat menyebabkan plasenta terlepas dari rahim.

"Jika ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi selama pemeriksaan kehamilannya, maka perlu dilakukan tes dan evaluasi lebih lanjut," tambahnya.

Melansir American Pregnancy, kehamilan dengan preeklamsia tidak boleh diremehkan, Bun. Sebab, jika tidak ditangani dengan cepat dan benar, dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu seperti gagal ginjal dan masalah kardiovaskular di masa depan. Serta, yang terburuk akan mengancam keselamatan nyawa ibu dan bayi.

Untuk itu, agar kondisi preeklamsia tetap terpantau dan tidak memburuk, ibu hamil juga perlu melakukan beberapa upaya yang bisa dilakukan di rumah. Misalnya saja beristirahat dengan cukup, meningkatkan pemeriksaan kehamilan, mengonsumsi lebih sedikit garam, minum setidaknya delapan gelas air sehari, dan mengubah diet sehari-hari dengan memasukkan lebih banyak protein.


Jika Bunda memiliki kasus kehamilan preeklamsia yang parah, dokter mungkin akan mencoba melakukan perawatan intensif dengan obat tekanan darah sampai kondisi benar-benar aman untuk melahirkan. Selain itu, Bunda pun akan disarankan istirahat intensif di tempat tidur, melakukan perubahan diet sehat, dan mengonsumsi suplemen khusus.

Semoga membantu, Bun!

Bunda, simak juga penjelasan di bawah ini mengenai kaki bengkak apakah salah satu gejala preeklamsia pada ibu hamil:

[Gambas:Video Haibunda]

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda